Saga, sang CEO dengan aura sedingin es, tersembunyi di balik tembok kekuasaan dan ketidakpedulian. Wajahnya yang tegas dihiasi brewok lebat, sementara rambut panjangnya mencerminkan jiwa yang liar dan tak terkekang.
Di sisi lain, Nirmala, seorang yatim piatu yang berjuang dengan membuka toko bunga di tengah hiruk pikuk kota, memancarkan kehangatan dan kelembutan.
Namun, bukan pencarian cinta yang mempertemukan mereka, melainkan takdir yang penuh misteri.
Akankah takdir merajut jalinan asmara di antara dua dunia yang berbeda ini? Mampukah cinta bersemi dan menetap, atau hanya sekadar singgah dalam perjalanan hidup mereka?
Ikuti kisah mereka yang penuh liku dan kejutan di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceriwis07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beauty and The Beast 25
Nirmala sudah masuk ke dalam mobil Saga, tetapi ia langsung memukul keningnya pelan ia seperti melupakan sesuatu.
Saga yang melihatnya langsung memegang lengan Nirmala, "Ada apa? Lupa sesuatu?" Nirmala mengangguk.
"Aku ambil sebentar, ya," pamit Nirmala sambil membuka pintu mobil.
"Aku temani," tawar Saga.
Nirmala menggeleng, "Tidak perlu, hanya sebentar saja," ucapnya seraya bergegas pergi.
Di dalam gedung hotel yang dekorasinya hampir rampung, perusahaan tempatnya bekerja akan mengadakan pesta ulang tahun.
Semua ditangani langsung oleh Nirmala, dibantu sekretaris Raditya. Awalnya, Raditya tidak mengizinkan, tetapi Nirmala memohon dengan sangat.
Dengan berat hati, Raditya pun mengizinkan, tetapi dengan syarat harus ditemani sekretarisnya, Rama.
Rama bukanlah sekretaris yang selalu mengikuti Raditya, melainkan sekretaris yang ditunjuk jika ada yang memerlukan bantuan.
Meskipun hampir rampung, masih ada beberapa kaleng cat yang belum dibereskan dan diletakkan di meja tinggi di pinggir dekat tembok agar tidak mengenai orang lain.
Entah mengapa, saat Nirmala mendapatkan map biru yang tertinggal, ia tak sengaja menyenggol pinggir meja tersebut.
Alhasil, semua kaleng cat yang masih berisi setengah tumpah, byur....
Nirmala memejamkan mata, tetapi tidak merasakan cairan cat membasahi tubuhnya. Ia pun membuka mata dan terbelalak. Ternyata, sebuah tangan melindunginya dari guyuran cat, yang justru mengenai kepala pria itu.
"Kamu?" desis Nirmala, heran melihat Rafael yang sudah berlumuran cat biru di sekujur tubuhnya.
"Nirmala," panggil Saga yang rupanya menyusul. Saga langsung menarik tangan Nirmala dan memeluknya erat.
Rafael tersenyum sinis. "Di sini aku yang jadi korban, tapi kenapa dia yang kamu peluk?"
"Aku masih waras dan tidak belok," Saga terdiam sejenak, "Untung catnya biru. Kalau hijau, kamu persis Hulk, dan akan kupulangkan ke tempat asalmu," ucap Saga.
Rafael hanya tersenyum menanggapi ucapan Saga, lalu berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Saga. Nirmala menggeleng pelan.
Saga langsung menggandeng tangan Nirmala hingga sampai di mobil, barulah ia melepaskan tangannya. Saga merasa tidak nyaman membiarkan Nirmala sendirian, maka dari itu ia bergegas menyusul Nirmala ke dalam gedung hotel.
Rafael langsung masuk ke mobilnya dan meninggalkan hotel, tepat saat mobil Saga melaju.
Ia mengabaikan cat yang mengenai jok mobilnya, ingin bergerak cepat agar hatinya lebih tenang.
Rafael menghubungi Jo, sekretarisnya, melalui earphone. "Ya, Tuan," jawab Jo setelah telepon tersambung.
"Susul aku ke rumah sakit sekarang," ucap Rafael, lalu memutus sambungan tanpa menunggu jawaban Jo.
Jo tiba lebih dulu di rumah sakit. Tak lama, mobil Rafael datang. Rafael membuka pintu mobil setengah dan melambaikan tangan pada Jo.
Dengan cepat, Jo mendekat dan terkejut melihat keadaan Rafael. Jika boleh, Jo ingin menertawakan bosnya saat itu juga.
"Periksa ini," ucap Rafael, menyerahkan dua benda pada Jo, lalu kembali menutup pintu mobil dan meninggalkan Jo di rumah sakit.
Jo terbengong sesaat, lalu menggelengkan kepala. "Untung dia bosku," ucap Jo sambil memasuki rumah sakit.
****
Pesta ulang tahun pun digelar, dan semua susunan acara yang dirancang Nirmala berjalan sempurna.
Tata letak kursi pun disesuaikan dengan posisi masing-masing tamu.
Tak terkecuali para artis yang akan memeriahkan pesta ulang tahun perusahaan. Maxim dan Angela sudah hadir dan menempati kursi di barisan depan.
Pelayan menyuguhkan minuman pada Nirmala dan Saga. Karena merasa gerah, Nirmala langsung menenggak jus buah yang diambilnya dari pelayan.
Saga merasakan ponselnya bergetar. Ia meraih benda pipih itu dan menempelkannya ke telinga. "Aku keluar sebentar," ucap Saga, yang langsung diangguki Nirmala.
Di tengah jalan, Saga dicegat oleh Melani, seorang penyanyi yang diundang untuk memeriahkan acara. Melani bergelayut manja pada Saga.
Nirmala yang melihat itu hanya diam. Ia ingin menguji kesungguhan hati Saga, yang pernah berjanji hanya ada dirinya di hati Saga.
Nyatanya, Saga tidak menolak wanita itu, malah membawanya keluar dari gedung hotel. Nirmala tersenyum sinis, lagi-lagi merasakan sakit yang sama.
"Bodoh," ucap Nirmala dalam hatinya, tanpa tahu bahwa Saga sudah menghempaskan tangan Melani dengan kuat, tetapi Melani justru memilih membuntuti Saga.
Nirmala bangkit dari duduknya. Raditya melihat adiknya hendak pergi saat acara akan dimulai. Ia menggeser duduknya mendekati Nirmala.
"Mau ke mana?" tanya Raditya.
"Ke toilet sebentar," jawab Nirmala.
"Mau aku temani?" lanjut Raditya. Nirmala menggeleng. Tapi, bukan Raditya namanya jika kepo dengan urusan adik perempuannya, termasuk dengan Alexa KW ini.
Diam-diam, ia mengikuti Nirmala. Bukannya ke toilet, Nirmala justru memasuki ruang belakang yang menuju kolam renang hotel.
Nirmala mengenakan dress berwarna nude yang serasi dengan kulit kuning langsatnya, dengan lengan panjang yang menutupi lengannya.
Ia kesulitan berjalan dengan heels-nya hingga membuat kakinya tersangkut dress panjangnya sendiri dan nyaris terjebur ke kolam renang.
Raditya yang melihat itu panik. Ia ingin segera berlari, tetapi mungkin akan terlambat. Namun, ia tetap ingin menolong adiknya.
Saat sebuah tangan kekar menangkap tubuh Nirmala, Raditya mengurungkan niatnya dan memilih memantau keduanya dari kejauhan.
Tangan kekar yang menangkap tubuh Nirmala langsung menariknya ke dalam pelukan. Tangan yang lain meraih anak rambut yang menutupi telinga wanita itu.
Ia memeluk erat Nirmala, melampiaskan rasa rindu yang kian membuncah. Orang yang selama ini ia cari berada dalam pelukannya.
Nirmala merasakan pelukan yang berbeda, pelukan yang sama seperti saat Ace dan Raditya memeluknya.
Siapa pria ini? bisiknya dalam hati. Nirmala mendongak dan kembali terkejut mendapati pria yang menolongnya dari tumpahan cat beberapa hari lalu, kembali menolongnya.
Perlahan, Nirmala melepaskan pelukannya. Pria itu masih terus mendongak sambil memejamkan mata, seolah menikmati sensasi tertentu.
Nirmala menatap wajah pria itu, menangkap potret kesedihan di matanya saat menatap wajah Nirmala.
Rafael tersenyum lembut pada Nirmala. "Hai, beberapa hari lalu kita bertemu tanpa tahu nama masing-masing. Yuk, kita ulangi dengan memperkenalkan diri," ucap Rafael sambil mengulurkan tangannya.
Tanpa ragu, Nirmala meraih tangan itu. "Nirmala," ucapnya. Rafael mengangguk sambil membawa tangan itu mendekati bibirnya dan mengecup punggung tangan Nirmala.
"Saya Rafael, Rafael Enzio Jovanka," ucapnya sambil menekan kata "Jovanka".
Mata Nirmala terbelalak. Ia enggan menyebutkan nama terakhirnya, tetapi pria ini dengan lantang dan bangga menyebutkan nama terakhirnya.
Nama yang sama dengannya, Jovanka. Siapa dia? gumam Nirmala.
Ada yang tahu? Yuk ketik di kolom komentar, pasti sudah ada yang bisa menebak siapa itu.
Rafael Enzio Jovanka
Hai... Terima kasih sudah menunggu Nirmala dan Saga update lagi.
Maaf dengan sangat mungkin kedepannya akan lebih jarang update lagi, aku sedang tidak baik-baik saja.
Mohon doanya❤️ Semoga kita semua sehat selalu.