tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA BELAS
"Rav, lo punya masalah sama Alex" tanya Kevin.
"Alex? " bingung Ravin, " rasanya gue gak pernah punya masalah sama dia, lo kan tau dia nyeremin" lanjut nya. Menurutnya buat apa dia cari masalah sama Alex, mereka bahkan hampir tidak pernah berinteraksi.
"Mungkin cewek yang ngejar lo ada yang Alex sukai? "
"Ye..... makin ngawur lo, lagian gue gak sesenggang itu buat urusin cewek yang ngejar gue" protes Ravin. " Lagian nih ya, Alex kan gak pernah dekat sama cewek, trus nih ya cewek-cewek di sekolah itu semua nya suka sama dia dan jadiin dia kandidat pacar pertama, kalau gak bisa di dapatin baru mereka cari kandidat yang lain"cerocos nya lagi. Kevin tau tentang itu, siapa yang tidak suka sama sahabat nya itu?
" Alex? nama nya sama kayak kak Al, tapi kak Al gak nyeremin" batin Gladis sambil terus mengunyah dan mendengar pembicaraan kedua kakaknya.
*******
Hari sudah beranjak siang, Gladis sendiri di rumah sedangkan kedua kakaknya sudah pergi, katanya mau nongkrong sama temen-temen mereka. Mami dan papi? Mereka juga udah pergi untuk bertemu dengan rekan bisnis.
Gladis duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponsel barunya yang di belikan oleh papi semalam, disitu cuma ada nomor papi mami dan kedua kakaknya. Ini pertama kalinya dia mendapat ponsel bagus bahkan sangat mewah dari merek terkenal dan keluaran terbaru. Dulu jangan kan ponsel bagus, ponsel murah saja tidak ada. Dia hanya di kasih ponsel yang sudah rusak dengan layar yang sudah pecah, ponsel itu bahkan sudah banyak virusnya.
Gladis selalu sedih mengingat ketidakberuntungan nya dulu. Jika memikirkan keluarga Fandra, dia jadi bingung kenapa dulu dia tidak bertemu dengan keluarga Zarca? Gladis akhir nya mengeluarkan kartu bertuliskan nama tuan Thomas dari buku kecil yang di bawanya dari panti. Dia ingin menghubungi tuan Thomas.
"Hallo.. " sapa Gladis ketika sambungan terhubung.
"Hallo, ini siapa? " terdengar suara dari tuan Thomas.
"Om, ini aku Gladis "
"ooohh Gladis, apa kabar nak? "
"Aku baik om"
"Jadi ini nomor mu? "
"Iya om, kalau ada apa-apa hubungi aku di nomor ini saja, om gak perlu lagi ke panti" jelasnya, jangan sampai tuan Thomas ke panti karena dia sudah tidak ada di sana.
"Lho? kenapa? kamu sudah keluar dari panti itu?" tanya tuan Thomas bingung.
"Iya om, aku sudah punya keluarga sekarang" jawab Gladis sambil tersenyum mengingat keluarga barunya.
"Syukurlah, tapi mereka baik kan sama kamu? " tanya tuan Thomas lagi, terdengar nada khawatir disana.
"Om tenang aja, mereka baik kok. Sebenarnya mereka keluarga ku ".
" orang tua mu? "
"Bukan om, tapi paman ku. Ternyata kedua orang tua ku sudah tiada om" jelas Gladis, omong-omong dia ingin sekali bertemu dengan kedua orang tua kandungnya.
"Jika orang tua mu sudah meninggal, kenapa kamu tidak di rawat oleh keluarga dari pihak orang tua mu saja? kenapa malah kamu di besarkan di panti?" tanya tuan Thomas heran.
"Banyak masalah dalam keluarga ku om, maka nya aku tidak bersama mereka dari awal" terdengar helaan napas dari tuan Thomas.
"Tapi mereka baik kan? " tanya nya khawatir, dia tau kehidupan gladis pasti sangat rumit sehingga dia terpisah dari keluarganya, tapi dia tidak akan memaksa Gladis menceritakan padanya. Dia akan membantu jika Gladis butuh bantuan.
"Om tenang saja, terima kasih sudah khawatir. Aku bisa jaga diri kok om, jika ada yang janggal nanti pasti aku akan selidiki" ucap Gladis. Menurut nya keluarga pamannya ini orang baik, semua terlihat dari perlakuan mereka yang tulus, dia bisa rasakan itu.
" Oh iya Glad, tentang kamu yang ingin om selidiki, ada sedikit informasi yang om dapat"
*******
Makan malam berjalan dengan khidmat, tak ada yang berbicara hanya suara dentingan sendok yang memenuhi ruangan. Sesekali Gladis melihat ke arah papi. Dia ingin mengetahui sesuatu, tapi dia bingung nanyanya gimana.
Tak lama kemudian, makan malam selesai. Papi Jacky melihat ke arah semua anak-anaknya, sedangkan mami sedang membereskan piring-piring di atas meja.
"Anak-anak, papi sama mami mau keluar malam ini. Jadi jangan ada yang begadang apalagi keluar" ucap nya sambil menatap twins, "papi sama mami pulang larut, jadi kalau kalian berdua keluar, kasian adek tinggal sendiri" ucapnya yang di tujukan pada Ravin dan Kevin. Omong-omong Gladis sudah termulai biasa di panggil adek walau awalnya dia canggung.
"Emang papi mau kemana sama mami? " tanya Gladis kepo.
" Papi sama mami mau hadiri acara kolega bisnis papi, anak nya baru saja kembali dari luar negri jadi dia mau adakan cara penyambutan putrinya" jelas papi. Gladis mengangguk mengerti namun sesaat kemudian dia terdiam karena mengingat sesuatu.
"Pesta penyambutan? ini malam sabtu tanggal 18,bukan kah malam ini acara keluarga Fandra untuk menyambut kembalinya Sara? Mereka salah satu orang kaya, apa papi ke sana ya? " batin Gladis.
"Kolega bisnis papi yang mana? " tanya Ravin, rasanya Gladis ingin memeluk kakak resek nya itu sebagai ucapan terima kasih karena sudah bertanya. Dia ingin memastikan saja.
" Acara keluarga Fandra, katanya putrinya baru kembali dari luar negri"
" ck! Luar negri apaan , dia kembali dari penculikan itu baru benar, bener-bener pencitraan" batin Gladis mencibir, papi nya mau kesana bukankah ini waktu yang tepat untuk menanyakan itu?
" papi kenal keluarga Fandra? maksud nya dekat sama keluarga itu? " tanya Gladis kemudian.
