NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: tamat
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:16.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Percayalah Elma

Hari pernikahan Diana dan Yardan akhirnya tiba. Sejak pagi, suasana hotel bintang lima tempat acara digelar sudah dipenuhi para pelayan yang sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Lobi hotel dihiasi bunga mawar putih dan anggrek ungu yang menjuntai indah di sepanjang tangga menuju aula utama. Musik lembut mengalun, menambah nuansa elegan yang membuat semua tamu undangan terkesima.

Namun di tengah kemegahan itu, Ratna justru duduk di salah satu kursi dekat pintu masuk dengan wajah pucat dan mata sayu. Ia mengenakan kebaya merah marun yang seharusnya memancarkan wibawa seorang ibu pengantin, tetapi ekspresi tegang di wajahnya membuatnya tampak seperti seseorang yang kehilangan arah.

Sejak subuh tadi, ponselnya terus bergetar. Pesan dari nomor tidak dikenal kembali masuk, berisi kalimat-kalimat singkat yang membuat jantungnya nyaris berhenti berdetak,

“Kebenaran akan muncul secepatnya.”

“Nikmati pesta terakhir sebelum semuanya hancur.”

Ratna menggenggam ponselnya erat-erat, mencoba menahan tangis. Ia tidak tahu siapa pengirim pesan itu, tetapi ia yakin, ini ada hubungannya dengan masa lalunya yang telah ia kubur puluhan tahun lalu.

Dion yang memperhatikan ibunya dari jauh merasa ada yang tidak beres. Ia mendekati Ratna dan berjongkok di samping kursinya.

“Ma, dari tadi Mama terlihat gelisah terus. Ada apa? Mama sakit?” tanyanya dengan nada cemas.

Ratna menoleh perlahan, lalu memaksakan senyum. “Tidak. Mama hanya sedikit lelah. Mungkin karena terlalu banyak pikiran menjelang acara ini.”

“Yakin, Ma?” Dion masih belum percaya. “Kalau Mama butuh sesuatu, katakan padaku."

Ratna menepuk tangan anaknya lembut. “Kau tenang saja, Dion. Mama baik-baik saja,” ujarnya singkat.

Namun jelas dari sorot matanya bahwa ia sedang berbohong.

Tak lama kemudian, suara MC menggema memanggil para tamu menuju aula utama. Musik berganti menjadi lebih megah, menandakan bahwa prosesi akad akan segera dimulai. Semua orang tampak bahagia, menebar senyum dan doa untuk pasangan pengantin.

Diana, dalam balutan gaun pengantin putih dengan payet berkilau, berdiri anggun di sisi Yardan. Wajahnya tampak sempurna di balik riasan lembut, tetapi di matanya tersirat sedikit kegugupan. Ia sesekali melirik ke arah tempat duduk keluarganya dan mendapati ibunya masih diam tanpa senyum sedikit pun.

Diana menelan ludah, canggung. Ia berusaha menatap ke depan lagi, mengikuti arahan fotografer, tapi kegelisahan itu terus mengganggu pikirannya.

Usai akad dan sesi foto, mereka memasuki ruang resepsi. Para tamu berdatangan, berjabat tangan, memberi selamat. Diana berdiri di samping suaminya sambil tersenyum, namun dalam hati ia merasa tidak nyaman karena melihat ibunya duduk dengan wajah murung.

Keadaan semakin canggung ketika ibu mertua Yardan, Nyonya Heni penuh berwibawa dengan penampilan elegan mendekatinya dengan langkah mantap.

“Diana,” ucap Nyonya Heni pelan namun tegas, “tolong minta mama mu tersenyum. Ini hari bahagiamu, dan banyak tamu penting yang datang. Tidak pantas kalau keluarga pengantin terlihat muram seperti itu.”

Diana langsung menunduk sopan. “Iya, Ma. Aku akan memberitahu Mama."

Yardan yang berdiri di sampingnya hanya menatap diam, tak ingin ikut campur. Ia tahu ibunya tidak suka melihat hal-hal yang dianggap ‘memalukan’ di acara keluarga besar seperti ini.

Setelah Nyonya Heni pergi, Diana menarik napas dalam-dalam dan menghampiri ibunya. Ia berlutut di samping kursi Ratna, berbicara dengan suara pelan agar tak menarik perhatian.

“Mama,” katanya, “tolong ya, Mama senyum sedikit. Banyak tamu yang melihat. Mama mertuaku juga sudah menegur.”

Ratna menatap anaknya dengan pandangan lelah. “Senyum?” bisiknya. “Bagaimana Mama bisa tersenyum kalau setiap detik Mama merasa seperti dikejar masa lalu yang tidak mau pergi?”

Diana mengernyit bingung. “Apa maksud Mama? Masa lalu apa?”

Ratna buru-buru menggeleng. “Tidak, tidak ada apa-apa. Mama hanya bicara sendiri. Sudahlah, kamu kembali ke sana. Jangan buat suamimu khawatir.”

Diana menatap ibunya lama, lalu mengangguk pelan. “Baik, Ma. Tapi tolong jangan buat suasana jadi aneh. Ini hari bahagia aku.”

Ratna memaksakan senyum kecil, namun matanya berkaca-kaca. Saat Diana beranjak pergi, Ratna menatap layar ponselnya lagi. Satu pesan baru muncul.

“Wajahmu terlalu muram untuk pesta sebesar ini. Apa kau takut rahasiamu terbongkar?”

Ratna menahan napas, jantungnya berdetak tak karuan. Ia memandang sekeliling, semua orang sibuk tertawa dan berfoto, seolah dunia baik-baik saja. Tapi bagi Ratna, hari bahagia ini terasa seperti mimpi buruk yang baru saja dimulai.

***

Sore itu, suasana kafe di tepi kota terasa tenang. Hujan baru saja reda, meninggalkan aroma jalanan yang berpadu dengan wangi kopi. Amar dan Elma duduk di sudut ruangan, meja mereka menghadap jendela besar yang memperlihatkan langit jingga keemasan. Di hadapan Elma, secangkir cokelat hangat mengepul, sementara Amar sibuk mengaduk kopinya dengan senyum samar yang tak juga hilang dari wajahnya.

Elma memperhatikan senyum itu cukup lama sebelum akhirnya bertanya pelan, “Kau kenapa terus tersenyum seperti itu, Amar? Ada sesuatu yang sedang kau sembunyikan dariku, ya?”

Amar menatapnya sekilas, lalu tertawa kecil. “Tidak ada yang kusembunyikan, Elma. Aku hanya sedang berpikir, betapa menariknya hidup ini ketika dua orang yang pernah disakiti oleh orang yang sama akhirnya duduk bersama, merencanakan balasan yang sepadan.”

Elma mengerutkan kening, jelas tidak mengerti. “Maksudmu?”

Pria itu menatap Elma lurus, sorot matanya berubah tajam namun tenang. “Kita berdua punya tujuan yang sama, membalas keluarga Dion. Mereka telah mengambil sesuatu yang berharga dari kita berdua.”

Elma menatapnya tak percaya. “Maksudmu, kau juga punya dendam pada mereka?”

Amar mengangguk pelan. “Ya. Tapi belum saatnya aku menceritakan semuanya. Kau akan tahu, Elma. Setelah keluarga itu hancur, setelah mereka mencicipi rasa takut dan kehilangan seperti yang pernah kau rasakan.”

Elma menunduk, menggenggam cangkirnya erat-erat. “Aku tidak menyangka, ternyata bukan aku saja yang punya luka karena keluarga itu.”

Amar mencondongkan tubuh, menatap Elma dengan tatapan lembut. “Kau tidak sendirian, Elma. Selama ini aku memang membantu karena aku ingin melihatmu bangkit, tapi di balik itu, aku juga ingin menuntaskan urusan masa laluku dengan mereka.”

Elma diam, matanya memantulkan cahaya senja yang redup. “Amar, siapa sebenarnya kau dalam hidup mereka?”

Senyum Amar melebar tipis, nyaris tak terbaca apakah itu senyum kebanggaan atau kepedihan. Ia bersandar di kursinya dan menatap langit di luar jendela. “Aku seseorang yang mereka rugikan, seseorang yang mereka pikir tidak akan pernah kembali. Tapi kini, aku di sini, bersama orang yang paling mereka sakiti.”

Suasana di antara mereka mendadak hening. Hanya suara hujan yang kembali turun perlahan di luar jendela. Elma tahu, apa pun yang disembunyikan Amar bukan hal kecil. Namun entah kenapa, di balik semua misteri itu, ia merasa tenang karena untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia tidak sendiri menghadapi dendam yang membara di dadanya.

Amar menatap Elma sekali lagi, kali ini dengan nada pasti. “Percayalah, Elma. Setelah semua ini berakhir, mereka tidak akan pernah lagi menertawakan penderitaanmu.”

1
Arin
/Heart/
Nie_Ayu
👏
Nie_Ayu
👏👏👏
Dewi Ajah
biar mengalir aja el
Dewi Ajah
keren lah elma.. bisa berkata tegas sama dion n mak nya.. biar makin gila mereka🤭
Sunaryati
Lanjuut
Arin
Biar mereka yang jahat mendapatkan apa yang mereka lakukan Elma.
Sekarang tinggal dirimu menyongsong bahagia tanpa ada bayang masa lalu yang menyakitkan
Lisa Yacoub
ceritanya bagus, thor.
Lisa Yacoub
tadi Amar naik motor, kok sekarang naik mobil, thor?
Sunaryati
Kok yang pergi Yardan, apa mereka tinggal di rumah Diana? Kehancuran kamu perlahan namu pasti sudah berjalan Diana, Dion dan Fira juga sudah , nikmati saja
Sunaryati
Karma itu datang pada orang yang mengabaikan pepatah yang kita tanam nanti kita tuai jugs
Sunaryati
Mana sikap percaya diri dan kesombongan kamu Diana?
Dwi Agustina
Karma dibayar satu persatu👍
Sunaryati
Itulah jika hidup bergantung pada orang-lain walaupun itu suami atau istri, apalagi perangai kalian sebelumnya buruk, maka tidak ada yang percaya. Nikmatilah buah perilakumu pada Elma dan orang- orang yang pernah kau kecewakan Ratna Dion, dan Diana
Sunaryati
Mantaaap lanjutkan Amar hentian Dion melalui istrinya Fera dan jangan lupa Diana yang menyiksa Elma sampai keguguran, yo tak tunggu aksimu
Sunaryati
Dion dan Disna tidak akan mendapatkan apapun dari Elma
R Ni: mereka akan mendapatkan kehancuran
total 1 replies
Sunaryati
Aku juga menantikan momen itu Amar. Mertua kejam dan angkuh ternyata melakukan pembunuhan di mass lalu. Setelah itu bisnis ilegal Fera dibongkar. Makin seru.
R Ni: setelah ini akan ketahuan
total 1 replies
Sunaryati
Amat pinter membuat lawan ketakutan, bener makin lama Ratna aka depresi berat dan gila. Membuat Repot anak- anaknya.
R Ni: dan anaknya akan penasaran 👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Amar mmg lawan yg sepadan biar g berasa aling diatas sj👍
R Ni: iya kakak🤭🤭
total 1 replies
Sunaryati
Semakin seru lanjut
R Ni: iya kakak🌹🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!