Dijodohkan secara mendadak oleh sang paman, membuat Iswa Putri Sakinah harus menerima kenyataan menikah di usia yang sangat muda, yakni 19 tahun, terpaksa ia menerima perjodohan ini karena sang paman tak tega melihat Iswa hidup sendiri, sedangkan istri sang paman tak mau merawat Iswa setelah kedua orang tua gadis itu meninggal karena kecelakaan.
Aku gak mau menikah dengan gadis itu, Pa. Aku sudah punya pacar, tolak Sakti anak sulung Pak Yasha, teman paman Iswa.
Aku mau menikah dengan gadis itu asalkan siri, si bungsu terpaksa menerima perjodohan ini.
Apakah perjodohan ini berakhir bahagia bagi Iswa?
Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUNIA KERJA
Iswa menggunakan kulot berwarna hitam dan atasan tanpa lengan, dilengkapi dengan blazer warna mocca, rambut dicepol dan disisakan hanya beberapa. Bersama motor maticnya menuju klinik kakak Al. Begitu masuk klinik, disambut dengan ramah oleh resepsionis, dan di belakang Iswa ada Al yang juga baru sampai.
"Mbak minta tolong difotokan dong," pinta Al pada Mbak resepsionis, mengajak Iswa berfoto di depan pintu meeting lantai 1.
"Yakin nih foto berdua? Gak ada yang marah?" tanya Iswa memastikan, siapa tahu Al yang pendiam punya pacar.
"Gak ada. Malah gue yang harus tanya, ada gak yang marah kalau kita foto," balas Al cuek, Iswa hanya mengedikkan bahu saja, keduanya berfoto dengan jarak yang tak terlalu dekat. Iswa bersedekap sembari tersenyum ke kamera, dan kakinya disilangkan, sedangkan Al menghadap ke Iswa, badannya disenderkan di dinding dan satu tangan dimasukkan ke saku celana.
"Cakep banget," puji Mbak Resepsionis sembari menyerahkan ponsel Al. Iswa minta dikirim buat diposting, hari pertama kerja harus ada dokumentasi lah, apalagi tahap awal menjadi wanita karir.
Coba tebak, yang lebih cantik siapa? Begitu caption yang menyertai foto Iswa dan Al yang diunggah ke status WA, pada pose itu memang rambut sebahu Al masih digerai, belum dikucir. Iswa sengaja usil.
Masuk ruang meeting, mode serius pun dimulai, tak lupa tim kakak Al juga mendokumentasi kegiatan ini, karena zaman sekarang untuk menarik perhatian seseorang, mempengaruhi orang harus ada bukti konkret dan itu lewat video ataupun foto. Pertemuan ini digunakan untuk diskusi program, Al dan Iswa diminta untuk mempresentasikan apa yang akan mereka bagi untuk para remaja, agar produktif dan kreatif.
Iswa dan Al memang sudah berdiskusi via chatting tentang apa yang akan dibagi kepada mereka, ya semacam pelatihan. Iswa dan Al sepakat pemanfaatan Ai dan koding, sangat mudah dan mungkin bagi mereka hal yang baru juga. Jadi nanti Iswa bagian Ai dan Al bagian koding. Iswa juga menjelaskan produk yang dihasilkan nanti aneka gambar, buku bergambar digital, maupun video bisa video musik atau video seperti film.
Nanti sistem pelatihannya by praktik langsung, pemaparan materi include di hari itu juga. Iswa dan Al akan membuat contoh produknya. Kakak Al, Calista, menjelaskan program latihan yang akan diberikan oleh Iswa dan Al ini mulai berjalan setelah makan siang, karena sesi pagi akan diberikan materi building character. Durasi pelatihan Iswa dan Al selama 3 jam. Semua perangkat yang dibutuhkan sudah disediakan oleh klinik, sejumlah peserta yang hadir.
Calista juga menambahkan bahwa program ini berkelanjutan, mereka memang sengaja di karantina untuk mendapatkan pembekalan dan pembiasaan karakter untuk tidak menjadi korban atau pelaku, sehingga baik sekolah dan keluarga sudah menyerahkan mereka ke pihak klinik. Sehingga selama durasi 2 sampai 3 bulan pengembangan karakter mereka akan dipantau oleh klinik, dan pihak keluarga pun diminta untuk bekerja sama memberikan kondisi yang kondusif selama program berjalan agar mereka benar-benar menjadi pribadi yang baik.
Iswa dan Al pun mendapat solusi saat mereka masuk kuliah nanti, durasi disesuaikan dengan kelonggaran mereka. Calista tetap memakai adik dan Iswa karena ingin menunjukkan kepada mereka bahwa anak muda bisa bekerja, dan berbagi ilmu asalkan punya pribadi yang baik terutama kepercayaan diri, begitu misi baik yang dicanangkan oleh Calista.
Meeting berakhir sebelum makan siang, Iswa sudah berkenalan dengan tim pada program ini, dan memang tim yang dipilih Calista tim yang berusia muda, dan terlihat lincah serta good looking. Para tim juga sudah masuk grup, dan masing-masing berkenalan di forum.
"Iswa ini cantik ya, wajahnya enak aja dipandang," puji Calista yang membuat Iswa tersenyum dan mengucap terimakasih.
"Sayangnya gak mau pacaran, Kak!" lapor Al yang membuat forum gaduh.
"Iya kalau pacarnya kamu, Al. Nanti kalau pelatihan potong dong, biar benar-benar laki gituloh," omel Calista sebagai kakak, beruntung beberapa orang sudah pamit undur diri, jadi Calista mengomeli sang adik hanya ada Iswa dan Al saja.
"Katanya bikin program anti bullying kok Anda body shamming sih," sindir Al pada sang kakak, Calista tertawa sang adik bisa saja membalasnya. Emang ya adik tuh ngeselin.
Iswa sendiri tak lama kemudian pamit, ia langsung pulang, makan siang pun sisa masakan tadi pagi di rumah. Sembari makan siang, Iswa pun iseng membuka ponsel. Chat Kaisar banyak banget, ya wajar Iswa sejak tadi tidak membuka ponsel, lagi meeting juga.
Baru pertama kali kerja kenapa sih harus foto berdua segala.
Aku gak suka kamu terlalu friendly sama dia.
Kelihatan banget kalau dia naksir kamu.
Kamu juga begitu kenapa sedekat itu sama cowok lain.
Apakah dia menjadi alasan kamu gak mau balik sama aku?
Wa balas.
Jangan sok sibuk.
Wa, semakin kamu gak balas kamu bikin aku ovt aja deh.
Bisa gak sih, Wa. Segera kabari.
Kamu pas kerja pasti dekat dengan cowok itu.
Wa. Please jawab.
Sengaja ya kamu gak mau baca chatku.
Wa.
"Ini apaan sih chat serempong ini," Iswa malas sekali balas Kaisar, posesif sekali padahal mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa.
Kenapa gak dibalas?
Mungkin Kaisar tahu status online Iswa, langsung chat dan menuntut jawaban chat yang sudah usang sejak tadi.
Iswa kembali mengabaikan, paling gak suka diatur-atur begini sedangkan status mereka hanya mantan. Iya kalau mereka masih ada hubungan suami istri, Iswa gak bakal mau foto berdua dengan Al, pasti menjaga perasaan pasangan, nah sekarang dia janda, jadi bebas dong mau berteman dan foto dengan siapa pun toh fotonya di tempat kerja, mereka sama-sama single.
Kaisar kesal, tak terima dicuekin begini. Ditelepon juga tak diangkat oleh Iswa. Pemuda itu langsung meluncur ke rumah sang mantan, sudah tak sabar mendengar penjelasan Iswa secara langsung.
Aku di depan rumah kamu.
Iswa berdecak sebal nekad sekali si mantan ini, kalau saja tak memencet bel terus-terusan, malas rasanya Iswa menemui Kai.
"Gak disuruh masuk?" tanya Kaisar saat Iswa malah keluar pagar, dan menutupnya kembali.
"Di rumah ada aturan dilarang menerima tamu siapa pun," jawab Iswa dengan menatap sebal pada Kaisar.
"Ya udah, bicara di mobil saja kalau gitu, panas cuy!" tadi saat di chat saja jutek minta ampun, sekarang malah sok bahagia banget bisa semobil sama Iswa.
"Katanya di mobil?" protes Iswa saat Kaisar menyalakan mesin mobil. Emang rese' nih cowok.
"Ya elah, Yang. Sekalian kencan kek, makan kek, masa' iya di mobil doang."
Iswa berdecak sebal, diam sajalah, mobil sudah jalan juga. "Gimana kerja?"
"Oke."
"Dih, jutek amat."
"Lupa kalau situ malah jutek di chat, cemburu kan?"
"Iya, emang kenapa? Wajarlah, suami cemburu."
"Mantan."
"Ck, gak usah sewot gitu kali," goda Kaisar sembari menjewer pipi Iswa gemas, namun ditepis oleh gadis itu.
Mereka menuju cafe, berjalan beriringan dan diam di tempat saat bertemu seseorang yang mereka kenal. Kaisar tersenyum sinis, Iswa bereskpresi datar.
hemmmm wa kamu jg terlalu gampang memberi kesempatan fokus dulu ke diri sendiri dulu biar mapan segala hadehhh
bang sat ( satya ) , bang kai ( kaisar )
kaya sebatas alasan doang ga ada artinya deh,,cihhhh kasah dari mana ucapan bo doh ,itu pun nyata ko marah