NovelToon NovelToon
Cinta Arjuna

Cinta Arjuna

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cintapertama
Popularitas:170
Nilai: 5
Nama Author: ryuuka20

I Ketut Arjuna Wiwaha — atau Arjun, begitu orang-orang memanggilnya — pernah jatuh dalam perasaan yang salah. Cinta terlarang yang membuatnya kehilangan arah, membuat jiwanya hancur dalam diam.
Namun, saat ia hampir menyerah pada takdir, hadir seorang gadis bernama Saniscara, yang datang bukan hanya membawa senyum, tapi juga warna yang perlahan memperbaiki luka-lukanya.

Tapi apakah Saniscara benar-benar gadis yang tepat untuknya?
Atau justru Arjun yang harus belajar bahwa tidak semua yang indah bisa dimiliki?


Dia yang sempurna untuk diriku yang biasa.
— I Ketut Arjuna Wiwaha


Kisah cinta pemuda-pemudi Bali yang biasa terjadi di masyarakat.


Yuk mampir dulu kesini kalau mau tau tentang para pemuda-pemudi yang mengalami cinta terlarang, bukan soal perbedaan ekonomi tapi perbedaan kasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ryuuka20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25.

Hari itu aku berada di depan rumahnya dan lumayan besar untuk anak pejabat ya, pastilah. Aku? Apalah aku ini, lemas itu yang sekarang aku rasakan. Okey fokus Juna!

Aku menelpon pada gadis itu yang membuat aku terkesan dengan gerbangnya itu loo. Kebuka sendiri dan Pancali datang dengan celana pendek dan bajunya sedikit terbuka.

Lebih buruk ternyata, dia berpikir aku akan membawa mobil ayahku? Tentu saja tidak, aku tak memiliki SIM. Ia hanya pasrah saja dengan penjelasan dariku. Bahkan di tengah perjalanan, kami berjalan menuju bengkel karena motorku ini.

Dia? Sangatlah bawel sekali, tapi menarik!

Aku mendekatinya sekarang, bodo amat. Aku punya rencana besar untuknya sekarang.

Sudahlah ia di jemput oleh orang lain ternyata dengan mobil mewah mirip punya sultan andara. Duh hatiku tertohok, ah sudahlah lupakan itu. Sultan Andara memang membuat aku insekyur.

Aku bertemu dengan Sanis di acara tersebut, ia menangis sambil memelukku. Ku kira ia merindukanku. Ternyata ada yang menyakiti hatinya, aku tak tau tapi aku yakin ada yang menyakiti hatinya bahkan fisik juga.

Aku tidak tau apa yang terjadi padanya, lalu sejak aku dekat dengan Pancali gadis yang katanya paling cantik di sekolah itu. Sebenarnya dia biasa aja sih ya, hanya ada aura nya saja yang berbeda makanya ia di sukai banyak orang.

Bukan aku sih ya, aku hanya tertarik untuk mencoba dengan gadis seperti nya. Apa dia akan bertahan ya dengan cowok yang bisa di bilang kere, teman temannya itu yang bilang.

Dan Sabtu tidak pernah mengirim pesan untukku lagi.

Kemanakah dirinya? Aku sangat merindukanmu.

🕉️🕉️

Mungkin hari ini

Hari esok atau nanti

Berjuta memori yang terpatri dalam hati ini ...

Mungkin hari ini

Hari esok atau nanti

Tak lagi saling menyapa meski ku masih harapkanmu.....

...............

14.57

Juna mendengar suara dari studio musik itu, ia tau siapa yang bernyanyi ini. Suaranya lirih dan sedih sekali, cowok itu mengintip dari jendela.

"Sanis?"

Juna terkejut melihat Sanis duduk sendiri di sana. Juna menghampiri Sanis dan mengambilkan sebotol air di tasnya.

Mata gadis itu sembab dan menatap Juna sendu, Juna mengusap air matanya. Baru kali ini Juna melihatnya sangatlah lemah.

"Minum dulu,"

Sanis menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, tak ada jawaban darinya. Hati Juna masih bertanya-tanya. Wajah Sanis terlihat murung, Juna merasakan rasa sedihnya sangat mendalam.

"Nis Lo bisa cerita ke gue ..." Juna menatap gadis itu dan sedikit menyisir rambut Sanis dengan jarinya, merapikan anak rambut yang berantakan.

"Ayah ..." Lirihnya dengan tatapan kosongnya yang menatap keluar pintu.

"Ayah ? Ada a..ada apa?" Sanis menundukkan kepalanya lesu.

"Dia udah ninggalin guee," lirih Sanis yang membuat Juna terkejut dengan dikatakan Sanis.

Gadis itu mengedarkan pandangannya dan menunjuk ke arah jendela. Juna terkejut melihat perubahan Sanis yang tersenyum melihat ke jendela.

"Tapi dia ada disana Jun dan dia manggil gue." Sanis berdiri dari tempat duduknya, namun di tahan oleh Juna.

"Tunggu, gak ada siapa-siapa disana." ucap Juna yang menahan gadis itu untuk berlari menuju keluar studio.

Sanis kaget lalu menangis tersedu-sedu lagi, membuat Juna terkejut karena mendengar jawaban dari gadis ini.

"Gue ngerti Nis, tapi kendalikan diri Lo." Sanis menatap Juna lesu, Juna memberikan senyum hangat untuk Sanis agar ia bisa bangkit lagi.

"Nis mau gue anterin pulang? Kasian kakak Lo nyariin." ucap Juna halus dan membantu Sanis berjalan menuju parkiran.

"Iya Juna, gue mau pulang. Pulang ke rumah ayah." Jawabnya sambil merengek menarik tangan Juna.

"Gue mau ke rumah ayaah." Gadis itu ingin pulang ke rumah ayahnya sekarang, melihat keadaan keluarganya di rumah.

"Sanis oke, gue anterin ya. Kita harus nunggu kak Ras dulu."

"Tapi Jun ...."

"Sanis dengerin gue, tadi kakak Lo nyariin. Jadi gue minta dia kesini sekarang." Jelas Juna pada Sanis yang menganggukan kepalanya mengerti.

"Jun, rasa sedih ini gak bisa gue bawa sendiri. Gue pinjem bahu Lo buat bersandar sebentar ya."

"Apapun buat Lo." Juna menarik Sanis ke dada bidangnya, meminta menyalurkan semua rasa sedihnya itu.

"Nis, gue turut berdukacita." Bisik Juna pada Sanis yang masih belum menjawabnya.

"Rasanya baru kemarin gue peluk dia Jun, gue merasa dia kasih sayangnya masih untuk anaknya ini."

"Iya gue ngerti sekarang, kehilangan adalah hal yang menyakitkan." Jawab Juna seadanya ia pernah kehilangan seseorang tapi masih bisa kita lihat. Namun jika kita kehilangan seseorang telah tiada maka itu adalah hal yang menyakitkan. Tak bisa di lihat lagi tapi dengan rasa iklas kita bisa merasakan seseorang itu ada disini.

"Sebenarnya gue sering ketemu sama ayah dulu, sejak ayah pergi sama ibunya Dinda. Rasa benci itu tiba-tiba datang." Juna kaget apa yang di katakan Sanis sekarang, memang benar ternyata mereka memiliki masalah.

"Perhatiannya tidak pernah bolong sedikitpun, tapi gue sia-siakan gitu aja." Juna mengusap air mata gadis itu lagi, rasa sakit itu tersalurkan ke hati Juna.

"Dan kemarin gue sama Gungsan ke rumah sakit untuk jenguk bunda. Ayah minta maaf dan sudah jadi ayah yang buruk buat gue. Tapi gue egois dan masih menyimpan rasa benci itu..." Juna menggoyangkan bahu Sanis untuk berhenti bicara.

"Sudah Sanis, cukup! Gue gak mau Lo sedih." Lirih Juna yang menatapnya sendu dan memeluk gadis itu erat berharap rasa sedih Sanis berpindah ke Juna  sekarang.

"Sanis."

Gadis itu melepaskan pelukannya dari Juna dan melihat kakaknya, lalu bergegas memeluk pria itu.

"Kak Ras, anterin aku ke rumah ayah." Sanis merengek meminta pada kakaknya itu.

"Iya Sanis. Ayok Juna ikut kita."

Setelah kabar kematian ayah Sanis, gadis itu menghindari Juna yang mengajaknya untuk melukis bersama.

Juna selalu menawarkan ikut lomba namun Sanis tidak menggubrisnya, mungkin masih berduka.

"Gue akan berusaha agar Lo kembali seperti dulu lagi, dengan perpisahan Lo akan lebih mudah untuk menerima kenyataan." Gumam Juna yang menatap kepergian gadis itu.

Kuhampiri jalan yang kita lewati

Setiap hari kita di sini...

Ku menanti hadirmu 'tuk kembali

Hanya kenangan yang tersisa di sini...

Namun sekarang kau t'lah pergi

Dan kuyakini kau takkan kembali....

Mungkin hari ini hari esok atau nanti

Berjuta memori yang terpatri dalam hati ini...

Mungkin hari ini hari esok atau nanti

Tak lagi saling menyapa....

Meski ku masih harapkanmu....

"Sanis?" Panggil Juna pada gadis itu namun sayangnya, tak di jawab oleh gadis itu langsung melenggang pergi dari studio musik itu.

Ternyata gadis itu yang bernyanyi dengan hati yang bersedih, karena gadis itu banyak yang takut untuk ke studio musik tersebut karena mendengar suara tangisan.

.................

Upacara ritual kematian ayah Sanis dilaksanakan di rumah Sanis saat ia kecil dulu dan pergi bersama dengan ibu tirinya karena bunda dari Sanis pergi meninggalkan rumah agar tak ada gangguan dari orang yang tak suka.

Rumah itu sekarang ramai dikunjungi oleh banyak orang untuk melakukan persiapan upacara adat untuk ayah dari Sanis.

Bukan pemakaman tapi upacara pengabenan yaitu pembakaran jenazah.

1
LyaAnila
wah. kalau gitu kalian akur-akur ya jangan ribut 🥰
LyaAnila: aku udah mampir kak. ditunggu di ceritaku juga ya makasih👍
total 1 replies
LyaAnila
lha bisa-bisanya kok gitu. bapaknya nikah lagi kah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!