Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Bertemu kafan hitam
Pak RT rasanya agak tidak percaya ketika melihat ular yang begitu besar melingkar di pohon randu ini, tidak nampak bagian kepala atau atas nya karena yang terlihat hanya badan ular sedang melingkar dengan gerakan lembut seolah berusaha untuk kabur, ini mau lari saja sudah tidak bisa karena kaki Pak RT lemas melihat bentuk ular yang begitu besar.
Ilham yang penasaran segera turun tapi bukan karena penasaran saja, melainkan karena takut juga diam sendirian di dalam pos ronda yang tidak ada dindin nya itu. daripada hanya duduk diam maka lebih baik menyusul Pak RT yang sedang berdiri tegak menatap pohon randu, sampai di sana Ilham pun kaget dengan apa yang ia lihat.
"Ini ular anaconda bukan, Pak?" Ilham justru teringat dengan film yang pernah ia lihat.
"I...ini sungguh ular kah?!" pak RT yang tergagap karena dia begitu takut melihat badan ular yang bergerak.
"Ayo lari saja dari sini sebelum kita dimakan oleh dia." Ilham menarik tangan Pak RT agar melarikan diri.
Sebab dari film yang pernah dia lihat ular sebesar ini bisa menelan manusia, kalau saat ini mereka tidak melihat di mana kepala ular itu berada tapi yang jelas tubuh ular telah mereka lihat, andaikan mereka melihat kepala Nolan yang sudah ada di atas pohon randu maka di pastikan akan lebih ketakutan lagi.
"Dasar manusia penakut, kenapa manusia ini di ciptakan bila tidak punya nyali." Nolan mengejek dua orang yang lari itu.
Padahal wajar saja mereka takut karena bentuk ekor nya Nolan begitu besar dan juga mengerikan, siapa pun pasti tidak akan sanggup melihat nya kecuali memang orang tersebut punya kekuatan yang untuk melindungi diri.
"Apa kerja mu hanya menakuti orang saja?" tegur kafan hitam yang duduk di cabang pohon randu.
"Hah, wah ternyata kau sedang mendatangi desa mu lagi ya." Nolan sempat kaget namun dia tersenyum setelah melihat wajah Arini.
"Memang harus ku lihat karena sepertinya ada iblis usil yang ingin mengganggu desa ini kembali." jawab Arini menatap Nolan tajam.
"Memang nya kenapa? bukan kah dulu kau dengan sesuka hati juga membantai semua orang yang ada di sini." Nolan tersenyum manis membuat Arini menjadi sangat geram.
Yang di katakan oleh Nolan benar bahwa memang Arini lah yang membantai seluruh desa itu hingga semua warga meninggal hanya dalam waktu satu malam saja, karena kejadian itu pula membuat desa ini di namai menjadi desa mati. hanya ada satu wanita yang tersisa dari pembantaian si kafan hitam, namun sekarang juga sudah tidak ada lagi karena sudah lama meninggal dunia.
Jejak kapan hitam hanya tinggal nama saja karena dia pun tidak pernah gentayangan lagi, oleh sebab itu desa mati kembali terisi dengan orang orang yang mempunyai nyali besar dan berani menghuni desa ini, tapi itu tidak semua karena sebagian gangguan gaib masih terjadi di desa.
"Kau tidak membawa kafan mu lagi?" Nolan malah nyaman ngobrol dengan Arini.
"Itu bukan urusan mu, aku datang bukan untuk ngobrol!" sentak Arini.
"Ah aku tau kenapa kau tidak mau memakai kafan itu lagi, pasti kekasih mu melarang kan karena Jalak pasti tidak suka dengan wanita tertutup." Nolan tersenyum manis.
"Bahkan dia juga tau dengan Jalak." batin Arini memperhatikan siluman ular satu ini.
"Tidak perlu kaget begitu, aku tau semua nya." Nolan rebahan di dahan pohon.
"Siapa kau sebenar nya?" Arini bertanya serius.
"Apa itu penting bagi mu, kita tidak berteman atau pun perkenalan lama sehingga tidak perlu kau tahu siapa aku." Nolan sama sekali tidak mau memberitahu siapa dirinya.
"Dia juga siluman ular seperti Purnama, tapi apa dia salah satu anak buah di istana atau memang dia hanya sama seperti Purnama saja?" Arini sungguh bingung untuk melihat Nolan ini siapa.
"Selamat malam, silakan kau jaga desa mu ini." Nolan tersenyum dan segera menghilang dari hadapan Arini.
Meninggalkan kapan hitam yang masih termenung sendirian karena dia menduga siapakah siluman ular satu ini, dalam hati dia sudah cemas karena memikirkan siapa tahu saja ini memang salah satu anak buah Purnama dan kembali berkhianat seperti Arsana kala itu. jadi Arini telah bersiap untuk mencari tahu siapa kah Nolan, sudah jelas dia ingin memberi peringatan untuk ratu nya supaya lebih berhati-hati.
...****************...
"Purnama di mana?" Arini sampai di rumah dan mencari ratu ular.
"Dia lagi di kamar bersama dengan Zidan tadi, jangan ganggu dulu lah." sahut Nilam.
"Ada apa, perlu bicara denganku kah?" Purnama keluar dari kamar dengan wajah yang merona.
Sudah pasti kalau begini dapat sesuatu yang dia inginkan sehingga wajah nya begitu bahagia, coba kalau tidak maka dapat di pastikan akan terus naik darah dan tidak mau ditegur oleh siapa pun. kadang memang kunci nya hanya di Zidan saja, kalau Zidan mampu membuat nya tersenyum maka sudah pasti semua akan di ajak tersenyum bahagia.
"Ada siluman ular di desa mati dan tampak nya dia ingin membuat kegaduhan di sana." Arini langsung bicara pada poinnya.
"Sudah kau lihat secara langsung bentuk ekor dia?" Purnama bertanya ekor dulu untuk memastikan apakah itu anak buah nya atau siluman.
"Dia warna nya hitam kekuningan dan ujung ekor berbentuk runcing tapi pipih." jelas Arini.
"Oh, hampir sama dengan bentuk ekorku berarti ya?" Purnama baru sadar dengan bentuk ekor diri nya sendiri.
"Jadi apakah ada salah satu ciri anak buahmu yang seperti itu di istana sana?" tanya hari ini memastikan.
"Tidak ada, hanya aku dan Arya yang memiliki ekor seperti itu tapi bila ada yang lain mungkin saja memang siluman itu ada sebelum kami." jawab Purnama.
Arini bisa menarik nafas lega Karena tampaknya bukan salah satu anak buah di istana Purnama, biar saja dia membuat pula di sana dan apabila sudah keterlaluan maka Arini memutuskan untuk turun tangan, itupun kalau boleh juga dengan ratu nya andai kata di larang maka dia tidak akan ikut campur.
"Di mana sih kamu ketemu nya?" Jalak bertanya penasaran juga.
"Di desa ku, dari tadi sudah ku sebut kok malah nanya lagi." sergah Arini begitu galak.
"Ya kan cuma tanya saja." Jalak tidak berani kalau kekasih mode galak.
"Dia mengatakan kenal dengan mu juga." Arini menatap Jalak.
Yang di tatap langsung ketakutan karena malah siluman itu mengatakan kenal dengan dirinya, sebenar nya Jalak tidak mau apabila segala sesuatu bersangkutan dengan diri nya karena nanti malah disangka dia lah penyebab masalah tersebut.
Selamat pagi Besti, jangan lupa like dan komen nya.
maaf jika aku yang salah nama