kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Malam menyelimuti kota utama Arkaris dengan nuansa mencekam. Kota yang dulunya terang dan sibuk kini tampak seolah waspada terhadap sesuatu. Bangunan-bangunan megah yang berdiri kokoh di bawah cahaya sihir malam hari memantulkan bayangan panjang, seakan menyembunyikan sesuatu di balik kerlip lampu kristal biru yang tergantung di sepanjang jalan.
Kiwang berdiri di atas bukit kecil yang menghadap ke gerbang timur Arkaris, bersama Elira yang mengenakan jubah penyamaran hitam legam, dan Lia dengan wajah serius, bersandar pada tombak anginnya.
“Keamanan kota ini meningkat drastis,” gumam Elira. “Dulu hanya dua penjaga di setiap pos. Sekarang enam, dan ada rune pendeteksi.”
Kiwang mengangguk. “Radiant pasti tahu kita akan menyelidiki mereka. Kita harus cepat sebelum mereka menghilang lagi.”
Lia menyeringai kecil. “Kita menyusup atau terobos langsung?”
Kiwang menatap lorong bawah tanah yang digambar Elira di peta kecilnya. “Kita pakai jalur limbah lama. Mereka jarang jaga di sana.”
Penyusupan
Dengan cepat dan tanpa suara, mereka menuruni lereng, menyusuri semak dan bebatuan sampai mencapai pintu besi tua yang tertutup oleh sulur dan lumut. Elira mengeluarkan rune kecil berwarna ungu dari sakunya dan menempelkannya ke kunci. Rune itu bersinar, lalu terdengar bunyi klik lembut.
“Kita masuk.”
Terowongan bawah tanah itu gelap dan lembap. Bau besi tua dan jamur menyengat, tapi mereka tetap berjalan dengan tenang. Lia di depan, membawa lampu kristal biru yang dibungkus kain, agar cahaya tidak menyebar terlalu jauh.
Langkah kaki mereka bergaung pelan. Kadang terdengar tetesan air, kadang hembusan angin misterius dari celah dinding. Kiwang menggenggam Spiral Trigger erat-erat, jaga-jaga jika musuh muncul.
Di satu tikungan, mereka mendengar suara langkah berat. Kiwang mengangkat tangan sebagai isyarat berhenti. Di depan mereka, dua pria berjubah Radiant lewat, membawa kotak hitam di punggungnya.
“Kita pantau mereka,” bisik Elira.
Jejak Radiant
Dari balik bayangan, Kiwang mengamati. Kedua pria itu masuk ke lorong lain yang berujung pada ruangan luas bawah tanah. Di sana, terlihat beberapa anggota Radiant lainnya: ada yang menulis di kertas bercahaya, ada yang memasukkan rune ke dalam alat aneh berbentuk silinder.
Salah satu dari mereka, pria tinggi berambut perak dan tato cahaya di keningnya, berdiri di tengah.
“Kita akan memulai fase kedua,” ucapnya tegas. “Tiga titik utama sudah dikacaukan. Akademi Arkanis akan runtuh dari dalam.”
Elira menarik napas tajam. “Itu… Rafen?”
Kiwang menegang. Sosok yang mereka kenal sebagai rival sombong di akademi, ternyata bagian dari Radiant?
Lia mengepalkan tangan. “Aku tidak menyangka dia bisa sejauh ini…”
Kiwang menatap Rafen dengan pandangan baru. “Kita harus ambil bukti. Dan mungkin… konfrontasi kecil.”
Penyergapan Singkat
Namun sebelum mereka bisa bergerak, alarm sihir berbunyi pelan – suara gemerincing kristal yang hanya bisa terdengar oleh pengguna rune.
“Dia tahu kita di sini,” bisik Elira.
Bayangan berkelebat. Empat anggota Radiant muncul dari kegelapan lorong belakang. Kiwang segera menarik Lia dan Elira mundur, tapi mereka terkepung.
“Keluar kalian,” ujar salah satu dari mereka, pria botak dengan tato berbentuk panah di keningnya.
Kiwang menjejak tanah, menciptakan ledakan spiral kecil untuk membuyarkan posisi mereka. Lia berputar, mengayunkan tombaknya dan menciptakan pusaran angin tajam ke arah musuh. Elira mengaktifkan rune bayangan dan menghilang dari pandangan.
Pertempuran pecah dalam ruang sempit. Kiwang menggunakan Flame Hook untuk menarik musuh satu per satu, lalu menghantam mereka dengan Spiral Burst. Namun, musuh tangguh – mereka bukan sekadar anggota bawah.
Lia terkena serangan langsung di bahunya dan mundur, sementara Elira menyerang dari bayangan dengan tusukan cepat.
“Aku ambil kanan,” seru Kiwang.
Ia melompat, menghindari serangan tombak energi dan menghantam musuh dengan Spiral Javelin, meledakkan mereka ke dinding.
[EXP +620]
[Level 18.25 → 18.65]
Elira muncul di sisi kiri, menusuk leher lawan dan menjatuhkannya tanpa suara.
“Rafen kabur!” teriak Lia sambil menunjuk.
Mereka segera mengejar.
Pengejaran dan Kehilangan Jejak
Lorong Radiant penuh cabang dan lorong-lorong menipu. Rafen bergerak cepat, melompat dari pilar ke pilar, lalu melesat ke ruangan dengan kristal besar yang bergetar.
Ia menoleh ke Kiwang dan tersenyum sinis. “Lambat sekali, Kiwang. Kau masih belum mengerti siapa musuhmu sebenarnya.”
Sebelum mereka sempat menyerang, Rafen memecahkan kristal di tangannya. Suaranya menggema dan ruangan dipenuhi cahaya putih.
Saat cahaya mereda, ia telah hilang.
Kiwang menggeram. “Dia tahu kita akan datang… Tapi sekarang kita tahu siapa dia.”
Penemuan
Sebelum pergi, Elira menemukan lembaran kertas yang tertinggal di meja sebelah alat silinder tadi. Di situ tertulis skema rune yang asing – kombinasi dari elemen waktu dan ruang.
“Ini… bukan rune biasa. Ini legenda,” gumamnya.
Kiwang menatap skema itu. “Mungkin ini tujuan mereka. Rune Legendaris.”
Lia mengangguk. “Dan kita harus menghentikan mereka sebelum mereka menguasainya.”
Mereka melangkah keluar dari terowongan bawah tanah dengan langkah berat, tapi juga dengan tujuan yang lebih jelas.
Di kejauhan, di balik awan malam, langit mulai menunjukkan cahaya kemerahan. Petanda bahwa pertempuran besar akan segera datang.
Status Kiwang: Level 18.65 EXP Eksklusif – Masih aktif Rune Aktif: Spiral, Flame Hook, Spiral Burst, Spiral Javelin Rekan: Lia (Angin), Elira (Bayangan) Catatan: Rafen terkonfirmasi sebagai anggota Radiant dengan rune cahaya manipulatif Lokasi: Kota Arkaris – Lorong bawah tanah Radiant