NovelToon NovelToon
Dari Babu Jadi Mantu

Dari Babu Jadi Mantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:35.8k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bagaimana caranya Hanum si preman pasar yang bar- bar seketika menjadi anggun saat dia harus menikah dengan anak majikannya.

"Ada uang Abang kucinta. Gak ada uang Abang kusita."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siasat Rendi

"Perkenalkan Saya Arya, pacar Hanum." Arya menyapa Suryono Bapak Hanum.

Seperti katanya dia akan menjenguk Bapak Hanum ke rumah sakit.

Arya duduk di kursi di sebelah ranjang dan tersenyum pada Suryono.

"Iya, Hanum anak Bapak bilang dia punya pacar." Suryono menoleh pada Hanum yang sedang menuangkan air ke dalam gelas lalu menyajikannya di nakas di dekat Arya.

"Saya mau minta maaf karena gak bisa mendampingi Hanum saat operasi Bapak. Saya sangat menyesal," ucap Arya dengan menunduk.

Suryono terkekeh. "Gak usah terlalu formal Nak Arya. Lagi pula Bapak mengerti kamu sedang sibuk. Hanum juga sudah menjelaskan."

Arya menoleh pada Hanum yang tersenyum ke arahnya.

"Terimakasih karena sudah mengerti," ucapnya pada Hanum. Pria itu tersenyum bahkan menggenggam tangan Hanum.

Untuk sesaat Hanum tertegun. Namun dia mengembangkan senyumnya saat menyadari jika Arya tengah berperan sebagai calon suami yang baik di depan Bapaknya.

"Gak papa, Bang. Yang penting operasi Bapak berjalan lancar."

Arya mengelus lembut tangan Hanum lalu mengalihkan lagi tatapannya pada Suryono. "Saya juga mau bilang sama Bapak. Kalau saya ingin segera meminang Hanum untuk jadi istri saya." Hanum terdiam begitu pun Suryono.

"Secepat itu?"

"Saya cuma gak mau menyiakan kesempatan untuk bisa memiliki Hanum. Saya berjanji akan menjaga Hanum."

Hanum menipiskan bibirnya. Jika dia tak tahu ini bagian dari drama, mungkin dia akan terharu.

Saat mata Hanum bertatapan dengan Suryono, Hanum tersenyum.

"Bapak terserah Hanum. Kalau memang Hanum sudah siap Bapak gak bisa apa- apa. Bapak hanya bisa mendoakan, semoga anak Bapak selalu bahagia." Hanum berkaca- kaca. Dia merasa bersalah, bagaimana nanti jika Bapaknya tahu pernikahan ini hanya pernikahan kontrak dan akan berakhir saat waktunya tiba.

"Jadi gimana?" Lamunan Hanum berhenti saat Arya menoleh dan bertanya padanya.

Arya merogoh sakunya. Sementara sebelah tangannya masih menggenggam tangan Hanum.

Hanum kembali tercenung saat Arya mengeluarkan kotak yang saat terbuka ternyata kotak itu berisi sebuah cincin.

Bagus sekali persiapan Arya begitu maksimal hingga Hanum benar-benar seolah ini nyata. Pria itu menekuk sebelah kakinya dan mendongak menatap Hanum.

"Maukah kamu jadi istriku?" Jika itu lamaran sebenarnya sudah pasti Hanum akan tersentuh. Namun saat ini Hanum hanya tersenyum dengan menutup mulutnya terkejut. Berpura-pura tersentuh lalu mengangguk.

Setelah melihat Hanum mengangguk Arya segera menyelipkan cincin di jari manisnya.

Sungguh tak terduga bahkan ukuran cincin pun sangat pas di jari Hanum.

Hanum masih tersenyum lalu menatap Suryono yang juga merasa haru.

"Bapak bahagia, kalau kamu juga bahagia," ucapnya dengan mengusap air matanya membuat Hanum merasa bersalah dan berhambur memeluk Suryono.

"Jadi, kapan tepanya kalian akan menikah?" tanya Suryono dengan menatap Arya.

"Secepatnya, Pak."

....

Berita pernikahan Arya sudah menyebar di keluarga besar Chandra Wijaya bahkan menjadi pembahasan hangat diantara para sepupu Arya.

Mengingat jika Arya menikah maka kerajaan bisnis Chandra Wijaya akan segera turun pada Arya maka seluruh anggota keluarga menjadi kalang kabut, termasuk Sesilia dan Dendra. Keduanya duduk dengan gelisah dan bicara dalam suasana yang buruk.

"Kamu bilang karena traumanya dia gak akan menikah. Gimana sih, Mas," ucap Sesilia dengan kesal.

"Siapa tahu akan ada wanita yang bisa menaklukannya."

"Tapi kamu yakin mereka beneran pacaran?"

"Menurut informan kita begitu."

"Aku gak percaya. Gimana bisa dia menyukai pembantu?" Sesilia masih tak percaya jika Arya akan menikah dengan seorang pembantu. "Kayak gak ada cewek lain aja."

"Tapi Hanum memang cantik kok. Terlepas dia cuma pembantu." Rendi berucap, dia sudah ada disana sejak tadi, sejak orang tuanya berdebat tentang pernikahan Arya dan Hanum

Sesilia berdecak lalu memukul kepala Rendi. "Terus apa gunanya kamu, hah! Bodoh tetap saja bodoh! Kamu mau biarkan Arya semakin berkuasa, dan mendapatkan semuanya?"

"Ya emangnya harus apa, sih?"

"Ya pikirin gimana caranya biar Arya gak nikah. Buat dia batalkan pernikahan."

Rendi mengernyit nampak berpikir "Lakukan apa saja?"

Sesilia mengangguk. "Apa saja, yang penting mereka gagal nikah. Bila perlu buat dia trauma lebih dalam dan gak nikah seumur hidup."

Rendi tersenyum. "Kalau gitu kita rebut Hanum. Buat Hanum berkhianat sama Mas Arya biar Mas Arya gak percaya lagi sama yang namanya perempuan. Dan akhirnya dia yang gak akan dapatkan harta dan kekuasaan keluarga kita."

"Gimana caranya?" tanya Sesilia.

Rendi menyeringai. "Anak Mama ini pria incaran para wanita. Mama tenang aja. Jangan panggil aku Rendi kalau gak bisa menaklukannya." Wajah Rendi tersenyum tampan. Di kepalanya muncul beberapa ide untuk membuat rencananya terealisasikan.

....

Hanum keluar dari gerbang rumah sakit. Rencananya hari ini dia akan kembali bekerja di rumah Nyonya Ningsih. Lagi pula keadaan Bapaknya sudah lebih baik dan hanya tinggal menunggu dokter memperbolehkannya pulang.

Saat akan mencari angkutan umum Hanum malah di datangi tiga pria bertubuh besar yang langsung mengelilinginya.

Melihat itu Hanum hanya mengernyit.

"Hai cewek. Main yuk," ucap salah satunya pada Hanum. Wajahnya nampak mesum dengan ekstra jilat bibir membuat Hanum merasa jijik.

"Ada apa nih, Bang?" Hanum menaikan alisnya melihat tiga pria yang mengelilinginya.

"Kita cuma mau main, yuk. Di jamin kamu suka."

"Bang, gue bukan anak kecil yang suka main." Hanum masih berucap dengan tenang. Saat hendak pergi salah satu dari mereka mencekal lengan Hanum membuat Hanum terdiam dengan mata yang berubah tajam.

"Lepasin gue!"

"Alah jangan suka jual mahal lo. Gue tahu lo paham maksud dari main yang gue omongin. Ikut kita abis itu kita kasih lo duit banyak plus kepuasan." Ketiga pria itu tertawa.

Hanum membuka mulutnya hendak bicara, namun saat ini justru terdengar suara seseorang berteriak.

"Lepasin dia!" Hanum menoleh dan menaikan alisnya melihat Rendi melangkah ke arah mereka dengan senyum angkuh.

Sedang apa pria itu disana?

"Siapa lo? Berani ikut campur urusan kita?"

Rendi menyeringai. "Aku bukan siapa-siapa. Tapi aku tidak bisa membiarkan seorang gadis di ganggu di depan mataku."

"Hanum tenang saja aku akan menolongmu." Hanum tersenyum saat mata Rendi melihat ke arahnya.

"Oh, mau sok jadi pahlawan kesiangan? Jangan mimpi. Cewek ini milik kita."

"Kenapa kalian malah mengganggu perempuan. Itu bukan sikap gentle seorang pria."

"Kami tidak butuh pengakuan."

"Tapi kalian sudah melanggar hukum."

"Begini saja, kami akan berikan dia sama lo tapi sebelum itu kami mau nikmati dia dulu." Ketiga pria itu tertawa.

"Kalian jangan macam- macam. Kalian tidak tahu siapa aku!" Hanum memutar matanya malas. Jadi si Rendi ini mau menolongnya atau tidak? Kenapa malah membuang waktu dengan banyak bicara.

Hanum melihat lengannya yang masih di pegang salah satu pria, lalu memutar tubuhnya dan menggunakan sikut yang lain untuk memukul tepat di ulu hatinya, hingga membuat si pria melepaskan tangannya sebab sibuk meringis sakit.

Tak sampai di situ pria yang kini menunduk memegangi dadanya mendongak sebab Hanum menaikan lututnya tepat di bagian dagu hingga pria itu terjengkang tak berdaya.

"Sialan lo!" Pria lainnya hendak memberi pukulan, namun Hanum menghindar dan dengan sekali tendangan membuat si pria tak berdaya dengan memegangi bagian intinya.

Rendi yang melihat itu justru tertegun dan hanya bisa terperangah sebab dengan cepat Hanum membalik keadaan.

Satu pria tersisa, namun saat Hanum hendak menoleh si pria sudah siap dengan tangan yang mengepal erat dan melayangkan tinjunya pada Hanum. Bukannya menghindar justru mengepalkan tangannya, lalu memiringkan wajahnya dan memukul tepat di rahangnya. Wajah pria itu tertoleh dan Hanum kembali melayangkan tendangannya di intinya.

Hanum berdecih. "Jadi cowok jangan nakal, Bang. Punya terong kecil aja sok sokan mau kasih kepuasan. Masih untung gak patah tuh terong." Hanum menghentakkan kakinya di tanah membuat ketiga orang itu berjengit dengan memegangi bagain inti tubuh mereka. "Pria brengsek kayak lo semua ini emang pantes di tendang di sana biar impoten sekalian."

"Pergi sono lo!" Hanum berteriak dan ketiga pria itu berdiri dengan tertatih lalu lari masih dengan memegangi bagian intinya yang Hanum tendang.

Hanum menoleh dan menyeringai. "Terimakasih karena kamu sudah banyak bicara," ucap Hanum lalu dengan cepat melambaikan tangannya pada taksi yang melintas lalu pergi meninggalkan Rendi yang masih tertegun.

1
partini
hemmm trauma sih trauma tapi tuh mulut jaga dikit Napa jangn asal jeplak,,ku buka itu aja deh masa bisa alergi di pegang jangan" pelecehan
Arya arya CEO sedikit stupid wkwkwkkwk
partini
hemmm yg kalian lawan Hanum she like Queen mafia jadi mending pikir dulu deh
Arin
Wah.... bahaya.... bahaya...
Siti Dede
Segitunya ya pasangan RR
Andriani
🤭🤭🤭🤭
Andriani
aih... ngeri kalo udah gila harta ya...
partini
hemmmm laki laki Cemen ga ad harga diri mau rebut punya orang ga ngotak
mbu ne
Andra ya?
si diam2 menghanyutkan...😏
partini
dari jauh jg ada Arya biar siaga siap tau mereka sewa orang lebih banyak jadi nya sudah antisipasi kalau bodyguard nya keteteran
mery harwati
Rendi jelas tertegun membayangkan "burung empritnya" ditendang Hanum, pasti langsung impoten pikir Rendi 😛🤣
Patrish
salah teori ya Rendi... sebentar kamu balik dipukul tukang keprukmu... gara2 salah prediksi.. 🤣🤣🤣
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣🤣preman dilawan ya jelas kalah lah...
Pjjmakkem
kocaakk hanum!!
dimana coba, dapat cewek cantik, somplak, trus jago berantem kayak hanum?
arya sih dapat jackpot namanya.. 😄😄
Arin
🤣🤣🤣🤣 akal-akalan Rendi. Sok-sokan jadi pahlawan kesiangan. Ternyata bacot doang. Gak ada tindakan apa-apa
Kalah duluan sama Hanum yang bertindak
Siti Dede
Kebayang wajah cengoknya Rendi, wkwkwk
partini
wkwkkwkw rencana jadi super horor yahhh,Hanum gitu loh dia tuh bisa lihat muka angel sama iblis
lanjut thor 👍👍👍👍
Amidah Anhar
Up lagi
Patrish
suara hati tidak pernah salah boz... merasa kehilangan adalah sebagian dari hati yang mulai terisi.... naah.. nahh....
Nana Colen
lanjut thooooor😍😍😍😍😍❤❤❤❤❤❤
Andriani
aih... Hanum ke pergok deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!