Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Mobil rauf, , sampai di depan rumahnya sintia yang di kampung, dan rauf dengan sintia turun dari mobilnya, dan masuk ke dalam rumah.
sementara mobil yang mengikuti mobil rauf, berhenti sedikit jauh dari mobilnya rauf, dan orang yang berada di dalam mobil itu terus memantau, keberadaan rauf dan sintia.
dan orang tersebut, telah memotret rumah milik sintia di kampung, dan mobil sintia, yang terparkir, berada di garasi rumahnya sintia,
setelah itu, orang tersebut, langsung pergi, dan mengelilingi semua perkebunan teh yang berada di kampung, dan dia bertemu seseorang di jalan yang bernama pak hendi, dan dia bertanya,
" permisi pak, saya boleh bertanya.?" ucap orang yang di mobil tersebut.
" iya boleh." jawab pak hendi.
" bapak tahu, siapa pemilik perkebunan teh yang luas ini.?" tanya orang tersebut.
" e.. pemiliknya adalah juragan rauf, dan saya dengar katanya, perkebunan yang luas ini akan di alihkan kepada istrinya sintia." ucap pak hendi.
" oh ya pak, boleh saya minta tolong,? bapak tenang saja, ini tidak gratis kok, nanti bapa tulis nomor rekening bapak." ucap orang tersebut.
" emangnya mau minta tolong apa kepada bapak.?" tanya balik pak hendi.
" tidak sulit kok pak, saya ingin, bapak mencari tahu tentang perkebunan yang luas ini, apakah akan di jual, atau tidak, atau bapak, ketemu langsung dengan ibu sintia, katakan padanya, kita berani membayar mahal perkebunan ini, asalkan ibu sintia mau menjual perkebunannya kepada kita." ucap orang tersebut.
" baiklah saya siap membantu, kapan saja saya di butuhkan, nanti hubungi saya." ucap pak hendi.
" terimakasih banyak pak e.. kalau boleh tahu nama bapak siapa?" ucap orang tersebut.
" nama saya pak hendi." jawab pak hendi.
" oh ya, perkenalkan nama saya, naila. dan ini kartu nama saya, dan ada nomor telepon saya di situ." ucap naila sambil berjabatan tangan dengan pak hendi.
" senang berkerja sama dengan anda, saya tunggu infonya ya, pak" ucap naila.
" iya, ibu tenang saja, secepatnya aku akan mengabarkannya kepada ibu." ucap pak hendi.
setelah selesai berbincang dengan pak hendi, naila langsung pergi, dan pulang kerumahnya.
sementara rauf dan sintia, sudah beristirahat di rumah sintia, karena merasa kecapean dalam perjalanan, rauf langsung tidur, karena mengingat besok akan kembali ke kota ke rumahnya rauf.
dan di rumahnya melinda, ibu siti sedang berbicara dengan suaminya pak mahmut.
di ruang tamu.
" bapa, ada yang ingin ibu bicarakan sama bapak." ucap ibu siti.
" emangnya ibu mau membicarakan apa.?" tanya bapak mahmut.
" ibu mau kita tidak usah ikut campur dulu yah, urusan rumah tangganya melinda." ucap ibu siti.
" emangnya kenapa,? melinda kan anak semata wayangnya kita bu, bapa tidak mau anak kita di perlakukan tidak adil oleh suaminya dan ibu mertuanya." ucap pak mahmut.
" iya memang anak semata wayangnya kita, tapi, melinda kan sudah berumah tangga, dia bisa kok, menyelesaikan masalahnya sendiri.
ucap ibu siti.
" tapi bu." ucap pak mahmut.
" sudahlah pa, kali ini kita ikutin saja perkataan melinda, ibu yakin, melinda bisa menyelesaikan masalahnya sendiri." ucap ibu siti.
" baiklah, kalau ini sudah menjadi keputusan melinda, dan ibu juga mendukung ini semua,
bapa ikutin saja." ucap pak mahmut.
" terimakasih pa.. sudah mendengar perkataan ibu." ucap ibu siti.
" oh, ya, bu kita istirahat ya, bapa sudah mengantuk, mau tidur, besok lagi kan bapa mau kekantor." ucap pak mahmut.
" iya pa, ibu juga sudah ngantuk." ucap ibu siti sambil berdiri dan pergi ke kamar bersama pak mahmut untuk tidur.
dan di rumah rauf, ibu tini sedang sendirian,
di tempat tidur, tiba-tiba, ibu tini merasa rindu kepada melinda, dan ibu tini ingin menelpon melinda.
tut.. tut.. tut..
ponsel melinda berbunyi di meja, dekat dengan tempat tidurnya, dan melinda mengambil ponselnya dan melihat, ternyata,
ibu tini yang menelponnya.
dan melinda langsung mengangkatnya.
" halo, bu, ada apa,? malam- malam menelpon melinda." tanya melinda di telpon.
" ibu hanya kangen saja, kapan kamu akan ke rumahnya ibu.?" tanya ibu tini.
" melinda tidak bisa berjanji, nanti insya allah kalau ada kesempatan, melinda mampir." ucap melinda.
" oh ya, bagaimana dengan kandungan kamu, Sehat kan.?" tanya ibu tini.
" iya bu, alhamdulillah sehat, rencana besok melinda mau ke dokter kandungan untuk memeriksa." ucap melinda.
" jadi, kamu mau ke dokter besok, ibu temani ya, ibu juga sudah bosan di rumah terus, sekalian kamu mampir ke rumah ibu." ucap ibu tini.
" tapi, nanti melinda merepotkan ibu." ucap ibu tini.
" tidak apa-apa, ibu senang kok." ucap ibu tini.
" baiklah bu, besok melinda jemput ibu di rumah." ucap melinda.
" makasih sayang, kamu memang sangat baik hati, sekali lagi maafin ibu ya.!" ucap ibu tini.
" ya uda.. ibu istirahat ya, ini sudah larut malam, melinda lagi sudah ngantuk.
keesokan harinya, rauf sudah bangun, dan sudah bersiap- siap untuk kembali ke rumahnya. dan sebelumnya rauf pamit kepada sintia untuk pulang.
" sintia, mas pamit ya, mau buru-buru pulang karena mas langsung ke kantor karena ada urusan di kantor." ucap rauf.
" tapi, mas kan sudah janji akan pulang setelah beberapa hari di rumah sintia." ucap sintia.
" sudahlah, mas tidak mau ribut, nanti mas akan kembali lagi setelah urusan mas selesai." ucap rauf.
" benar, akan kembali lagi ke sini, ? tapi, mas, kan belum sarapan." ucap sintia
" mas, sudah mau buru-buru, nanti mas singgah makan di rumah ibu saja, karena ibu pasti sudah menyiapkan sarapan buat mas." ucap rauf.
" ya, sudah lah kalau tidak mau makan." ucap sintia.
rauf langsung keluar, dan pergi dengan mobilnya.
dan tidak lama, tiba- tiba ada yang memberi salam di rumahnya sintia.
"assalamualaikum."
"waalaikum salam" jawab salam sintia dari dalam rumahnya. dan langsung membuka pintu...
mrlinda mnding cerai dri rauf.... biar jdi gmbel abadi tuh....
biar bu tini & rauf tau rasa....
g punya tata krama.... belagu.... pdahal g ada apa"nya di bandingkn dgn melinda....
menantu yg trzdolimi.... hnya krna blm punya kturunan...