NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:78.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Mereka sama-sama pendosa, namun Tuhan tampaknya ingin mereka dipertemukan untuk menjalani cinta yang tulus.

Raka dan Kara dipertemukan dalam suatu transaksi intim yang ganjil. Sampai akhirnya keduanya menyadari kalau keduanya bekerja di tempat yang sama.
Kara yang supel, ceria, dan pekerja keras. Berwatak blak-blakan, menghadapi teror dari mantan suaminya yang posesif. Sementara Raka sang Presdir sebenarnya menaruh hati pada Kara namun rintangan yang akan dihadapinya adalah kehilangan orang terpenting di hidupnya. Ia harus memilih antara cintanya, atau keluarganya. Semua keluarganya trauma dengan mantan-mantan istri Raka, sehingga mereka tidak mau lagi ada calon istri yang lain.
Raka dan Kara sama-sama menjalani hidupnya dengan dinamika yang genting. Sampai akhirnya mereka berdua kebingungan. Mengutamakan diri sendiri atau orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Twenty Six

Sore itu terasa tak biasa untuk Kara.

Entah kenapa firasatnya bilang kalau hari ini ia akan mendapatkan suatu masalah baru.

Raka memang seharian menemaninya sampai menginap di rumah sakit. Sementara Kara tidur. Tidur yang banyak, yang puasssss.

Sebagai bentuk balas dendamnya akan hari-harinya yang penuh masalah setelah ia bertemu Raka.

Tapi saat Raka ke kantor untuk mengurusi masalah pekerjaan, mendadak Kara merasa perasaannya tak enak.

Jadi ia duduk, di ranjang rumah sakit.

Menunggu, entah apa.

Sambil berdoa, supaya ia diberi kekuatan untuk bisa membela diri

Ini... aura kebencian yang timbul dari luar sana...

Terasa...

“Halah lebay!” seru Kara sambil mengibaskan tangan kirinya, karena yang kanan lagi ditusuk jarum infus. “Mangnya gue cenayang sampai bisa ngerasain bakalan ada masalah heh?!” serunya memarahi nalurinya sendiri.

“Tenang, Kara, teeeenaaaang! Badai pasti berlalu, setelah topan menghilang yang ada timbul mentari. Gitu kan yang di film-film?! Heheheh...hehe...heee...” yah, tawanya semakin lama semakin lemah karena ia langsung diselimuti rasa ragu.

Ia tertawa tapi wajahnya tegang.

Terutama...

Perangai Aldo yang ia tak pernah lihat sebelumnya.

Juga, kekuatan Raka yang ternyata mematikan.

“Aku bisa saja mati dari kemarin kan ya? Aku sering memaki Om Raka. Bahkan bersikap seenaknya!” desisnya berpikiran buruk.

“Bagaimana kalau kemarin itu hanya awalnya, masih ada gempa susulan, gitu kan? Biasanya yang menyusul kekuatannya lebih dahsyat!” ia sedang berdebat dengan nalurinya.

Lalu Kara terdiam.

Sekitar 5 detik ia diam, sediam-diamnya.

Ia memfokuskan pendengarannya.

Suara langkah kaki.

Bukan dari suster yang biasanya memakai sepatu kets sol karet, bukan.

Ini lebih ke sepatu untuk kerja.

Atau sandal hak tinggi.

Haduuuh, kenapa sih Raka harus memasukkannya ke kamar VIP?! Ia kan jadi tak punya jam besuk.

Siapa pun, apalagi yang mengaku keluarga, bisa saja datang kapan saja.

Raka juga tidak melarang atau pun titip pesan ke suster untuk jam-jam tertentu karena bisa saja ada karyawan kantor yang datang menjenguk Kara untuk masalah kantor.

Walau pun sebagian besar masalah pekerjaan sudah diselesaikan Caitlyn.

Sandal yang terdengar dari kejauhan menuju kamarnya itu bukan milik Caitlyn.

Kara hafal dentuman sepatu mahal Caitlyn.

Yang ini bukan.

Memang solnya juga terdengar mahal, terasa mantap saat menekan lantai. Tidak berdenting, tapi berdentum.

Tapi yang ini, tapaknya seakan sengaja dibenturkan keras-keras.

Karena menahan beban kebencian dari pemakainya.

Srekkk!

Pintu kamar Kara digeser.

“Fak...” gumam kara, ia benci kalau firasat bahayanya mulai aktif seperti sekarang.

Seorang gadis muda, seusianya, tapi tinggi dan auranya sangat bangsawan.

Wajahnya mirip tokoh wanita di drakor Queen Of Tears. Sendu tapi sangat terlihat kalau ia tidak menyukai kehadiran Kara.

Dan...

Kenapa ya Kara merasa gadis yang kini menatapnya lekat-lekat itu wajahnya mirip sekali dengan Raidan, tapi pakai wig?

Kara langsung menembaknya dengan kata-kata : “Kamu Rachel.” Tebaknya.

“Jauhi ayah.” Balas gadis misterius di depannya itu.

“Heh?!” dengus Kara.

Ia tahu saat ini akan datang.

Kara sudah menyiapkan mentalnya dari sejak Raka menciumnya di depan umum saat ia terluka akibat perbuatan Aldo.

Ia memang tidak tahu persis hal seperti apa yang akan datang dan siapa saja yang akan menyerangnya. Tapi yang jelas ia sudah menyiapkan kata-kata yang sekira pas untuk menjawab semua tudingan.

Ia pikir tadinya Bu Annisa yang akan menjegalnya, ternyata malah anaknya Raka.

Bu Annisa malah mengiriminya bunga ucapan semoga cepat sembuh yang kini terpajang di meja kamar rumah sakit.

Sementara Rachel ini, baru kali ini Kara bertemu dengannya.

Usianya kira-kira sepantaran Kara, kalau dilihat dari usia Raidan, ya Rachel ini lebih muda 5 tahun dari Kara.

Tapi secara sosok dan wajah, dia tampak lebih tua dibanding Kara.

Mungkin karena perawakannya tinggi, sekitar 170cm, dan tubuhnya lebih besar daripada Kara.

Massa otot dan tulangnya tampak jauh lebih berat dari Kara.

Ditambah ia memakai hak tinggi 15 senti.

Bukannya Rachel ini masih sekolah ya? Kenapa pakaiannya ala wanita karier begini?

“Lo nggak budeg kan? Nggak perlu gue ulang dong kata-kata gue?” desis Rachel.

Benar-benar kata-kata yang sangat unfriendly, kalau kata Gen Z. Songong kuadrat, kalo kata Milenial. Tidak Bermartabat kalau kata Boomers.

Jadi Kara memutuskan untuk meladeninya dengan sikap yang sama. Menganggap Rachel ini rival.

Karena dari auranya, berbeda dengan Caitlyn yang histeris karena putus asa, Rachel ini beneran mean girl mendarah daging khas tukang bully adek kelas.

“Nggak, gue denger kok. Tapi lo salah sasaran. Gue udah berusaha menjauhi bokap lo, tapi dianya malah mendekat.” kata Kara.

“Nggak usah yapping, pe cun.”

“Laaah, lo ngomong aja yang beginian ke bokap lo! Gue tantang, berani nggak lo? Jangan lo pikir gue lebih imut dari lo, terus gue mau aja diintimidasi yak!” seru Kara.

Satu lagi wanita masuk ke dalam kamar Kara.

Kalau yang ini tampak lebih tua, wanita bersahaja dengan bibir tipis dan rasanya wajahnya itu provokator banget.

Raka, walau pun kaya, bukanlah konglomerat setipe Bataragunadi atau Ranggasadono atau Atmorajasa. Jadi dia hanya membooking kamar VIP biasa saja, tanpa penjagaan. Tidak seperti para Chaebol di Korea-korea yang kamar istri muda dijaga sekuriti 24 jam lebih dari 5 orang dan yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Tidaaaak, suster aja jarang mondar-mandir ke sini, datang kalau mau periksa atau kalau Kara pencet bel saja.

Makanya dua orang ini bisa seenaknya datang, tak peduli Kara lagi tidur atau lagi sakit, mereka langsung menembak Kara dengan tuduhan mereka.

“Begitu putus asanya Raka gara-gara saya tolak ketemuan lagi, sampai pacar-pacaran sama anak kecil ya? Ini sih bentar lagi juga bakalan dia tinggalin. Rugi kamu jauh-jauh macet-macet datang kesini, Rachel.” Wanita yang lebih tua itu, menatap Kara dengan pandangan meremehkan.

Kara menaikkan alisnya.

Raka minta bertemu wanita ini?

Kalau dia begitu akrab dengan Rachel, jadi kayaknya wanita ini adalah Lydia. Karena setahunya, Rachel memang tinggal dengan Lydia walau pun hak asuh dimenangkan Raka. Lydia mendekati Rachel sepulang nya dari Amerika, berusaha menjalin hubungan baik kembali dengan anak kandungnya itu. Dan Rachel pun terbujuk, lalu di usia 15 tahun Rachel pindah tinggal dengan ibunya karena Raka memutuskan menikah lagi. Ngambek si Rachel ceritanya, nggak mau serumah sama Caitlyn.

“Walau pun begitu, bunda, aku nggak mau nasib ayah sama seperti waktu dia bersama Caitlyn. Tadinya nggak serius, sampai menikah dan akhirnya ayah dikecewakan lagi dan lagi.” kata Rachel.

“Mau pada ngapain ke sini sih? Kalau mau menjauhkan saya dari Raka ya sana bilang sendiri ke orangnya.” keluh Kara.

“Kami mau kamu pergi yang jauh, dari kehidupan Raka.” kata Lydia

“Percuma tante, percuma... saya ke Alaska juga dia bakal kejar saya, saya mau tenggelam di laut mati juga bakalan dia tarik.”

“Tidak pernah ada yang tenggelam di laut mati dasar bego. Kandungan garamnya yang tinggi bisa membuat tubuh manusia langsung ngambang lagi.” Gerutu Rachel.

“Ya dia tarik dari pinggir lah, kan gue ngambang.” Gumam Kara. Menyembunyikan fakta kalau ia lupa teori tentang laut mati ini. Namanya aja serem, tapi memang tak ada biota laut yang bisa hidup di laut mati karena masalah kadar garam itu sih.

“Kamu bisa tolak dia terang-terangan, kalau kamu tidak tertarik.” kata Lydia.

“Malas saya. Lagian kalau saya melakukan hal itu, ya saya bohong namanya.” Kata Kara.

Cie cieee...

“Alasan saja, kamu hanya ingin hartanya.” Kata Lydia.

“Memangnya Tante tidak?” Kara balik bertanya. “Saya juga nggak percaya ya dia minta Tante ketemuan. Kemarin dia bilang ke saya kalau dia serba salah mau blokir nomor tante, tapi Rachel-nya masih tinggal sama Tante.”

“Kamu...” Lydia saking geramnya sampai tak bisa berkata-kata lagi.

“Tante kalau masih butuh Raka, tuh bisa kayak Tante Caitlyn. Datang dan memohon supaya direkrut lagi jadi karyawan. Nah, tuh baru sportif.” Kata Kara.

“Apa? Caitlyn jadi karyawan? Dia sudah diblokir permanen dari hidup Raka!! Membual saja kamu!” seru Lydia.

“Laaah gak percaya amat sih, hubungi HRD Topaz dong Tanteee.”

“Caitlyn jadi apa di kantor?” Rachel tanya ini sambil sewot dan maju ke arah Kara.

“Personal Asistant, bareng gue.” jawab Kara.

“Itu jabatan yang bakalan gue ambil lulus skul nanti!” seru Rachel.

“Bokap lo nggak mau lo jadi karyawannya keleeeeez. Dia mau lo cari kerjaan lain! Lagian lo mikir pake dengkul dong Cuy, mana ada anak kandung bisa jadi asisten bokapnya sendiri?! Nepo-nya terlalu kentara!”

Malah disuruh mikir pake dengkul, nggak pake udel aja sekalian?!

PLAKK!!

Lagi-lagi Kara kena tampar.

Kenapa wanita di novel ini kayaknya cinta banget sama pipi Kara sih? Harus ditampar gitu? Cubit-cubit dikit kan lebih bersahabat ya dibanding tampar.

Yang menamparnya adalah Lydia.

Tapi...

Lebih keras tamparan Aldo.

Jelas.

Tuh lelaki emang orang gila, ternyata.

Jadi Kara tidak gentar kali ini.

Dia tonjok balik si Lydia.

Masalahnya tangan kara masih diinfus!

Hampir aja itu kulit tangannya robek karena badannya ketarik ke luar ranjang.

Dia nonjok Lydia pakai tangan kiri, Jadi sekarang dua tangan, kanan kiri rasanya nyeri sangat.

“Lancang banget Tante ya!” Seru Kara sambil menunjuk-nunjuk Lydia yang langsung shock tak mengira Kara bisa seberani itu memermak wajahnya. “Saya nih lagi di RS loh! Kagak liat ini infusan segede bagong hah?! Baru aja saya digebukin sama mantan laki brengsek, gak lihat nih lebam-lebam?! Ini pake ditambahin bumbu-bumbu mantan dari orang yang saya terima jadi pacar aja belom!!” seru Kara kesal. Teriakannya menggema ke seluruh lantai RS.

Sehingga, ya orang-orang pada datang lah ke kamar kara.

Pada berkerumun, malah.

Herannya di sana ada Elang dan Guntur loh.

“Walah!” Seru Elang ngeri melihat adegan itu.

Rencananya mereka ini mau jenguk mumpung masih jam makan siang.

Ada Elang dan Guntur, sudah pasti ada...

“Ada apa ini Hah?! Ngapain kamu di sini perempuan Dajjal?!” seru Raka.

Suaranya benar-benar membuat telinga pengang.

1
Nisa Sugiarti
ampun suhu🙏🙏🙏🙏semua novelmu t ada yg gagal....😭😭😭q bahkan rela baca ulang sambil sabar menanti update drmu.....semangat 💪💪💪menyajikan cerita2 baru....q suka ceritamu yg g bertele2 dan selalu ada pelajaran yg bisa diambil...bisa melihat masalah dr berbagai sisi...pokoknya 👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Handel Diah
sampe ketinggalannnn...maraton satset bacanya ....mksh....cerita madam septi mah ngak ada lawannnnnn....
...sus@nt!
🤣🤣🤣 ...
RadenAyu
😍😍😍😍😍
Cicak Speed
bagus Rachel..keluar aja sneng bapak lu nangis emak lu🤣
Cicak Speed
bego Karaaa..
Yane Kemal
Wah Lidya semaput langsung
Giyatmini
good nak, tak dukung caramu ya biar pada sadar nanti 😀
Naftali Hanania
wahahahahhaaaa.....itu rachel kok pinter bgt ya/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Naftali Hanania
Ooooo
Naftali Hanania
trimakasih kembali madam yg mau2 nya nyempetin nulis.....big love lah
🥑⃟вуυηgαяι
y y y y Rachel, go a head,, lakukn sperti maumu, tp jgn mnyesal kmudian yak
🥑⃟вуυηgαяι
haahh 'lelah hayati' klo kata tmn aneee😩 ni sii bisa dsebut mantan blum usai yak😅
🥑⃟вуυηgαяι
ahaa g kaleng² nii om Raka, trnyata smua udh trncana right?ku trtipu pun
🥑⃟вуυηgαяι
haahhh klo ja td g ada kjadian mantan toxic dtang g gni juga kli yak jln critany 😅
🥑⃟вуυηgαяι
hmm obrolan seru malah kganggu ama kdtangan mantan toxic 😩 boleh nitip timpuk pakai balokg siii
🥑⃟вуυηgαяι
good Kara good, lnjutkn, jgn mudah goyah okeeeyyyy, keep calm and must be brave
🥑⃟вуυηgαяι
kamvreeetttt 😅🙈 ku ngelag trnyata, ku pikir tante cat msh hamil, trnyata udh jd ank😩😩 otakku ko rsany blank yak😩
🥑⃟вуυηgαяι
hmm tangan sapa tuu🤔 ngomongny jlas bgt pula, pe cun🙈 cuma di novel madam nii bisa ngrasain kek pelm²,, aneh bgt dah, brasa trsihir
🥑⃟вуυηgαяι
ah srius sii ni, sii Kara mang kocak abis😅 kekny bakal susah nemu yg kek Kara gni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!