Yasmin merasa ada ikatan kuat terhadap keponakannya. Layaknya Dejavu, Yasmin merasa anaknya hidup kembali meskipun kenyataannya hal tersebut tidaklah mungkin.
Dibalik suasana hatinya yang selalu sedih ketika merindukan anaknya, ada adik iparnya yang terus menggoda Yasmin. Esther yang melihat suaminya lebih memihak kepada kakaknya, timbulah perasaan cemburu yang kini menyelimuti nya.
Akankah diantara mereka terlibat cinta segitiga? Akankah ada korban, dari rumitnya hubungan asmara mereka? Simak selengkapnya hanya di cerita ini.
Kuy, tak baca tak suka. Sudah baca baru suka❤️. Jangan lupa vote dan komen ya guys. Happy reading!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan buta
Dinginnya AC sentral di sebuah mall mampu mengurangi sesak karena pengunjung yang padat. Banyak pengunjung yang antusias terhadap aplikasi kesehatan yang menurut mereka sangat bermanfaat ketika enggan berpergian ke luar rumah namun ingin mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pemerataan aplikasi ini bertujuan agar masyarakat semakin mawas diri terhadap kesehatan masing-masing. Semakin rendah orang yang sakit maka negara ini semakin maju. Diharapkan akan adanya acara pemerataan aplikasi kesehatan agar bukan anak muda saja yang mengakses melainkan orang tua yang notabene menjadi sasaran prioritas pengguna aplikasi kesehatan tersebut.
Seperti yang dibilang kemarin, hari ini Yasmin ikut menemani Arvin meninjau acara perusahaan. Festival nya cukup ramai, Yasmin sudah berdiri sejak pagi. Ia mendampingi Arvin ketika pria itu meresmikan acara dengan pengguntingan pita, seharusnya ini bukan tugasnya namun apa boleh buat Yasmin hanya bisa menurut.
" Laper?" tanya Arvin ketika melihat Yasmin hanya diam saja. Perempuan itu sudah menemaninya sejak pagi dan siang hari acara belum kelar. Arvin cukup memiliki hati nurani dengan memikirkan kondisi pekerja nya.
" Udah siang loh pak, jelas saya lapar" jawab Yasmin sedikit sewot. Sejak kemarin memang ia masih pms. Hal ini mungkin akan berlangsung sampai tiga hari ke depan. Mood nya sedang dalam mode senggol bacok.
" Kita pergi saja, tidak perlu menunggu sampai acara ini selesai. Kita ke food court yang ada di mall ini dulu,"
" Kenapa nggak dari tadi sih? Udah gemeteran nih pak karena lapar," ketus Yasmin.
" Iya, ya sudah ayo" ajak Arvin dengan menggandeng perempuan yang dalam mode sewot tersebut.
Arvin membawa Yasmin ke sebuah restoran makanan lokal. Pria itu memilih meja pojok karena dirasa dekat dengan AC. Ia butuh lebih banyak udara dingin karena lelah berdiri seharian.
" Mau pesan apa?" tanya Arvin ketika mereka sudah mengambil tempat duduk masing-masing. Tak lama pelayan datang untuk mencatat menu yang mereka pesan.
" Ayam bakar, nasi bakar, sop ayam, kwetiau goreng, sama es teler deh pak. Sementara ini dulu," jawab Yasmin.
" Sediain aja semua menu yang ada di sini," ucap Arvin kepada pelayan yang menghampiri mereka.
Arvin dan Yasmin diarahkan ke meja yang lebih besar. Di meja tersebut tertata banyak makanan yang begitu menggunggah selera Yasmin. Matanya berbinar tidak sabar ingin melahap makanan yang ada di meja.
" Banyak banget pak, kita makan sama siapa aja?" tanya Yasmin yang mulai mengambil piring. Persetan tidak menunggu Arvin menyuruhnya, ia sudah keburu lapar.
" Kita berdua aja,"
" Sebanyak ini berdua? Siapa yang mau menghabiskan?"
" Kamu,"
" Dikira saya binge eating apa?"
" Habiskan saja dulu, nanti kalau masih sisa bisa kita bungkus"
Tidak mendengar ucapan Arvin setelahnya, Yasmin hanya fokus menyantap makanan yang sudah ia ambil. Ia mengabaikan Arvin yang diam membeku belum mengambil makanan sama sekali.
" Pelan-pelan, kamu seperti orang kelaparan dua hari saja"
" Kalau lagi pms nafsu makan suka meningkat. Maaf cara makan saya bikin bapak ilfil," ucap Yasmin dengan mulut penuh makanan.
" Santai aja, waktu kecil kamu sering nyuruh saya makan banyak meskipun badan saya waktu itu gendut. Kamu beda dari teman-teman yang lain, mereka nyuruh saya diet biar kurus tapi kamu malah bilang saya harus makan banyak karena masa pertumbuhan"
" Memang seperti itu, anak-anak butuh asupan bergizi," jawab Yasmin.
" Benar, ya sudah habiskan makananmu. Habis ini kita ke kantor utama," jawab Arvin.
" Saya kan dari kantor cabang, kenapa harus ikut bapak ke kantor perusahaan utama?"
" Saya bos nya,"
" Maaf saya nggak bisa. Saya ada acara lain,"
" Acara apa?"
" Itu privasi saya,"
...****************...
Arvin berjalan menuju ke basement mall. Ada sedikit perasaan kesal karena tidak berhasil membawa Yasmin turut bersamanya. Entahlah, yang pasti perasaan Arvin hanya ingin dekat dengan Yasmin. Ia ingin Yasmin selalu mengikutinya seperti dulu waktu ia kecil. Ingatkan Arvin untuk memindahkan posisi Yasmin sebagai sekretaris pribadinya, dengan begitu Yasmin akan selalu menemaninya.
" Langsung ke kantor Dhananjaya tuan?" tanya supir pribadi Arvin. Laki-laki itu duduk di mobil dengan ekspresi wajah yang ditekuk.
" Ya," jawab Arvin seperlunya.
Mobil melaju meninggalkan basement. Sesampainya di portal pintu keluar mall, Arvin tidak sengaja melihat Yasmin memberhentikan taksi. Wanita itu tampak beda dari penampilan seharian yang dilihat oleh Arvin hari ini, rupanya Yasmin berganti baju dan style rambut yang diurai. Arvin berpikir mungkin Yasmin akan bertemu dengan seseorang sampai-sampai perempuan itu mengubah dandanannya.
" Ikuti taksi di depan," titah Arvin kepada supir nya.
" Kita nggak jadi ke kantor perusahaan Dhananjaya tuan?"
" Kalau saya bilang ikuti ya ikuti, mau gajimu dipotong?"
" Baik tuan," mobil melaju beralih tujuan menjadi mengikuti taksi yang dinaiki Yasmin.
Cafe Sweet Memories.
" Maaf saya terlambat," Yasmin berucap sembari merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Saat ini wanita itu sedang menemui pria yang diceritakan oleh mamanya. Bagaimana Yasmin bisa tahu orang itu jika sebelumnya belum pernah bertemu? Jawabannya karena Yasmin dan pria tersebut sudah bertukar pesan sebelumnya. Mamanya yang memberi nomor ponsel Yasmin kepada si pria. Dan berakhirlah sekarang mereka bertemu di cafe yang juga ditentukan pria tersebut.
" Tidak masalah saya juga baru sampai. Jadi kamu yang namanya Yasmin Abuzer?" tanya pria itu untuk memastikan. Jangan sampai ia salah perempuan untuk kencan butanya. Maklum karena ini merupakan pertemuan pertama mereka.
" Iya benar saya Yasmin. Anda yang bernama Adam kan? Anaknya Ibu Layla?"
" Benar, saya anak teman mama anda. Mari silahkan duduk Yasmin, nggak enak ngobrol sambil berdiri"
Yasmin menurut, wanita itu mengambil kursi kosong di depannya. Dengan peka, Adam langsung memanggil pelayan. Ia menyuruh pelayan mencatat pesanan Yasmin dan dirinya. Ia tahu Yasmin sudah kehausan karena melakukan perjalanan ditambah wanita itu pulang kerja.
" Saya Adam, semoga Yasmin tidak kapok bertemu saya lagi di lain waktu nanti"
" Saya rasa tidak, jika ada waktu kita bisa membuat janji untuk bertemu "
" Baiklah, ngomong-ngomong Yasmin bekerja dimana?"
" Di perusahaan D' Jaya company,"
" Oh itu perusahaan baru, anak cabang dari perusahaan Dhananjaya kan? Perusahaan lamannya bangkrut terus diakuisisi perusahaan Dhananjaya. Memang hebat itu perusahaan Dhananjaya. Yang punya pasti orang pintar. Kamu disana bekerja di bagian apa Yasmin?"
Hal yang paling Yasmin tidak sukai ketika pendekatan adalah sesi tanya bertanya diantara satu sama lain. Menurut Yasmin hal ini sangat membosankan, Yasmin tidak begitu menyukai pertanyaan dari pria yang mendekatinya. Sudah bisa dipastikan para pria tersebut sedang menggali informasi tentang wanita yang ia dekati. Jika memiliki masa depan cerah maka pendekatan dilanjut namun jika sebaliknya maka laki-laki akan dengan mudahnya menghilang.
" Sebatas karyawan kontrak,"
" Oh cuma karyawan kontrak. Nggak masalah, aku seorang tentara dan kamu pekerja kantoran. Kita mungkin bisa menjadi lebih dekat. Aku tipe laki-laki yang nggak mandang harta apalagi fisik," ucap Adam sembari melirik Yasmin dari atas sampai bawah. Pria itu berucap sambil meneliti penampilan Yasmin.
" Maksud anda fisik saya kurang bagus?"
" Bukan seperti itu. Hanya saja kemarin-kemarin yang berkencan dengan ku adalah seorang dokter, manager perusahaan dan mereka sangat modis. Kalau kamu berbeda, kamu tipe wanita yang suka berpenampilan natural"
Semakin dilanjutkan obrolannya semakin membuat Yasmin kesal. Ia kurang menyukai laki-laki yang diawal sudah membahas penampilan, gelar dan pekerjaan. Yasmin pun hanya berucap seperlunya, sementara Adam sudah bercerita banyak hal. Mereka larut dalam obrolan, bahkan minuman yang sudah datang pun belum disentuh.
" Bagaimana kesan kamu terhadap kencan pertama kita kali ini? Kamu pasti senang karena aku nerima kamu apa adanya kan? Pasti selama ini kamu kesulitan menemukan jodoh karena mereka tidak suka penampilan kamu. Tapi aku berbeda, aku nerima kamu apa adanya kok," ucap Adam sudah menggunakan kata aku kamu. Pria itu berceloteh panjang, bukannya membuat Yasmin terkesan malah semakin membuat Yasmin ingin segera pergi meninggalkan cafe.
" Ehemmmm," Yasmin hanya menjawab dengan deheman.
" Eh ngomong-ngomong kamu pernah pacaran berapa kali? Selama pacaran udah ngapain aja? Kamu masih ting-ting bukan?"
" Cukup!! Saya rasa pembicaraan kita cukup sampai di sini. Saya harus segera pergi karena masih ada urusan," jawab Yasmin karena sudah merasa muak.