Squel "Menikahi Wanita Ternoda"
Dicap sebagai wanita liar karena kabur di hari pernikahan, Ayanna Nerodia Tanzeela memiliki alasan tersendiri untuk itu. Namun, ditengah pelariannya dia justru menemukan seorang bayi mungil yang terbungkus kain, membuatnya terpaksa menjadi Mommy dadakan, bersama seorang pemuda yang tidak dia kenal.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ayanna kabur, padahal pesta pernikahan sudah dia rancang dengan sempurna? Dan siapakah sebenarnya bayi itu? Mengapa dia memiliki keterikatan dengan pemuda yang baru Ayanna temui?
Jangan lupa follow akun dan sosmed ngothor buat tahu info lainnya😍
FB @Nita Amelia
Ig @nitamelia05
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Kemarahan Kakek Aidan
Mengurus bayi dan toko secara bersamaan, apalagi hanya sendiri membuat Ayanna kelimpungan. Apalagi jika Nael mulai rewel dan tak mau lepas dari gendongan, pundak Ayanna terasa mau copot, ditambah jam tidur tak beraturan. Alhasil kantung matanya terlihat cekung dan hitam, kamar dan seisi rumah pun berantakan karena tak punya waktu untuk sekedar beberes.
Sedangkan Dallie? Ya, dia masih aktif kuliah dan kerja part time, setelah pulang dia langsung menggantikan peran Ayanna untuk menjaga Nael, meski terkadang sambil mengerjakan tugas. Namun, namanya mereka adalah orang tua baru, mereka masih kesulitan untuk beradaptasi dengan keadaan.
Seperti yang terjadi saat ini, Dallie yang baru saja pulang langsung membuka pintu belakang. Kini dia sudah memegang kunci, jadi tak perlu membangunkan Ayanna untuk membukanya.
Baru saja kakinya melangkah masuk, dia sudah mendengar Nael menangis kencang. Dallie pun mempercepat laju kakinya ke arah kamar, dia pikir Nael sendirian karena Ayanna tidur. Namun, ternyata Ayanna duduk di lantai dengan tubuh yang lunglai dan tatapan mata yang kuyu.
"Oa ... Oa ... Oa ...."
"Apa yang terjadi? Kenapa kamu duduk di sana?" tanya Dallie seraya mendekat, dia pun meraih tubuh Nael dan mencoba mendiamkan bayi tersebut. Sementara di sekitarnya kamar tampak acak-acakan, ada sisa pampers, piring, baju dan celana kotor.
Ayanna menghela nafas panjang. Lalu menatap Dallie dengan tampang menyedihkan. "Aku sudah bilangkan, setiap hari dia hampir tak ingin lepas dari gendonganku, Dallie. Aku capek, aku ngadepin customer sendirian, sementara Nael nggak mau diajak kerja sama. Dan sekarang aku udah coba buatin susu, aku udah coba nidurin dia, sampe-sampe aku lupa makan, aku lupa mandi. Tapi nggak berhasil, lihat ... Dia malah menangis seakan aku menyiksanya, hiks ... Capek banget, Dallie." jelas Ayanna sambil tergugu, dia menyelinapkan wajahnya di antara kedua kaki.
Mendengar itu, Dallie cukup bisa merasakan apa yang Ayanna rasakan. Dia pun sama kewalahannya, tapi dia yakin sekarang Ayanna hanya butuh dukungan dan sandaran. Jadi, dia pun ikut duduk di samping Ayanna, lalu menarik kepala gadis itu untuk bersandar di bahunya, sementara Nael masih merengek.
"Tapi aku nggak mungkin sampe nyuruh kamu berhenti kuliah, berhenti kerja kan? Aku juga perlu tahu diri, di sini kamu cuma bantu aku. Aku yang bertanggung jawab penuh atas Nael, karena aku orang yang nemuin dia dan akulah Mommy-nya," lanjut Ayanna dengan suara sumbang, melepaskan beban yang sedari tadi memenuhi dadanya.
"Iya-iya aku ngerti. Tapi kamu nggak perlu ngerasa bahwa Nael itu cuma tanggung jawab kamu. Kan aku juga yang setuju buat rawat dia, jadi Nael tetap tanggung jawab bersama. Kamu boleh banget ngeluh kok, karena ngurus bayi emang semelelahkan itu, aku bisa lihat, Aya. Banyak waktu yang kamu korbankan buat Nael, dan itu sudah sangat luar biasa. Nanti kita pikirin solusinya sama-sama ya, supaya kamu juga punya waktu istirahat yang lebih panjang," balas Dallie seraya menepuk-nepuk kepala Ayanna.
Ada perasaan nyaman yang tiba-tiba menyelinap ke hati Ayanna, hingga dia tak menjauhkan tubuhnya dari Dallie, dia terus menangis sampai benar-benar puas, supaya hatinya jadi lega.
"Makasih ya, Dal, karena kamu nggak nyalahin aku," ucap Ayanna sambil menatap Dallie yang terlihat kelelahan juga, tapi berusaha kuat untuknya.
"Kan kamu emang nggak salah, Aya," balas Dallie, tangan yang satu bergerak mengusap air mata gadis itu. "Kita hanya butuh adaptasi kan?"
Ayanna langsung mengangguk, lalu mengangkat jarinya untuk mengusap pipi Nael, tangis bayi itu juga masih mendominasi di ruangan.
"Bener. Oh iya, Nael belum sempet kita imunisasi. Kapan kira-kira kita ke dokter?" ujar Ayanna, mulai mengalihkan pembahasan.
"Minggu ini aku gajian, saat libur kuliah nanti kita periksakan Nael bersama, sekalian jalan-jalan ke mall, mau?" pungkas Dallie yang langsung disambut oleh senyuman dan anggukan Ayanna.
"Mau, aku mau," jawab Ayanna cepat. Dalam sekejap suasana hatinya sudah berubah. Sedangkan Dallie berusaha menenangkan Nael dengan mempraktikkan beberapa video yang sering berseliweran di media sosialnya. Yakni cara mengatasi bayi saat kembung, bisa saja Nael sedang merasa tak nyaman akibat hal itu.
Dallie menggerak-gerakkan kaki Nael sesuai dengan apa yang dia pelajari sampai terdengar suara kentut yang membuat Ayanna dan Dallie tertawa bersama.
"Ish, ternyata kamu tukang kentut, Nael," ucap Ayanna sambil mengibas-ngibaskan tangan, pura-pura kebauan. Sementara Nael sudah terlihat tenang.
*
*
*
Daniel terlalu fokus untuk bertemu dengan Deana, sampai-sampai pekerjaan di perusahaan jadi terbengkalai. Bahkan hutang yang menumpuk tak kunjung mendapat solusi, sampai membuat sang ayah turun tangan. Malam itu Kakek Aidan mendatangi kediaman Daniel dan Agnes.
Dia segera meminta semua orang berkumpul, termasuk Thomas—sang cucu. Atmosfer di rumah itu seketika naik, karena melihat wajah Kakek Aidan yang tak ramah sejak menginjakan kaki di sana. Sementara Agnes berseru girang di dalam hati, karena sebentar lagi Daniel akan dimarahi oleh ayah mertuanya.
"Apa kabar, Pa?" tanya Agnes menyambut kedatangan ayah mertuanya. Namun, Kakek Aidan selalu menampakkan wajah datar.
"Seperti yang kamu lihat. Dimana suamimu sekarang?" Pria paruh baya itu balik bertanya.
"Eum sebentar lagi dia keluar," jawab Agnes masih mempertahankan senyumnya meski diperlakukan seperti itu. Tak lama dari itu Daniel benar-benar muncul bersama Thomas di belakangnya.
Wajah Kakek Aidan semakin merongos. Mengingat putranya yang selalu membuat masalah dengan wanita-wanita miskin di luar sana.
"Aku akan bereskan semuanya dengan cepat, Pa," ujar Daniel sebelum sang ayah buka suara. Mendengar itu Kakek Aidan langsung mengangkat kepalanya tegak dan menghunuskan tatapan tajam.
"Memang seharusnya seperti itu kan? Pemimpin perusahaan itu duduk di meja kebesarannya, bukan mencari wanita miskin yang sudah jelas-jelas akan menyusahkan. Kamu masih beruntung Daniel, karena Agnes tetap setia padamu. Tapi kamu—malah terus mengecewakannya!" balas Kakek Aidan dengan suara tegas.
Sejak dulu Daniel sudah mengikuti permainan sang ayah, sampai harus menikah dengan Agnes. Namun, hati tetap tak bisa bohong, dia tidak pernah bisa mencintai wanita itu, meski Thomas telah lahir sebagai penerusnya.
"Papa tidak perlu membahas masalah pribadi di sini. Karena itu urusanku dengan Agnes," ujar Daniel yang menahan untuk tidak meledak, karena memikirkan perasaan Thomas. Padahal Thomas juga sudah hafal bagaimana kelakuan ayahnya dan pertikaian yang terus terjadi di rumah ini.
"Tetap saja aku harus memperingatimu. Segera lupakan jallang itu dan bereskan kekacauan di perusahaan. Atau kau akan benar-benar kehilangan segalanya!" tandas Kakek Aidan dengan aura mengancam.
"Daniel pasti bisa, Pa," seru Agnes sambil tersenyum, sementara Daniel mengepalkan tangannya kuat.
Setelah itu Kakek Aidan langsung berdiri, meninggalkan orang-orang itu. Dia diantar oleh Thomas sampai ke depan, dan sebelum naik ke mobilnya pria paruh baya itu menepuk bahu sang cucu. "Jika kamu bisa menyelesaikan masalah ini lebih cepat, aku pastikan kamu yang duduk di kursi tertinggi di perusahaan. Aku yang akan memecat si bodoh itu! Dan ingat—jangan seperti dia!"
Thomas tampak tercengang, tapi dia segera menganggukkan kepala. "Siap, Kek." Balasnya, meski dia belum tahu bagaimana caranya bisa mengalahkan sang ayah.
*
*
*
Gaes jangan lupa votenya, biar aku semangat double update 💋
Laki" kok.mau enake tok..
Pak Junior,,jgn galak" sm Dallie...
Gitu" Dallie kan kesayangan Ayana...
🤭🤭🤭
cihh dasar bajigurr Kau Thom.. mau enaknya doang. mulai sekarang jangan terlalu berharap banyak sama thomas , yang penting thomas kasih duit anaknya saja sudah cukup, selebihnya kamu harus belajar menjadi wanita mandiri, lagian apa yang ingin kamu harapkan dari thomas? dia tak bisa menjadi kepala keluarga yang baik.
darah lebih kental dari air..namanya seorang ibu pasti punya ikatan batin saat ketemu anaknya. semoga saja Deana cepat sembuh dan bisa mengingat smeuanya.
waduh apa bentar lagi Nael akan kembali ke mama kandung nya Deana ??
si Rafael mcm kerja sehari dua hari d keluarga uler.....pakek acara maen2 sma keluarga uler .....ya siap² aja terima konsekuensi nya
Posisi refal kayaknya di penangkaran buaya dech...🤣🤣🤣🤣