NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu ada ketertarikan diantara keduanya. Tetapi tanpa disadari, Victoria memiliki sebuah rahasia yang besar.

Sebuah rahasia kelam, yang terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Siapkah kamu menyelami kisah romansa yang mematikan ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Hari menjelang malam, sementara El baru saja pergi dari rumah gadis cantik itu. Dengan mengendarai motor sport milik nya, 10 menit berlalu begitu cepat , dan dia sudah memasuki halaman luas yang begitu mewah. Ya benar, rumah keluarga Eros.

Pintu rumah terbuka perlahan, pria yang masih menggunakan kaos putih dan celana sekolah dengan tas di bahu nya mulai memasuki rumah. Suasana sangat hening, tetapi ia sudah ada janji hari ini dengan kedua teman nya. Mereka jelas sudah berada di taman belakang.

Langkah nya langsung menuju ke taman belakang. Jelas terdengar suara suara ringan, ini sangat familiar. Terukir senyum kecil di sudut bibir nya. Tiba di hadapan mereka , nampak Devan tengah berbaring santai, sedangkan Adit masih berkelahi dengan cemilan di bibirnya.

Adit tanpa sengaja menoleh, melihat kedatangan El di tengah tengah mereka. " Wahh,, ini dia yang ditunggu tunggu. Akhirnya datang juga," Jelas nya dengan bibir penuh makanan. Devan terbangun dari tempat nyaman nya, melihat kedatangan El yang sejak tadi ditunggu.

"Sorry , gue agak telat," Jelas El segera duduk dan meletakkan tas nya.

"Bukan agak lagi, udah telat banget. Kita disini sampe kelaparan nunggu Lo," Terka Adit sambil terus mengunyah cemilan di tangan nya.

"Lo aja, bukan gue," Sahut Devan melirik sinis.

"Yaudah sih, kan cuma istilah. Sensi amat,"

"Lo tau gak El, dari tadi si Devan ini. Sensi banget sama gue, masak dia nuduh gue ada apa apa. Kan aneh," Jelas nya pada El.

Mendengar pengaduan dari bibir Adit, El langsung mengalihkan pandangannya pada Devan. Ia mengangkat kedua alis nya, memberi kode yang jelas Devan paham.

Devan mengedipkan kedua matanya dengan segera, pertanda ada sesuatu yang memang membuat nya curiga. " Terus, kalian udah bahas soal bisnis kita?," Tanya El pada keduanya. Ini sekaligus menjadi pengalihan isu tadi.

Adit menggeleng cepat, begitupun dengan Devan tak memberi jawaban yang pasti. " Okeyy, kalo menurut gue. Pembicaraan ini kita selesaikan di waktu yang pas. Dimana kita semua benar benar sudah serius, untuk memulai sebuah bisnis,"

"Karena, selain modal. Kita juga perlu kesiapan diri, pemikiran yang luas dan terbuka. Baru lah ide ide kreatif akan muncul,"

"Gimana?"

Adit menoleh penuh ke arah Devan, mengenai keputusan El yang menurut nya belum cukup siap dalam menjalankan sebuah bisnis baru. Devan hanya membalas tatapan Adit dengan melirik sejenak, kemudian memberikan pendapatnya " Gue setuju. Gue kira itu keputusan yang bagus, mungkin sampai kita benar benar siap,"

"Ujian tinggal beberapa bulan, mungkin sebelum itu kita udah bisa, menentukan bisnis yang akan dijalankan," Jelas Devan.

"Gimana Lo Dit?," Tanya El padanya.

"Hemmmm,, kalo kalian berdua setuju. Kenapa gue engga, gue juga setuju."

"Oke fine, jadi kita udah deal,"

"Oke deal," Sahut Adit dengan wajah memudar.

Tak perlu ada yang dibahas lagi. El beranjak bangun, ia meraih tas nya. " Gue mau mandi dulu, . Kalian kalo mau masih disini silahkan, "

"Engga El. Kita juga pamit pulang. Udah terlalu malem," Sahut Devan menyusul El beranjak bangun.

Adit dengan bibir yang di penuhi makanan, tiba tiba terkejut melihat kedua nya yang sudah berpindah dari posisi duduk nya. Kedua matanya membesar, ia tak tau apa apa mengenai hal ini. Entah ia asik makan atau memang tidak mendengar perkataan mereka. " Loh loh, mau pada kemana?. Gue baru aja duduk," Bingung nya melihat keduanya beranjak bangun.

"Ayo kita pulang, Udah malem," Tegas Devan meminta nya untuk bangun.

"Lah?, yang bener aja Lo Van. Gue baru aja santai, duduk, menikmati cemilan dibawah rembulan. Malah ngajak gue pulang,"

Devan menghela nafas berat, mengalihkan pandangannya dan nampak sudah benar benar lelah menghadapi teman nya yang satu ini. "Terserah. Kalo Lo mau disini,"

"Okey, gue ke kamar duluan," Kata El, beranjak pergi meninggalkan mereka. Tak lama tanpa basa basi, Devan juga menyusul El untik pergi dari taman belakang. Sedangkan Adit masih duduk bersantai.

Ia mulai benar benar panik ketika mereka benar benar meninggalkan dirinya seorang diri. " Eh, kok gue ditinggal sih. Van, woi"

"Arghhhh, kenapa sih mereka. Ga bisa menikmati waktu sebentar," Gerutu sambil mencoba untuk bangun, tetapi disekitar nya penuh dengan cemilan. Begitupun tangan kiri nya yang masih memegang cemilan.

"Aduhhhh...ribet banget sih. Siapa juga yang narok makanan banyak banget disini, gue jadi susah bangun," Omel nya dengan wajah kesal. Ia masih berusaha untuk bangkit,dan dengan segala cara. Akhirnya ia bisa bangun.

Adit kemudian merapikan pakaian nya dan membersihkan bekas bekas cemilan yang berjatuhan. Dengan mulut yang masih mengunyah penuh, Ia mulai melangkahkan kaki nya. Tetapi, etsssssss... " Tunggu dulu," Ia menengok kebelakang. Melihat cemilan yang begitu banyak berserakan di bawah. Kedua matanya mulai berbinar binar. Ia melihat satu cemilan di tangan kiri nya , memeriksa nya. Dan hanya tinggal tersisa sedikit.

"Gue bawa aja kalik ya, lagian pasti El punya banyak stok. Sayang banget kalo gue tinggalin," Gumam nya tersenyum lebar.

"Yaudah deh, gue ambil aja. El gue ambil ya semua cemilan Lo," Ucap nya mengarah ke belakang.

"Iya, Ambil aja. " Ucap nya sekali lagi menirukan nada suara El.

Adit bergidik bahagia, ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaan nya kali ini. Dengan cepat ia bergerak dan mengambil semua cemilan tersebut. Merasa tidak ada yang tersisa ia kemudian langsung bergegas pergi, tak lupa ia mengambil tas khusus untuk membawa semua cemilan tersebut.

*******

Dikamar El baru saja selesai mandi, tubuhnya masih terasa hangat dan segar. Ia melangkah mendekati tempat tidur, duduk di tepi nya dengan rambut yang sedikit basah. Wajahnya nampak begitu serius, tatapan nya mengarah pada lemari di hadapannya, tepat nya pada beberapa foto keluarga yang di pajang.

Sedikit ada kegelisahan dan kesedihan yang terlihat dari matanya. Seperti ada kerinduan yang mendalam. " Maaf Mah, karena sampai sekarang El belum bisa melakukan apa yang Mama harapkan," Ucap nya menunduk sendu.

"Dan, apa yang keluarga ini lakukan. El tidak akan pernah lupa, nama dan semua fasilitas serta kemewahan ini tidak lah berarti. Sejak hari itu El hanya melanjutkan hidup, untuk menjadi lebih baik." Ucap nya menekan nada bicara nya, kedua tangannya saling menggenggam. Terlihat ada kemarahan yang mendalam , yang selama ini dia pendam. Penyesalan yang selalu datang menghantui.

"Berharap cukup sampai disini. El juga belum bisa menghentikan apa yang papa lakukan, berapa banyak korban lagi yang akan berjatuhan." Ucap nya dengan nada tegas, kedua matanya mulai memerah. Ia merasa gagal untuk menghentikan semuanya.

Dibalik semua ungkapan perasaan El, suasana menjadi sangat mengharukan, menyedihkan dan penuh intrik. Ditengah tengah itu , bibir nya perlahan membentuk senyum kecil yang tulus. Pikirannya mulai mengingat sesuatu, sebuah kejadian yang melintas dan membuat nya kembali tersenyum.

Memori pikiran nya mengingat seorang gadis yang ia temui tanpa sengaja, dan seiring waktu mereka menjadi sering bersama. Walaupun ada kejutan kejutan kecil, dan hari hari berlalu begitu cepat. Siapa lagi kalo bukan Victoria alias Vicky.

"Tapi Ma, ada seseorang yang mampu membuat El merasa aman dan nyaman,"

"Kalo seandainya Mama masih disini, pasti Mama akan sangat menyukai nya. Setiap kata, suara, tingkah dan perilaku nya . Justru membuat hati El semakin tenang,"

"Tetapi terkadang, tatapan mata itu. Persis seperti Mama, ada sesuatu yang mendalam di dalamnya. Sama seperti Mama dulu,"

"Terlepas dari semua itu, sejak waktu itu El merasa lebih hidup. Dan lebih bersemangat menjalani hari hari. El selalu ingin dia aman dan tenang, tanpa ada masalah ataupun beban pikiran ,"

"El gak mau, sampai dia harus merasakan apa yang Mama rasakan. Kecemasan, was was, merasa terancam, tidak aman dan kekhwatiran disetiap waktu, cukup itu El gagal tapi sekarang engga akan!!," Tegas nya penuh tekad.

Mata pria itu mulai berkaca kaca, terharu sekaligus bertekad ingin selalu melindungi Vicky, perempuan yang belakangan ini bersama nya.

**********

Malam yang sama dengan udara yang begitu cukup mengusik pori pori. Vicky berdiri diluar koridor kamar dengan segelas teh hangat. Ia menatap ke depan, sambil sesekali menyeruput segelas teh hangat. Tatapannya begitu penuh arti, wajahnya terlihat menegang.

"Waktu berlalu begitu cepat, dan mungkin saat itu akan tiba sebentar lagi,"

"Saat dimana, matahari tidak akan terasa panas, dan cahayanya akan meredup. "

"Yang ada hanya, kegelapan, kecemasan, konspirasi, strategi, persaingan. Dan diantara semua itu, akan ada satu hal yang mengejutkan. Dimana harus siap kehilangan,"

"Hati akan tertutup. Dan pikiran akan lebih dominan. Dunia yang sebenarnya akan dimulai," Ucap Vicky dengan penuh penekanan, dan kesadaran.

Perlahan lahan dia menggenggam gelas semakin erat. Tatapan yang semua hanya sebuah tatapan biasa, kini berubah seperti benda tajam yang siap menusuk apapun yang menghalanginya.

Vicky membalikkan tubuhnya, pikirannya mulai terarah mengingat sebuah moment yang cukup berkesan. Meringkas pertemuan nya dari awal hingga saat ini. " El Ganendra Eros,"

"Putra tunggal keluarga Eros, keluarga besar yang memiliki kekuasaan tinggi," Ucap nya perlahan, tetapi tertata dengan rapi dan tajam. Tak lupa dengan tatapan yang semakin menajam.

" Semua akan tepat pada waktunya, "

Disaat bersamaan, moment moment yang ia lalui bersama El, seketika merubah ekspresi wajahnya. Ada kecemasan yang terlihat muncul , tangannya yang memegang gelas dengan erat perlahan memudar. Ekspresi wajahnya berubah cukup panik. " Tapi, kenapa rasanya begitu berat, semua yang ada sangat berbanding terbalik,"

"Kenapa hati gue merasa, ini bukan kebenaran dan bukan jalan yang tepat. "

"Berada di dekat nya membuat hati gue perlahan hidup, beberapa hal yang gue lakukan perlahan berdasarkan kata hati. Dan pikiran gue sama sekali gak berfungsi,"

"Ada apa sebenarnya. Apa gue ,,,,"

" Engga!!!!, itu gak mungkin. Victoria hal itu gak mungkin terjadi. Inget tujuan Lo untuk siapa," Tegas pikirannya, ia menggeleng cukup cepat, menolak semua apa yang dirasakan oleh hati nya.

Pikiran dan hatinya semakin terasa kacau, keduanya mulai menunjukkan sisi kuat nya masing masing.

1
Roxanne MA
kak cerita kaka bagus² banget, will you be my inspiration story ka
Sweetpea: thanks you kak☺️
total 1 replies
Roxanne MA
ini noel yang recommended banget, seru dan bagus
Roxanne MA
baca adegan ini keinget film dilan
Roxanne MA
bagus thor, awalan bab saja sudah sebagus ini
Anonymous
makin penasaran sama ceritanya, lanjut thor. padahal cerita nya menarik ,, tapi masih sepi. semangat terus Thor 🔥🔥🥰
Anonymous
lucu banget Vicky, gengsi nya tinggi😅
Anonymous
Karya yang menarik, penuh teka teki dan tingkah lucu. Suasana kekeluargaan dan persahabatan sangat epic. Apalagi kisah remaja sangat bagus dan menarik ceritanya☺️☺️. Ditunggu bab bab gong nya.
Anonymous
makin seru ceritanya kak, bikin penasaran disetiap bab. Ditambah tingkah Adit dan Serra, jadi pemanis di sela sela plotwist.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!