NovelToon NovelToon
Bosku Buaya Darat

Bosku Buaya Darat

Status: tamat
Genre:Playboy / Nikah Kontrak / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:90.7k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

DICARI DENGAN SEGERA

Asisten pribadi.

• Perempuan usia max 27 tahun.

• Pendidikan terakhir min S1.

• Mampu berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi.

• Penampilan tidak diutamakan yang penting bersih dan rapi. (Lebih bagus jika berkaca mata, tidak banyak senyum, dan tidak cerewet.)

Kejadian itu satu setengah tahun lalu, saat dia benar-benar membutuhkan uang, jadi dia melamar pekerjaan tersebut. Namun setelah dia di terima itu adalah penyesalan untuknya, sebab pekerjaanya sebagai asisten pribadi benar-benar di luar nalar.

Bosnya yang tampan dan sangat di gemari banyak wanita itu selalu menyusahkannya dalam hal pekerjaan.

Dan pekerjaannya selain menyiapkan segala kebutuhan pribadi bosnya, Jessy juga bertugas menyingkirkan wanita yang sudah bosan dia kencaninya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alena

"Berani sekali kau mematikan teleponku!" Seorang wanita paruh baya muncul dengan seorang lagi wanita muda seusia Jessy di belakangnya.

"Nyonya Alena?"

Wanita paruh baya itu melihat Jessy dengan menyipitkan matanya, saat mengenali itu benar- benar Jessy dia berdecak, namun kembali tak peduli.

"Setiap kali aku ingin bertemu Chris harus membuat janji dan menghubungimu. Tidak kah kau keterlaluan saat aku menghubungimu justru kau menolaknya?"

Jessy mengerutkan keningnya. "Anda menghubungiku?"

"Ya. Dan jangan mentang- mentang kau asisten Chris kau bisa melakukannya seenakmu sendiri."

"Kapan anda menghubungiku?" Jelas sekali jika Jessy tak pernah merasa mendapat panggilan dari Ibu Chris.

Ya, wanita paruh baya yang masih cantik ini adalah ibu Chris. Salah satu anggota keluarga Chris yang jarang muncul, sebab hobinya keliling dunia, dan jika dia ingin bertemu Chris harus membuat janji dahulu padanya sebagai asistennya.

"Kemarin Andrea menghubungimu." Andrea adalah asistennya yang kini setia berdiri di belakang wanita itu.

Jessy melihat pada Andrea. "Pukul berapa kau menghubungiku?" tanyanya memastikan.

"Pukul 6: 30 sore." Jessy mengerutkan keningnya saat mengingat di jam itu dia dan Chris sedang makan malam bersama dan selama itu Jessy tak menerima panggilan dari Andrea. Namun beberapa saat sebelum makan dia memang seperti mendengar ponselnya berdering, hanya saja saat bertanya pada Chris pria itu bilang tidak ada. Apakah Chris yang mematikan telepon dari Andrea?

Jessy menghela nafasnya melihat ke arah ruangan Chris yang tertutup. Orang di dalamnya pasti tak tahu apa yang dia lakukan kemarin akan membawa masalah untuknya.

"Maafkan atas kekeliruan saya, Nyonya. Saya akan segera memberitahu Tuan Chris atas kedatangan anda. Silakan menunggu di ruang tunggu."

"Kau pikir aku datang untuk membuang waktuku. Aku akan menemuinya secara langsung." Alena menyingkirkan Jessy dengan kasar hingga hampir terjatuh andai tidak ada tembok di sebelahnya.

Andrea meringis, lalu membantu Jessy berdiri. "Terimakasih." Andrea mengangguk, lalu segera mengejar majikannya. Begitu pun Jessy yang mengikuti dengan wajah kesal.

Alena mendorong pintu dengan kasar hingga Chris mendongak mengalihkan tatapannya dari layar tipis di depannya.

Alena masuk diikuti Andrea dan Jessy yang menatap Chris dengan wajah meringis.

Chris menaikan alisnya dan menatap Alena dengan tenang. "Ada apa?"

"Aku langsung masuk karena asistenmu tidak menerima panggilanku kemarin. Salahkan saja dia." Wajah Alena sedikit mengendur, nada bicaranya juga sedikit memelan tak seperti saat bicara pada Jessy tadi.

"Aku yang melakukannya, bukan Jessy." Alena menoleh dan menatap Jessy, lalu kembali pada Chris.

Jessy tak menyangka jika Chris akan mengakuinya.

"Kau?" Chris mengangguk.

"Kenapa?"

"Aku tahu kau ingin menemuiku, tapi aku tak mau. Makanya aku matikan." Chris berkata dengan acuh, sementara wajah Alena terlihat kesal.

"Kau boleh pergi, Jess," ucapnya pada Jessy.

Jessy menipiskan bibirnya. "Kalau begitu aku permisi, Tuan." Jessy mengangguk pada Alena lalu pergi diikuti Andrea, tentu saja mereka tak boleh mendengar lebih perkataan dari dua orang itu.

"Kau ingin kopi?" tanya Jessy pada Andrea saat pintu baru saja tertutup.

"Boleh." Andrea mengikuti Jessy ke arah pantry.

...

"Langsung saja, aku tak suka basa- basi." Chris bahkan tak menoleh dan kembali menatap laptop di depannya.

"Pertama aku ingin kau menghapuskan aturan untuk membuat janji saat menemuimu, kedua kau harus mau menemui Sally, kami sudah merencanakan perjodohan kalian."

Chris terkekeh, lalu menatap Alea dengan mata dinginnya. Mata yang tak pernah pria itu perlihatkan pada siapapun. "Pertama siapa kau hingga aku harus menurutimu. Kedua aku akan selalu dan selalu membenci setiap wanita yang coba kau jodohkan denganku." Chris meraih ponselnya dan tak berapa lama sambungan telepon terhubung.

"Max cari wanita bernama Sally yang Alena maksud. Lalu hancurkan hidupnya." Chris menatap Alena yang bergetar. Kakinya bahkan terhunyung dan berpengangan pada meja kerja Chris agar dia bisa terus berdiri.

"Chris!" ucapnya dengan geram. "Tega sekali kau! Sally adalah keponakanku."

Chris menaikan alisnya. "Maksudnya adalah kau mencoba menjodohkan aku dengan keponakanmu agar kau bisa berkuasa?"

Alena menelan ludahnya kasar saat Chris berdiri dari duduknya dan mencondongkan tubuhnya. "Coba saja."

"Aku akan mengatakannya pada Ayahmu, tuduhanmu-"

Chris tertawa, tawa yang semakin membuat Alena menjadi pucat. "Lakukanlah, dan seperti biasa aku akan menghentikan uang yang masuk ke rekeningmu."

"Kau!"

....

Sementara Chris tengah berdebat dengan Alena, di pantry Jessy tengah menikmati kopinya bersama Andrea.

"Jadi, maksudmu Nyonya Alena ibu tiri Tuan Chris?" tentu saja Jessy tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Andrea meletakan jari telunjuk di bibirnya. "Tak ada yang tahu tentang ini." Jessy menutup mulutnya. "Informasi ini sangat rahasia, hanya anggota keluarga yang tahu."

"Lalu kenapa kau memberitahuku?"

Andrea meringis. "Aku tak tahan. Kau tahu Nyonya Alena sangat menyebalkan. Ah, aku ingin bekerja yang lain jika ada. Tapi gajiku sekarang sangat besar, hanya saja ini sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan."

Jessy terkekeh, rupanya bukan hanya dia yang merasa pekerjaan sebagai asisten sangat berat.

"Tapi kita di tuntut untuk tutup mulut apapun yang terjadi."

Andrea nampak frustasi, dia bahkan mengusak rambutnya. "Kau tahu aku tak sengaja mendengar itu saat Tuan Jayden dan Nyonya Alena bicara. Dan aku sepertinya akan gila saat hanya mengetahuinya sendiri."

Jessy semakin penasaran, lalu mencondongkan tubuhnya. "Apa saja yang kau dengar?"

Andrea melihat sekitarnya, baru saja akan membuka mulutnya ponselnya berdering hingga Jessy dan Andrea berjengit terkejut.

"Nyonya, Alena. Sepertinya mereka selesai bicara. Aku harus segera pergi." Andrea mengemas ponselnya ke dalam tas lalu meninggalkan Jessy setelah melambaikan tangannya.

Jessy menatap kepergian Andrea dengan pikiran yang mulai mengingat bagaimana Chris memperlakukan Alena dengan dingin. Pantas saja Chris bahkan tak memanggil wanita itu dengan sebutan 'Ibu'. Lalu ada masalah apa sebenarnya hingga Chris begitu terlihat membenci Alena.

Jessy menghela nafasnya, andai barusan Andrea tak segera pergi, dia akan tahu masalah Chris ini.

"Kenapa aku jadi penasaran?" Jessy menepuk dahinya. "Ayolah Jessy, ini bukan urusanmu. Urusanmu adalah bekerja dan pergi setelah kontrakmu selesai." Jessy melangkah meninggalkan pantry untuk memasuki ruangannya, namun saat ini jessy menghentikan langkahnya saat merasakan ponsel di sakunya berdering.

"Ya, Tuan?" Jessy melangkah sedikit cepat hingga dia tiba di depan ruangan Chris.

Matanya menatap pintu ruangan Chris sebelum membuka pintu untuk masuk.

Chris tersenyum saat melihat Jessy. "Kemarilah," ucapnya.

Jessy melangkah dengan mematikan teleponnya, lalu berdiri di depan Chris.

"Ada apa?" Jessy mengerjapkan matanya saat Chris menariknya ke dalam pelukannya. Pria itu memeluknya dengan erat.

"Kau baik- baik saja?" Jessy mengusap punggung Chris.

"Hm, hanya merindukanmu." Jessy menghela nafasnya lega, lalu menepuk punggung Chris.

Dia tak bicara dan membiarkan Chris hanya memeluknya. Tak ada kata dari bibir Chris, pria itu hanya menarik nafasnya dalam seolah bebannya sangat berat.

1
Tia Fanikasari
wow jordy
Tia Fanikasari
slalu mampir thor
Tia Fanikasari
wow so sweet banget sich criss
Tia Fanikasari
wow wow keren banget👌👌👌
Tia Fanikasari
itu pasti ide nya si mike
Tia Fanikasari
wow keren thor
Saadah Rangkuti
dosa berjamaah
Angga Gati
good ceritanya
Erna Wati
akhir yg bahagia😍😍
ditunggu novel selanjutnya ka...
Rabiatul Addawiyah
trims thor utk novelnya
azalea_lea
seriusan end ini thor???
aarrgghhh padahal masih pengen cerita cris n jessy 😭

semangat yaa ditunggu novel selanjutnya 👍😁🙏🌹❤
Daneen
Makasih thor atas karyanya
yuning
padahal aku masih sayang sama Chris
Ceu Nah: Chris juga sayang kamu😅😍
total 1 replies
mbu ne
baiklahhhh.....
sambil nunggu novel terbaru...
kita ngawal Valeri dulu ..💪💪
mbu ne: sama2 Ka....🫰
semangat untuk nulis novel terbaru dan novel ongoing nya 💪💪
Ceu Nah: terimakasih sudah membaca sampai akhir🥰
total 2 replies
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
yuning
manut ambek ahline wae y Jes 😁
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Erna Wati
selamat menempuh hidup baru buat Jessy & Chris..langgeng smp mau memisahkan kalian berdua🎉🎉
yuning
saat kita menemukan pasangan yang tepat
Grace Putri
bntrr ini emang jessy dah tau kalo si chris op yg biaar ga bisa hamil ??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!