Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26 - Tanda Lahir
Kini Rasti sudah kembali ke rumah. Dia merasa lega karena bisa mampu melawan Fatma dan gengnya. Namun di sisi lain, Rasti merasa kesal karena harus membuang waktunya untuk percaya pada jebakan anak remaja.
"Lain kali, aku harus berpikir dahulu sebelum bertindak," gumam Rasti. Ia lanjut menulis segala rahasia tentang Yuda.
Malam telah tiba. Rasti merasa sudah selesai menulis semua bukti pribadi tentang Yuda. Ia tidak sabar ingin mengatakannya pada Yuda besok.
Satu malam berlalu. Hari yang dinanti Rasti akhirnya tiba. Ia sengaja datang lebih cepat ke sekolah agar bisa menunggu Yuda di depan gerbang.
Kala itu Rasti merasa ada yang aneh. Dia merasa orang-orang yang lewat menatap ke arahnya. Mereka semua seperti sedang menggosipkan Rasti secara diam-diam.
"Woy! Aku nggak nyangka, kau ternyata sangar juga." Jali mendadak muncul di samping Rasti. Menyapa gadis itu sambil menyurai rambut cepaknya.
"Sangar? Apa maksudmu? Aku nggak sangar!" sahut Rasti.
"Kau belum lihat status Fatma di medsosnya?" tanya Jali.
Dahi Rasti berkerut. Ia langsung teringat dengan kejadian kemarin. Dirinya yakin, itu pasti ada kaitannya dengan kejadian kemarin.
Tanpa pikir panjang, Rasti langsung memeriksa akun media sosial milik Fatma. Di sana dia menemukan kalau Fatma membeberkan kalau dirinya dikurung sendirian oleh Rasti di aula.
Dalam video itu, Fatma tampak menangis. Ia sengaja menangis untuk mendapat simpati dari orang-orang.
"Untung aku bawa ponsel, jadi bisa minta bantuan Nia dan Elita. Kalau nggak, aku pasti terkurung di sini semalaman. Rasti tega banget, aku kira kita teman..." ujar Fatma dalam video tersebut. Jadi dalam skenarionya, dia dikurung sendirian di aula.
"Dasar gadis jahat!" umpat Rasti.
"Emangnya beneran kau yang udah kurung Fatma di aula?" selidik Jali.
"Iya sih. Tapi aku nggak akan melakukannya kalau tidak dijebak. Aku melakukan itu sebagai perlawanan!" sahut Rasti.
"Dijebak?" Jali menuntut jawaban.
"Iya! Fatma dan..." Rasti berhenti bicara saat melihat kedatangan Yuda. Tanpa basa-basi, dia langsung berlari ke arah Yuda.
"Yuda!" panggil Rasti sembari mendekat.
Mendengar itu, Yuda tentu langsung memasang raut wajah cemberut.
"Kau panggil aku tadi apa?! Yuda?!" timpal Yuda.
"Dengar dulu. Aku memanggilmu itu, karena punya alasan kuat," tanggap Rasti.
"Cukup! Aku sudah tak mau dengar omong kosongmu!" balas Yuda.
"Aku Farah!" ungkap Rasti.
Namun Yuda hanya terlihat mengerutkan dahi dan membeku.
"Aku tahu itu terdengar aneh, tapi itulah faktanya. Badanku memang Rasti, tapi jiwaku adalah Farah! Istrimu, Yud!" ungkap Rasti.
Yuda tampak serius mendengarkan. Sampai akhirnya dia memecahkan tawa. Dia tentu tak percaya dengan pernyataan Rasti.
"Anak remaja sepertimu sebaiknya rajin belajar, bukannya rajin berkhayal!" tukas Yuda sembari beranjak pergi dari hadapan Rasti.
"Aku tahu letak tanda lahirmu!" pekik Rasti. Membuat langkah kaki Yuda sontak terhenti. Mengingat ucapan Rasti barusan menarik perhatian orang-orang di sekeliling.
"Apa kau ingin aku mengatakannya di depan semua orang?" ujar Rasti. Ia tersenyum miring. Sebagai istrinya Yuda, dia sangat ingat kalau sang suami memiliki tanda lahir di pantat.
Perlahan Yuda menoleh. Matanya membuncah hebat. Seolah mengancam Rasti agar tidak mengatakannya di depan banyak orang.
"Kalau Pak Yuda nggak mau aku mengatakannya, maka ayo kita bicara lagi," ucap Rasti.
Yuda menghela nafas panjang. Demi privasi, dia terpaksa mengikuti keinginan Rasti. Meski di sisi lain dirinya tak bisa memastikan apakah Rasti benar-benar tahu atau tidak. Yang jelas Yuda tak mau semua orang tahu kalau dirinya punya tanda lahir di pantat.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁