Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.
Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.
Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.
Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. MAKAN MALAM
Kanna dan Keyla kembali turun ke lantai bawah untuk melanjutkan persiapan acara makan malam mereka. Sedangkan Violet dan Raymond tetap berada di kamar Leona, mengobrol dengan gadis itu tentang banyak hal.
Violet yang seusia dengan Leona dalam waktu singkat dapat akrab dengan Leona begitu cepat. Bahkan untuk Leona sendiri rasanya menyenangkan bisa mengobrol seperti ini, mengingatkannya akan teman sekolah yang dekat dengan gadis itu. Sayangnya Leona untuk sementara tidak bisa bertemu dengan temannya apalagi mengobrol empat mata seperti ini, karena temannya itu harus kuliah di sisi lain Amerika.
"Aku terkejut kalian bisa menerima dengan mudah soal kemampuanku, banyak orang yang justru tidak percaya dan cenderung takut jika aku mengatakan tentang aku yang dapat melihat yang sudah tiada," kata Leona. Teringat bagaimana Raymond ketika di rumah sakit langsung dengan mudah percaya.
"Karena di keluarga kita ada yang memiliki kemampuan sepertimu," ucap Raymond.
"Benarkah? Siapa?" tanya Leona, merasa senang ternyata ada yang seperti dirinya.
"Isaac dan kakek kita," jawab Violet. "Walau Isaac tidak tertarik dengan dunia supranatural seperti itu mengingat dia orang yang selalu mendahulukan logikanya. Tapi kakek justru mendalami hal itu, dia bahkan membantu banyak orang dengan kemampuannya," sambungnya.
"Isaac kakakmu?" konfirmasi Leona.
"Benar," jawab Violet. "Sayangnya dia sedang kuliah di California, dan sejak kematian Rowan dia tidak pernah pulang."
Leona mengerti kenapa nama Rowan seperti tabu untuk disebutkan sebelumnya, karena semua orang terdekat Rowan benar-benar merasa kehilangan bocah itu sampai ditahap belum dapat menerima kalau Rowan tidak lagi bersama mereka.
"Tapi hari ini dia pulang. Selain sedang libur kuliah, Isaac juga mendengar soalmu sehingga memutuskan untuk pulang," beritahu Violet.
"Pulang hanya karena mendengar tentangku?" tanya Leona.
"Karena dia juga sejak dulu tidak menyukai Luna. Bahkan terang-terangan membencinya. Luna selalu takut dengan Isaac," jawab Raymond, teringat bagaimana ia pernah melihat Isaac membentak Luna dengan raut wajah murka sampai membuat gadis itu melarikan diri dan selalu menghindar setiap kali melihat Isaac," kata Raymond, ia sendiri bingung apa yang membuat Isaac sampai semarah itu dan sebenci itu dengan Luna.
Beberapa saat mereka terdiam, seolah hanyut dalam pikiran masing-masing. Tidak mengerti bagaimana bisa Luna berbuat gila seperti itu padahal sejak kecil gadis itu tidak kurang dalam kasih sayang dan material. Justru yang membuat keluarganya mulai menjauhinya karena sikap Luna yang memang tidak wajar, hingga menemukan fakta bahwa gadis itu sampai membunuh dan tidur dengan banyak pria untuk mencapai sesuatu.
Gila. Satu kata itu yang menggambarkan sosok Luna.
"Mungkin jika aku saja yang memiliki kemampuan itu dan bukannya Isaac, aku dapat melihat Rowan sejak lama dan tidak membiarkan dia sendirian," kata Violet.
"Kemampuan yang kumiliki tidak seenak itu. Bahkan sampai sekarang aku masih sulit mengendalikannya. Terutama jika harus menjadi perantara roh, itu bisa sangat menyakitkan baik mental maupun pikiran. Bayangkan jika kau melihat orang lain dibunuh dan kau tidak bisa melakukan apa-apa, hanya dapat melihat tapi juga tidak bisa berpaling," ucap Leona yang mendeskripsikan bagaimana sulitnya memiliki kemampuan seperti dirinya.
"Pertama kali Rowan masuk ke dalam tubuh Leona dan bicara denganku. Setelahnya Leona menangis sampai lebih dari satu jam. Ingatan kematian Rowan dan ingatan lainnya terus berputar di kepala Leona, bahkan seharian Leona jadi diam dan tidur sepanjang waktu," kata Raymond memberitahu akan efek dari kemampuan Leona setelah ia melihatnya sendiri.
"Separah itu?" Violet tidak menduga kalau kemampuan tersebut memberikan efek tidak biasa untuk sang pengguna.
"Bisa lebih parah," sahut Leona.
Obrolan mereka tentang kemampuan yang dimiliki oleh Leona terus berlangsung. Mereka mendengarkan berbagai hal yang Leona hadapi dengan kemampuannya itu selama ini. Terkejut ketika Leona pernah berhadapan dengan roh pembunuh bayaran yang memberikan dampak luar biasa mengerikan untuk gadis itu, hingga sampai harus dikurung dan disuntik obat penenang.
Malam tiba tidak terasa. Banyak suara memenuhi lantai bawah, terasa begitu ramai dan hidup.
Leona yang sempat istirahat dan tidur setelah mengobrol dengan kakak dan sepupu perempuannya itu, akhirnya turun ke lantai bawah saat sang ibu memanggilnya.
Suasana ramai dengan halaman samping rumah yang terang dengan berbagai lampu, serta meja panjang penuh makanan terlihat begitu memukau mata. Di dekat meja ada Herry dan Violet yang sedang memanggang daging, bercengkerama bersamaan dengan Raymond yang sibuk meminta daging.
Senyum Leona merekah ketika melihat suasana menyenangkan tersebut.
"Leona?! Sini, Nak," panggil Keyla dengan riang ketika melihat Leona datang bersama Kanna.
Semua mata langsung memandang ke arah Leona, membuat gadis itu malu-malu.
"Duduk bersamaku, Sweetheart." William menepuk kursi di sebelahnya, menyuruh Leona duduk di sana.
Leona mengikuti ucapan sang ayah, duduk di samping William
"Tega sekali kau meninggalkanku sendiri, Princess," ucap Louis sok dramatis begitu melihat Leona yang duduk beseberangan dengannya.
"Louis, berhenti mengganggu keponakanku," tegur Noah seolah itu menjadi kata favoritnya jika berhubungan dengan Louis sekarang.
"Leona, kau harus makan yang banyak," ucap Violet seraya memberikan sepiring daging panggang.
Semua bercengkerama, membicarakan banyak hal, khususnya tentang kembalinya Leona di keluarga Agustine. Mereka bertanya seperti apa kehidupan yang dijalani oleh Leona selama ini, sekolah sang gadis, dan juga teman-temannya. Semua hal mereka ingin tahu.
"Jadi kau sungguh memiliki kemampuan melihat mereka yang tidak terlihat?" Pria paruh baya yang merupakan ayah Rowan menatap Leona dengan pandangan tanpa menilai negatif. "Apa benar kalau Rowan di sini? Dan bisa bicara dengan kita?"
Leona mengangguk, menatap Rowan yang sejak tadi duduk di samping seorang pria yang baru saja Leona lihat.
"Jangan bilang kabut putih ini adalah Rowan," konfirmasi pria tersebut seraya menunjuk sosok Rowan.
"Benar," jawab Leona yang terkejut ketika pria itu dapat melihat Rowan walau dalam bentuk lain di matanya. "Kau dapat melihatnya?"
"Leona, dia Isaac, kakakku yang kubicarakan tadi," beritahu Leona.
Ah, Leona paham. Pantas pria itu dapat melihat Rowan walau tidak dalam bentuk yang solid. Kakak Violet yang dikatakan memiliki kemampuan serupa dengan Leona, tapi sepertinya sedikit berbeda.
Isaac menatap Leona dengan wajah terkejut, entah apa yang ada dipikirannya ketika pertama kali melihat sepupu aslinya dan juga kemampuan gadis itu. Padahal ia sudah cukup terkejut dengan paras Leona yang begitu mirip dengan Kanna, dan sekarang banyak hal yang ingin diketahui oleh Isaac tentang sepupunya itu.
"Rowan bilang ingin makan daging panggang yang di masak Herry," beritahu Leona ketika ia mendengar permintaan bocah itu, terlihat menggemaskan saat mendapati Rowan menatapi makanan dengan wajah berbinar.
"Rowan bilang begitu?" Herry sekarang yang terkejut.
"Boleh aku minta dagingnya?" Cara bicara Leona berubah seketika. "Leona bilang aku boleh makan asal tidak terlalu banyak karena Leona akan sakit perut," sambungnya.
"Rowan?" panggil Raymond yang telah hapal jika Rowan memakai raga Leona.
"Apa?" sahutnya.
"Galak sekali," protes Raymond dengan senyum lebar.
"Rowan?" ucap Kevin, ayah Rowan dengan nada bergetar dan wajah tidak percaya.
"Ya, Daddy?" sahut Rowan melihat sang ayah.
"Dear, itu sungguh Rowan?" tanya Kevin pada Keyla, masih tidak percaya dengan yang ia hadapi sekarang.
"Benar. Aku sudah bicara dengan Rowan siang tadi. Itu Rowan kita, selama ini dia di sini bersama kita. Dia tidak bisa pergi ke alam selanjutnya karena kita belum mengikhlaskannya," jawab Keyla serata mengusap lengan suaminya.
"Maaf, sepertinya karena kesedihan kita terlalu dalam membuat Rowan kita tidak bisa pergi dengan tenang," sesal Kevin.
"Jika aku tahu Rowan ada di dekat kita, aku akan selalu pulang," ucap Isaac, menyesal karena jika ia tahu mendiang adiknya di sini ia tidak akan melarikan diri dari kenyataan dan menetap di daerah jauh agar tidak mengingat sang adik. Tapi justru sebaliknya, Isaac tidak pernah sekali pun melupakan adiknya itu.
"Makan yang banyak," Kanna menyuapi daging panggang yang diinginkan Rowan.
Leona tersenyum dengan gelagat senang ketika memakan daging panggang yang disuapkan oleh Kanna.
"Dia benar-benar seperti orang yang berbeda jika raganya dipinjam oleh roh orang lain. Lihatlah, bisa-bisanya aku memang seperti melihat anak kecil sekarang ketika melihat dia," kata Louis yang memerhatikan Leona sejak tadi. Pandangannya tidak lepas dari gadis itu.
"Ayah harus melihat hal ini. Kurasa aku akan segera memberitahu ayah tentang Leona dan kemampuannya," kata William, memerhatikan putrinya yang sedang diambil alih oleh Rowan.
"Ayah siapa?" tanya Rowan seraya mengunyah.
"Kakekmu," jawab William.
"Tidak mau!" seru Rowan tiba-tiba.
Semua mata memandang ke arah Leona.
"Kenapa tidak mau?" tanya William.
"Karena kakek akan mengusirku pergi," jawab Rowan dengan nada sendu.
Dalam hitungan detik Rowan keluar dari tubuh Leona, membuat gadis itu terkejut karena tiba-tiba keluar tanpa memberikan sinyal dulu.
Namun Leona lebih terkejut saat melihat Rowan justru pergi dari tempat itu, menghilang entah kemana. Leona bertanya-tanya ada apa dengan Rowan? Bocah itu terlihat takut sampai meninggalkan keluarganya di sini. Ada apa dengan si kakek yang William bicarakan sebenarnya?