Fahrul Bramantyo dan Fahrasyah Akira merupakan sahabat sejak kecil, bahkan sejak dalam kandungan. Mereka sangat akrab bak saudara kembar yang merasakan setiap suka dan duka satu sama lain.
Namun semuanya berubah saat kesalahpahaman terjadi. Fahrul menjadi pria yang sangat kasar terhadap Fahra. Beberapa kali pria itu membuat Fahra terluka, hingga membuat tubuh Fahra berdarah. Padahal ia tau bahwa Fahra nya itu sangat takut akan darah.
Karena Fahra kecil yang merasa takut kepada Fahrul, akhirnya mereka pindah ke Malang dan disana Fahra bertemu dengan Fahri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LoveHR23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Kembali
Fahrul sering membully siswa-siswi berdasarkan kriteria yang telah ditentukannya. Pertama, ia akan menghukum keras pada siswa yang tak mau menuruti dan menolak keinginannya. Kedua, jika ada siswi jelek yang berani menyukainya, Fahrul akan mempermalukan para gadis-gadis itu kapan pun. Ketiga, saat ada orang yang tak disukainya mencoba untuk mendekati, maka ia tak akan segan-segan untuk membully orang itu habis-habisan.
Sejak duduk dibangku SMA, ia memiliki 2 teman akrab yang selalu berada dibelakangnya. Ada Ridho Wijaya, seorang pria tampan yang selalu memiliki rasa kasihan dan baik. Dan ada Beni Romero Putra, yang memiliki sifat hampir sama seperti Fahrul. Beni selalu berambisi untuk menyaingi Fahrul dalam bidang apapun. Walau Fahrul tak pernah menutup kesempatan untuk Beni, namun ia sama sekali tak pernah berada diatas Fahrul. Ridho dan Beni selalu berada dalam bayang-bayang Fahrul. Orang-orang menjuluki mereka bertiga sebagai "That Lion"
Suasana kantin selalu ramai dan riuh oleh siswa-siswi yang tengah lapar. Banyak di antara mereka yang berbondong-bendong berebut untuk memesan makanan.
Seperti halnya Fahrul dan kedua temannya. Mereka terlihat sedang asyik duduk disebuah kursi yang penghuninya hanya mereka bertiga.
Karena ramai dan bangku-bangku sudah penuh, seorang siswi berkacamata dengan terpaksa membawa makanannya di meja yang di duduki oleh That Lion.
"Permisi kak, aku numpang duduk sini yah. Soalnya bangku-bangku lain udah penuh banget." ucap gadis itu gugup.
Mendengar suara itu, Beni merasa terganggu. Pria itu menatap sinis gadis berkacamata yang duduk bersama mereka.
"Ngapain lo disini?" ketus Beni meninggikan nada bicaranya.
"M-maaf kak, kursi yang lain penuh"
"Terus, lo fikir kita perduli?"
"A-aku mohon kak. Kelas aku jauh banget dari kantin ini. Jadi kalau aku harus makan dikelas, akan memakan waktu yang lama." gadis itu masih terus memaksa untuk duduk di situ.
Brakkkkk....
Tiba-tiba terdengar suara gebrakkan meja yang mengejutkan sebagian orang di kantin. Seorang pria yang juga makan di meja itu mulai berdiri, ia adalah Fahrul. Pria itu mengambil makanan gadis berkacamata dan langsung membuangnya ke bawah.
"Kalau lo mau makan, gak usah buat keributan di depan gue!" tukasnya tajam dengan nada sangat dingin.
Gadis itu hanya tertunduk dan tak berani menjawab apa pun. Sementara Beni dan Ridho juga ikut berdiri saat Fahrul menggebrak meja.
Tanpa berkata apa pun lagi, Fahrul beranjak dari tempat duduk itu dan mulai melangkahkan kakinya pergi. Namun baru beberapa langkah, ia berhenti dan menoleh ke belakang.
"Do, gantiin makanan cewek itu dan pesenin makanan lagi buat dia" ucap Fahrul sembari memberi uang kepada Ridho.
"Oke" jawab Ridho sembari tersenyum.
Walau sebrengsek apa pun Fahrul, ia tak pernah mau merugikan orang-orang lemah. Ia selalu mengandalkan Ridho untuk menjadi orang yang selalu memberi belas kasih pada oranglain yang telah ia bully. Namun tak seorang pun yang tau tentang kebenaran bahwa Fahrul lah yang selalu mengganti apa pun yang dirusaknya lewat perantara Ridho. Orang-orang selalu menganggap Fahrul hanyalah cowok brengsek yang selalu bertindak sesuka hati.
~>>•<<~
Pagi yang cerah menyelimuti suasana SMU Pancasila. Berbondong-bondong siswa berlari saat mendengar bell masuk berbunyi. Beberapa diantara mereka memilih berjalan saja untuk sampai ke kelas.
Seperti biasa, suasana kelasnya anak SMA pasti riuh sebelum guru datang. Tak beberapa lama bell berbunyi, Bu Tutik selaku wali kelas sebelas IPA 2 masuk ke kelas dan diikuti oleh seorang gadis cantik berlesung pipi nan anggun. (Backsound : Percayakan ~ Lyla)
"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu Tutik pada seluruh siswa kelas sebelas IPA 2.
"Pagi, Bu" jawab mereka kompak.
"Hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Malang. Silahkan perkenalkan diri kamu, Nak." Bu Tutik mempersilahkan gadis itu untuk memperkenalkan diri.
"Hy semua, perkenalkan nama aku Fahrasyah Akira. Kalian bisa panggil aku Fahra. Aku pindahan dari SMU Panca Bhakti di Malang." ucap gadis itu sembari tersenyum.
Fahrul mengerutkan dahinya saat mendengar nama gadis tersebut. Wajahnya yang semula tersenyum, berubah menjadi sinis.
"Fahra?" ucap Fahrul pelan.
"Baiklah Fahra, kamu bisa duduk dikursi kosong disamping Cinta ya." ucap Bu Tutik menunjuk kursi kosong ditepi dinding barisan kedua. "Sebagai teman sebangku Fahra, ibu harap kamu bisa membantunya ya Cinta. Dan Fahrul, sebagai siswa yang selalu mendapat juara paralel, tolong bantu Fahra untuk mengejar ketertinggalannya." lanjut Bu Tutik menginstruksi.
"Baik, Bu" jawab Cinta tersenyum sumringah.
"Apa ini? Kenapa Fahra harus hadir lagi dihidup gue?"~ batin Fahrul
~"Fahrul? Apa dia Fahrul yang sama?"~ batin Fahra. Gadis berjalan sembari terus memandangi Fahrul yang duduk dikursi barisan keempat seberang mejanya.
~Ntah macam apa semesta bekerja. Dengan kembali menghadirkan masa lalu, sama saja dengan menabur warna kelabu~