Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.
Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"maaf ara sepertinya gua gak bisa antar lo ke mall hari ini, sendiri gapapa? atau ajak ray iya oke, selamat bersenang-senang"
pesan yang disampaikan def suatu pagi melalui chat di hari ara sedang ingin bersenang-senang. Def akhir-akhir ini memang sedang sibuk, selain itu pak evan juga menyuruh mereka untuk berjaga jarak, agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"ajak ray aja kali ya?" pikir Ara.
Seketika ara langsung menepuk-nepuk wajahnya sendiri.
"apaan sih lo mau jalan sama dia, aah udahlah gua sendiri aja" ucap ara lagi dalam hatinya, kemudian bersiap.
Ara pergi ke sebuah sebuah mall menggunakan taxi, ia membuat rambutnya bergelombang cantik di kedua bahunya, juga di belakang, menggunakan dress selutut berwarna moka, dengan jinjing berwarna putih, sepatu hak 5 cm yang juga berwarna putih, siapa pun yang melihatnya pasti terpesona, ia benar-benar cantik.
pertama-tama ara pergi ke pusat belanja pakaian.
Brakk..
"eh maaf, maaf" ucap seorang gadis yang sangat cantik yang tidak sengaja menabrak ara dari belakang, ia juga sedang memilah pakaian.
Ia menggunakan sebuah atasan lengan panjang yang dimulai dari bahu, bagaimana cara pun bahunya terbuka, ituu berwarna soft pink, ia menggunakan rok pendek setengah paha berwarna putih, menggunakan sepatu putih hingga atas mata kaki tapi juga memiliki hak 3 cm. Ia membawa tas hitam kecill. Rambutnya terurai ke belakang dengan cantiknya. Ia benar-benar femenim dan cantik.
"eh iya gapapa" balas ara, kemudian ara memerhatikan wajah ituu.
"kamu.. Sepertinya tidak asing" ara mencoba mengingat wajahnya, wanita itu tersenyum ke ara.
"naura, tiktokers itu" seru ara lagi dan sedikit terkejut.
"iya, salam kenal" balas naura dengan senyum.
"siapa namamu?" tanya naura kembali.
"clara, salam kenal juga" balas ara juga tersenyum malu.
"hey... selera fashion mu bagus, bagaimana jika kita bertukar pendapat?" tanya naura
"boleh" balas ara,
Mereka akhirnya saling menilai baju mana yang cocok untuk mereka, menukar baju di ruang ganti beberapa kali, sebelum akhirnya memilih pakaian yang mereka beli.
"ini menyenangkan clara, kalau begitu gua pergi dulu ya, makasih" ucap naura meninggal ara di toko pusat belanja pakaian itu.
Ara mengangguk sambil tersenyum, hingga akhirnya naura berbalik dan pergi entah kemana.
"oke sekarang gua kemana" pikir ara.
"muter dulu dah, lihat-lihat" ucap ara lagi dalam hatinya kemudian jalan mengelilingi mall.
saat mengelilingi mall ia melihat naura di sebuah tempat bermain, ia sedang memainkan sebuah permainan untuk memasukkan bola basket ke ringnya, bersama dengan seorang laki-laki.
ara berpikir, mungkin pacarnya, bagaimana pun dia sangat cantik, tidak mungkin jika tidak mempunyai pacar.
Tak lama ia menyadari sesuatu, anak laki-laki itu menggunakan anting di telinga kirinya, 2 lapis dengan satu rantai, satu lagi bulu. Ia teringat ray, "ahaha gak mungkin juga kan ray disini, lagi bagaimana dia bisa dekat dengan orang populer seperti naura?" pikir ara.
Setelah selesai naura tertawa melihat ke arah laki-laki itu, laki-laki itu juga melihat ke arah naura.
dilihat dari samping, ara menyadari itu beneran ray. Ia menggunakan celana jeans hitam, dengan kaos hitam sebagai dalaman dan kemeja putih sebagai luaran tanpa dikancing. Ia juga menggunakan sepatu kets putih.
Ray mengusap kepala naura, mereka hendak berjalan, ara ngumpet sambil memerhatikan mereka yang terus bermain, mereka bermain banyak permainan.
"kok hati gua sakit ya? Gua gak cemburu kan? lagian ray siapa gua?" ucap ara dalam hatinya.
Cukup lama ara memperhatikan mereka, semakin sakit yang dirasakan ara.
Ray yang merangkul naura, naura yang sering menggandeng tangan ray dengan pelukan. Mereka yang penuh canda tawa.
"lagian ngapain juga gua disini?" pikir ara, tapi yang tidak juga beranjak dari tempatnya.
Saat melihat mereka ingin keluar tempat bermain, baru ara beranjak pergi, ia menuju toilet wanita.
Saat sampai di toilet, tanpa dimau air mata ara keluar dengan sendirinya.
"ihhh ngapain nangis, lagian ray bukan siapa-siapa lo" ucap ara dalam hati sambil menyeka matanya dengan tisu agar air matanya tidak jatuh.
"beli minum dah gua" ucap ara dalam hati yang masih terasa sakit, ia keluar toilet, kemudian menuju ke sebuah toko soft drink.
toko soft drink ini cukup antri, clara menunduk dengan rasa sakit hati dihatinya.
"nay mau apa?" tanya seorang laki-laki kepada seorang perempuan disampingnya.
Suara laki-laki itu mengingatkannya pada suara seseorang, ara mengangkat kepalanya, benar saya itu ray.
Sangat dekat, sejak kapan ray dan naura berada di depannya, ara baru menyadari itu.
Terlebih lagi, pelukan tangan naura ke tangan ray sangat erat, ara seakan ingin menjauhkannya.
"mango smoothies" jawab ara sambil menunjuk sebuah menu.
"cocoa deluxe satu" tambah ray,
"eh? Ngapain gua masih tetap disini?, gua pergi aja lah" ucap ara dalam hati kemudian hendak beranjak.
"eh clara" panggil naura yang sudah berbalik, sedangkan ray masih melakukan pembayaran. Baru saja ara berjalan berapa langkah.
Kemudian naura seperti bilang sesuatu pada ray, ray hanya mengangguk, kemudian naura melepaskan pegangannya pada ray dan menghampiri clara.
"kamu kesini sendiri?" tanya Naura.
"eh? Iya" jawab ara.
"kita cari tempat duduk yuk" ucap Naura kemudian menariknya dan duduk di sebuah meja dengan 4 kursi.
"oiya udah pesan minum?" tanya naura.
"belum" jawab ara.
"mau apa?" tanya naura.
"udah sebutin aja mau apa?" paksa naura.
"hmm latte aja" balas ara.
"oke, tunggu sebentar" jawab naura, kemudian berdiri dan menghampiri ray sebentar, lalu kembali lagi.
Ray yang sudah menunggu di tempat ambil pesanan, mengantri ulang, sedangkan naura kembali duduk bersama naura.
"bisa-bisa nya dia menyuruh ray melakukan itu? Memangnya ray asistennya? Seenaknya melakukan hal seperti itu" pikir ara merasa kesal.
"umur berapa?" tanya naura tiba-tiba.
"ohh 16, naura?" balas ara
"14, berarti manggilnya ka clara ya" balas ara.
"ehh? Masih 14?" tanya ara sedikit kaget. Dari penampilannya ia terlihat lebih dewasa.
"iya kenapa?" tanya naura.
Ray 16 tahun, naura 14 tahun, beda 2 tahun itu wajar, ahhh, cukup ara, jangan mikirin itu lagi.
"gapapa" balas ara.
sambil menunggu, mereka sibuk main game berdua, ara juga lupa bahwa ray akan datangi mereka.
"Silahkan dinikmati tuan putri" ucap ray yang tiba-tiba saja datang, membuat pandangan keduanya ke arah ray dari yang sebelumnya melihat ke ponsel.
"terima kasih" ucap naura, setelah ray juga duduk.
"ara?" tanya ray sedikit kaget melihat ara duduk di hadapan naura.
"eh kalian sudah saling kenal?" tanya naura.
"teman sekelas" jawab ray masih memandang ara, seakan ia memerhatikan keseluruhan.
"iya? Gak boleh deket-deket dia punya nay" ucap nay memegang erat tangan ray..
Ray sedikit tertawa kemudian mengelus kepala naura.
"hah? Siapa juga yang mau ambil" seru ara, kemudian memalingkan wajahnya.
"ihh aturan kak clara bilang, enak aja punya aku" seru naura.
"kenapa begitu? Katanya gak boleh" balas ara malu-malu.
"iyalah gak boleh, dia punya aku" balas naura yang memegang tangan ray erat, ara melihat itu sekilas.
"ini cewek mau nya apa sih, ngeselin banget" ucap ara dalam hati, membuatnya wajanya sedikit kesal.
"ahahah udah diminum dulu" seru ray setelah sedikit tertawa.
Naura melepaskan pegangannya pada Ray, kemudian memberikan minuman latte yang diberikan ray kepada ara.
Mereka sama-sama minum sedikit.
"ahh segarnya" sahut naura.
"jadi, ka ara cemburu gak?" tanya naura lagi ke ara.
"kenapa harus cemburu?" tanya ara.
"nay, jangan menggoda kakak nya lagi, dia galak" sahut ray lembut.
"eh iya? Tapi dia terlihat baik" balas naura dengan nada manja.
"gua gak galak ya, lo aja yang ngeselin" seru ara dengan nada sedikit kesal.
"tuh lihat" balas ray menunjuk ara.
"oh iya ahahaha" balas naura dengan nada bahagia sambil tertawa kencang, kemudian melanjutkan "atau memang kakak yang suka iseng"
ray hanya tersenyum.
"kakak?" seru ara dengan nada sedikit tinggi karena kaget. Ray dan nay melihat ke arah ara, pipi ara langsung merah padam.
"duhh. Gimana nih, malu banget, mulut tahan dikit dong" ara dalam hati.
"eh iya, ray kakak ku" balas naura.
"atau kakak mengira aku pacar kak ray dan cemburu?" lanjut nay menggoda ara.
"cemburu?" tanya ray langsung ke ara.
Pipi ara makin memerah.
"pipinya merah tuh" tambah ray, kemudian ray dan nay tertawa bersama.
"kakak adek sama aja ngeselin nya" sahut ara dengan memalingkan wajahnya karena malu.
"tenang ka ara, ka ray masih jomblo" jelas nay setelah tertawa.
Entah kenapa ara merasa lega mendengar itu.
Ara berbalik melihat ke arah naura, mengabaikan ucapan terakhir nay, lalu bertanya "kalian berdua aja?"
"iya, papa dan mama terlalu sibuk untuk nemenin aku, jadi aku lebih sering pergi bersama kak ray" jelas nay.
"lagian bersama ka ray lebih menyenangkan" tambah nay sambil tersenyum, ia memang terlihat bahagia bersama ray.
"oh begitu" ucap ara kemudian berucap dalam hati, memang ray pandai mengambil hati orang lain dan membuatnya nyaman.
Setelah itu mereka terus mengobrol hal-hal random, nonton bioskop bareng, makan bareng, tanpa disadari mereka menjadi semakin dekat.