Reinkarnasi Jenderal Padang Utara

Berjalan beberapa jauh dari kedua orang tuanya, Adelia kemudian mendongak menatap ketua perampok yang berjalan di sampingnya.

"Kenapa Kau membiarkan ayah dan ibuku hidup? Bukankah para perampok tidak pernah melakukan hal seperti itu?" Tanya Adelia yang merasa heran dengan para perampok yang bersamanya.

Tetapi ketua perampok itu langsung tertawa, "ha ha ha... Kami memang tidak pernah melakukan hal seperti itu, tapi kami juga tidak pernah menemukan seorang gadis yang rela ikut bersama kami demi membuat Ayah dan Ibunya tetap hidup.

"Terkadang yang kami temukan ialah orang tua yang kemudian mengorbankan anak-anak mereka demi bisa bertahan hidup. Jadi kami langsung membunuh orang-orang itu!!!" Ucap ketua perampok langsung membuat Adelia mengganggukkan kepalanya.

"Lalu, Apakah kita akan berjalan kaki secara terus-menerus? Aku memiliki tubuh yang lemah, jadi kalau berjalan terlalu lama akan membuatku kelelahan dan jatuh sakit." Ucap Adelia kembali membuat sang ketua perampok tertawa.

"Ha ha ha... Baru kali ini kami memiliki seorang tawanan yang mengeluh,, Apakah kau tidak takut aku menjadi kesal padamu dan memenggal kepalamu?" Tanya ketua perampok itu langsung membuat Adelia tersenyum.

"Kau bilang kau akan menjadikanku hadiah untuk tuanmu, Apakah kau sudah berubah pikiran?" Tanya Adelia membuat ketua perampok mengerutkan keningnya menatap gadis yang bersamanya.

Pria itu tak menyangka bahwa gadis yang mereka culik ternyata adalah gadis yang pandai.

Jadi pria itu berkata, "kita akan menunggangi kuda, tapi kudanya sedang diistirahatkan di tepi sungai di sana." Pria itu menunjuk ke arah depan yang ditumbuhi banyak pohon-pohon sebagai pertanda bahwa tempat itu dekat dengan sumber air.

"Baiklah,," ucap Adelia menganggukkan kepalanya lalu mereka terus berjalan hingga tiba di tepi sungai dan melihat ada banyak kuda di pinggir sungai sedang minum air.

"Dari mana kalian merampok semua kuda-kuda ini?" Tanya Adelia mengejutkan para perampok sebab mereka tak menyangka bahwa Adelia bisa menebak kalau kuda-kuda itu merupakan kuda-kuda hasil rampokan.

Jadi ketua perampok menatap Adelia sembari bertanya, katanya: "bagaimana kau menduga bahwa kuda-kuda ini dirampok? Jelas kuda-kuda ini adalah kuda-kuda milik kami sendiri."

Tetapi Adelia menggelengkan kepalanya lalu dia mendekati seekor kuda hitam yang merupakan jenis kuda dengan lari paling cepat yang Adelia ketahui.

"Tentu saja aku tahu, beberapa diantara kuda ini adalah kuda perang, sementara yang lainnya ialah kuda biasa. Oya, aku akan menanggulangi kuda yang ini," ucap Adelia mengejutkan semua orang.

Gadis kecil yang terlihat tidak tahu apa-apa itu ternyata bisa melihat dan membedakan yang mana kuda perang dan yang mana kuda biasa.

Bahkan, kuda yang dipilih oleh Adelia adalah Kula perang dengan lari tercepat yang merupakan kuda milik ketua perampok.

Bahkan,,, kuda yang selalu merontak jika disentuh orang oleh orang lain kini tampak jinak di tangan Adelia.

"Itu kuda milikku, jadi aku tidak akan memberikannya pada orang lain." Ucap ketua perampok mendekati sang kuda namun dia sangat terkejut ketika kuda itu malah menolaknya.

Bahkan hampir saja kuda itu menendangnya Jika dia tidak cepat menghindar.

Hal itu membuat Adelia terkekeh, "sekarang, kuda ini tidak menyukaimu lagi. Jadi dia akan menjadi milikku!!!"

Ucapan Adelia membuat semua orang menjadi cemas, karena jika Adelia menunggangi kuda itu, maka dia bisa saja kabur dari mereka, karena kuda itu memiliki kecepatan di atas rata-rata dari kuda yang lainnya yang ada di tempat itu.

Tetapi Adelia bisa membaca pikiran semua orang dan dia berkata, "kalian Tenang saja, aku tidak berniat untuk melarikan diri. Lagi pula aku penasaran Di mana tempat tinggal kalian dan bagaimana rupa pria yang menjadi bos kalian."

'Dan aku juga penasaran Apakah kalian mungkin memiliki ramuan yang kubutuhkan untuk meningkatkan kondisi fisik tubuh ini.' pikir Adelia dalam hati yang merasa bahwa para perampok pasti akan memiliki banyak ramuan-rampokan yang ada di tempat persembunyian mereka.