naresh membenci nara, begitu pun sebaliknya. tapi apa jadinya jika keduanya menikah karena tak sengaja kepergok tidur bersama?
pernikahan kilat itu membuat naresh marah besar karena satu bulan lagi dia akan menikahi kekasihnya.
dengan keadaan pernikahan yang buruk, bagaimana nara menjalani pernikahan nya apalagi dengan naresh yang malah bertunangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DnieY_ls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pertengkaran
“lo serius pengen balikan sama vania?”
Pertanyaan nara membuat naresh terdiam. Dia meresapi kata kata itu dalam dalam, apakah benar hatinya masih menginginkan vania? Naresh juga tidak tahu. Rasa dan warna dalam hubungan mereka tak terlalu mengukir di hatinya.
“Kenapa lo tanya begitu? Cemburu?” tanya naresh.
“Idih” nara mencebikkan bibirnya. “Gak ada kerjaan banget gue cemburu. Gua cuma tanya aja, lo emang beneran masih mau sama vania? Tinggal jawab aja apa susahnya” lanjut nara.
Tidak langsung menjawab naresh terdiam dahulu, meyakinkan hatinya. “Tentu saja. Kalau enggak, buat apa gue minta lo bujukin dia supaya balik sama gue lagi”
Nara membulatkan mulutnya. Dia mengambil kaca kecil dari tasnya untuk membenarkan rambut nya yang acak acakan.
“Kenapa lo tanya begitu?”
“Gak papa, cuma nanya. Tapi kalau bisa sih lo cari yang lain aja” kata nara. Mengingat tadi dia melihat vania bersama pria lain, rasanya ada yang tidak beres dengan wanita itu. Dia hanya berusaha mencegah agar naresh tak terlalu menyesal nanti.
“Kenapa gitu? Emang kenapa sama vania?” tuntut naresh agak keras. Rasa tak senang saat nara mengatakan dia mencari yang lain.
Nara mengerdikan bahunya lalu menoleh. “Cuma saran aja. Feeling gue, bukan cuma lo cowok nya” ucap nara.
Betul, ini feeling nya saja. Sebenarnya sebelum sebelum kejadian tadi nara sudah memiliki feeling tak enak pada vania. Bukan karena dia membenci si siluman biawak itu, tetapi ada rasa aneh yang lain.
“Maksud lo vania selingkuh? Jangan ngada ngada nara. Gak mungkin dia selingkuh, dia cewek baik. Gue tahu lo gak suka sama dia sejak kuliah, tetapi jangan menjelek kan nya dengan tuduhan tuduhan begitu. Kalau lo benci, yaudah benci aja. Gak usah pake menjelek jelekan” bantah naresh tegas. Dia tak bisa menerima fakta nara menjelekkan pacarnya. Dia berusaha percaya pada vania, terlebih dia berniat melamar nya segera.
“Gue bilang kan feeling naresh. Lo ngerti gak sih!? Gua gak nuduh, gue cuma sampein feeling gue. Gue gak sejahat itu sampe jelek jelekin dia karena benci. Gue juga punya otak, gak ada guna nya gue tuduh tuduh kayak gitu” papar nara kesal.
Kata kata naresh cukup menggores hatinya, niatnya baik ingin menyelamatkan pria itu dari cewek gak bener. Tapi balasan naresh malam membuat nya tersinggung, nara tak suka hal itu.
“Gue cuma gak mau suatu saat lo nyesel. Gua gak nuduh, cuma feeling. Takut feeling gue benar dan lo nanti yang nyesal. Gue tahu kok dia pacar lo bahkan calon istri lo sekarang, tapi gak usah sampai kata katain gue gitu. Niat gue baik, tapi malah di salah artikan. Seenggak nya lo terima kasih sama gue karena udah bikin kalian bersama lagi, bukan malah ngatain gue kayak gitu” lanjut nara.
“Berhenti disini!”
Naresh kontan mengerem dadakan. Nara segera berkemas, membuka sabuk pengaman dan membuka pintu mobil.
“gak usah jemput gue lagi. Gue bisa sendiri” ujar nara sebelum dia benar-benar keluar.
Pintu itu di banting kuat sampai naresh terkejut. Dari dalam mobil naresh memperhatikan nara yang tampak berjalan maju tanpa melihat kebelakang lagi.
Naresh menghembuskan nafas sebal dan meninju kosong udara di depannya. Baiklah, kali ini dia akui dirinya keterlaluan pada nara.
naresh ketemu nara yh sdg jalan sm adam..posisi jadinya seri ya naresh
lanjut thor