NovelToon NovelToon
Rebirth: Moon Sword

Rebirth: Moon Sword

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Time Travel / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Huacheng Imut

Gu Yinchen, dijuluki sebagai Kultivator Pedang Bulan oleh Raja Iblis yang menyerangnya bersama dengan ribuan orang dari lima sekte ternama. Julukan itu diberikan usai Gu Yinchen mati setelah jantungnya berhasil dihancurkan oleh Raja iblis.

mungkinkah Gu Yinchen akan kembali demi membalaskan dendam rekan seperguruannya dan kelima tetua Sekte yang mati sia-sia demi membunuh Raja iblis yang memiliki lima jantung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Huacheng Imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 25 - TAMU TAK DIUNDANG PT. 2

Gu Yinchen berdiri di sisi terjauh dari sosok pemuda berjubah hitam yang mengacaukan malamnya saat ini. Sementara di tengah-tengah mereka, ada sebuah ekor atau lebih seperti sebuah pipa lentur dan basah yang menggeliat seperti seekor cacing yang keluar dari dalam tanah. Lendir tidak berwarna itu melekat pada setiap ekor yang hendak menarik kaki mereka jika mereka tidak segera berhati-hati. Sementara Gu Yinchen kebingungan bagaimana dia bisa melawannya ketika belati miliknya malah terlempar jauh ke arah musuh berada.

”Kenapa aku mengeluh kesepian beberapa waktu lalu?!” batinnya menyesali ucapannya kemudian dia memutuskan pergi keluar kamar, sambil menarik pemuda yang ada bersamanya.

Ternyata, suasana di lantai satu penginapan terlihat jauh lebih tenang dan sunyi. Hanya ada beberapa orang yang duduk sambil minum-minum di sisi ruangan dan beberapa orang mabuk, yang tidur di sembarang tempat sampai si pemilik penginapan mencoba membangunkan mereka. Anehnya mereka tidak mendengar keributan yang terjadi di lantai dua tadi. Mereka justru tenang-tenang saja seolah tidak ada yang mengganggu mereka.

”Apakah tidak ada yang tahu kalau di depan sana ada monster yang menyerang?” batin Gu Yinchen.

”Ayo pergi dari sini sebelum monster itu menghancurkan tempat ini!” pemuda di belakangnya langsung menariknya pergi meninggalkan penginapan tanpa berpikir lebih dulu dan asal melibatkan Gu Yinchen dalam urusannya.

Gu Yinchen sendiri heran, mengapa dia tidak bisa menghentikan langkahnya. Seolah ada sebuah benang yang mengendalikannya dari kejauhan. Seolah pemuda ini sengaja memancingnya keluar dan bertemu dengan monster yang lebih besar lagi.

CK! Sial! Lagi-lagi racun ular!

Refleks, Gu Yinchen terjatuh sewaktu pemuda itu mengajaknya berlari, ketika keduanya telah sampai di ujung jalan yang sepi dan semua pintu telah tertutup rapat. Meski sudah dinetralkan dengan pil mata naga dan berbagai latihan yang dijalani olehnya, semua itu tidak cukup. Bahkan untuk orang hebat seperti Qing Luan saja, dia sampai terbaring kurus kering di tempat tidur dan tidak sanggup melakukan apapun selain bernafas.

Tenggorokannya terasa seperti dicekik. Dadanya terasa ditimpa oleh bebatuan panas dan keringatnya terus bercucuran dari atas kepalanya. Tidak berhenti sampai dia harus mengepalkan kedua tangannya di atas tanah hingga berdarah.

Pemuda itu tampaknya juga menyadari racun ular yang ada pada Gu Yinchen sekarang. Akibat dari racun yang telah menyebar ke seluruh tubuhnya, muncul sisik ular yang mulai merembet di wajah bagian kirinya dan punggung tangannya. Mereka tidak memiliki waktu untuk memikirkan bagaimana cara menghilangkan racun ular sementara, puluhan ekor yang diselimuti lendir itu tengah mengejar mereka dengan merayap di atas tanah.

Tidak ada waktu!

Dengan cepat, pemuda itu langsung membawa tubuh kurus Gu Yinchen ke atas pundaknya kemudian dia mulai berlari, melompati atap-atap rumah dan penginapan yang menjulang tinggi. Puluhan ekor itu tetap mengejar, melompat tinggi seperti ular yang tak memiliki ujung dan pangkal. Gerakan pemuda itu menjadi lebih lambat karena harus membawa Gu Yinchen bersamanya sementara ekor itu hendak meraih mereka berdua.

Gu Yinchen mencoba memikirkan cara untuk mengulur waktu sampai akhirnya dia memikirkan sesuatu di kepalanya. Saat dia dan pemuda itu mendarat kembali ke jalanan yang kosong dan jauh dari kota Wuqing. Hutan berdiri dengan megahnya menghapus jejak mereka. Akan tetapi, meski sempat kehilangan jejak, ekor itu akhirnya berhasil menemukan dan mengejar mereka kembali.

Ketika puluhan helai daun menjatuhi mereka berdua, Gu Yinchen mengambil salah satunya dan mengalirkan energi spiritual ke dalamnya. Selama belajar di sekte bulan dan mati sia-sia dibunuh oleh Raja iblis, Gu Yinchen tak pernah sekalipun melupakan pelajaran yang dulu pernah dipelajarinya bahkan semua teknik yang diajari oleh para petinggi Sekte bulan. Meski tidak akan terlalu kuat jika dia menggunakannya dengan tubuhnya yang sekarang.

Tapi, apa boleh buat? Keadaannya sudah seperti ini.

Daun yang digenggam olehnya telah berubah menjadi senjata baginya. Meski terlihat seperti daun biasa yang tidak memiliki kekuatan, tetapi begitu Gu Yinchen melemparnya dan mengarahkannya pada salah satu ekor yang mengejar, keajaiban itu terjadi.

Ekor itu membeku setengahnya, kemudian hancur karena energi yang dipancarkan bulan yang begitu luar biasa. Tetapi, setelah ekor itu hancur dan hanya menyisakan setengahnya, ekor itu bisa meregenerasi dirinya dan menjadi ekor yang baru. Namun, setidaknya langkah dari ekor ekor berlendir itu menjadi lambat dan mereka bisa segera melarikan diri sebelum mereka berhasil mengejar.

Meski bisa mengulur waktu selama beberapa saat, jurus itu membuat racun di tubuhnya menyebar lebih cepat dari perkiraannya. Gu Yinchen tidak tahu kapan racun itu akan kembali menyala tetapi, setidaknya dia tahu dia tidak boleh menggunakan seluruh kekuatannya.

Pemuda yang membawanya tampak terdiam. Bahkan sempat terlihat terkejut saat Gu Yinchen mengeluarkan jurusnya yang hanya mengandalkan energi bulan untuk menyerang.

Di waktu yang sama, setelah menenangkan diri selama berjam-jam dan bertemu dengan Wang Le lalu mengadakan pertemuan singkat dengannya, Qing Luan akhirnya bisa kembali ke penginapan.

Suasananya masih sama. Sepi. Semua orang menutup pintunya bahkan penginapan yang telah disewa olehnya untuk satu malam. Dia bingung mengapa dalam sekejap, kota ini tampak seperti kota mati yang dihuni oleh hantu. Kemudian dia pun bisa mengerti dan memahami situasinya.

Kabar mengenai kemunculan monster tingkat tiga telah menyebar ke seluruh kota dan mungkin, Wang Le telah menyuruh mereka untuk menutup pintu dan jendela saat malam dan tidak membiarkan siapapun datang bertamu ke tempat mereka.

Rasa-rasanya ada yang tidak beres.

Qing Luan menatap ke bawah, terlihat jejak sesuatu yang diseret berkilometer jauhnya bahkan ujungnya sampai tidak terlihat sama sekali. Tidak hanya satu, melainkan ada banyak sekali jejak yang monster itu tinggalkan sampai membuat Qing Luan merasa curiga sesuatu yang buruk telah terjadi.

”Jejaknya dari penginapan itu.” gumam Qing Luan sembari melirik ke arah penginapan yang di sewanya. ”... pasti sesuatu telah terjadi saat aku pergi.”

”Guru besar Qing!” ucap seorang gadis yang berjalan menghampiri Qing Luan dengan kaki ringannya, bersama beberapa orang dari sekte awan di belakangnya.

”Siapa kau?” tanya Qing Luan menatapnya serius. Dari bentuk Alis pedangnya yang terangkat dan bibirnya yang tipis, dipoles dengan sesuatu yang berwarna merah terang, dia tahu kalau gadis ini bukanlah gadis biasa dari sekte awan. Dia mesti memiliki posisi tinggi di usianya yang masih sangat muda.

”Maafkan saya. Saya adalah murid ketiga Sekte Awan. Nama saya Lin Wen. Saya sedang berpatroli malam karena saya mendapat pesan kalau monster tingkat tiga telah muncul di sekitar sini.” jawab Lin Wen sembari membungkuk.

”Ya. Sepertinya pesan itu benar.” jawab Qing Luan sembari melihat ke bawah begitu juga dengan Lin Wen dan beberapa orang di belakangnya.

Itu adalah jejak yang sengaja ditinggalkan monster yang bentuknya belum mereka ketahui. Lin Wen kelihatannya tidak begitu terkejut dan sepertinya sudah menyadari keberadaannya di sana dan akan mengikuti jejaknya.

Dalam situasi seperti itu, Qing Luan melanjutkan ucapan Lin Wen. ”... sepertinya bukan monster tingkat tiga saja yang datang kemari. Jejak ini, adalah monster tingkat empat dan dia mungkin sudah menculik muridku selagi aku pergi.”

1
Maz Tama
pantau
Buang Sengketa
bulan dan matahari. makin kuat la mc nya
Seorang Penulis✍️
Jangan lupa mampir ya kak di Novel Saya PERJALANAN YANG CHEN DIDUNIA LAIN
Ivy
Semangat terus kak🔥Mampir juga ke karya baruku "Story of Elementalist" makasih🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!