NovelToon NovelToon
KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

KETIKA SECUIL CINTA TUMBUH

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Wanita Karir
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Riana, seorang CEO wanita yang memegang kendali beberapa perusahaan, bertemu dengan Reyhan, anak muda yang masih sangat....sangat idealis, dengan seribu satu macam idealisme di kepalanya, pada sebuah pesta ulang tahun anak Pak Menteri. Keduanya harus berhadapan dengan wajah garang ibu kota dan menaklukkan ganasnya belantara Jakarta dengan caranya masing masing. Bisnis, intrik dan perasaan bergulung menjadi satu. Mampukah keduanya? Dan bagaimanakah kelanjutan kisah diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 : APA SALAHKU PADA DIANDRA?

Riana melanjutkan tidur lelapnya setelah percakapan yang jarang jarang terjadi dengan ayahnya. Maunya ingin tidur lebih lama karena semalam ia merasa lelah sekali. Maunya jam sepuluh pagi baru berangkat ke kantor. Sayangnya, belum juga jam delapan, poselnya berdering. Bukan alarm yang dia setel jam delapan, melainkan dari salah satu anggota direksi. Yang melaporkan bahwa dua proyek utama pembangunan gedung bertingkat dan pengapalan barang dibatalkan. Atau mungkin bukan dibatalkan, tetapi ditunda. Ditunda sampai kapan? Ini yang membuat Riana pusing. Sampai jangka waktu yang tidak diketahui!

    Dulu, Riana banyak mengalami hal hal seperti ini kalau menangani proyek proyek Pemerintah. Tapi itu dulu! Waktu dia masih baru terjun ke dunia bisnis, sebelum dia belajar liku likunya, sebelum dia mengenal istilah 'kontrak fee' atau 'pelicin', sebelum dia mengenal Diandra. Sekarang, kejadian yang sama sudah jarang sekali terjadi, kalau boleh dibilang tidak pernah.

    Tapi pagi ini, justru terjadi lagi.

    Untuk proyek pembangunan gedung dan pengapalan barang yang diageni perusahaannya, selama ini Riana sudah mengeluarkan dana lebih dari tiga puluh persen. Itu dana proyek yang resmi. Belum termasuk uang pelicin atau fee yang telah dikeluarkan sebelumnya untuk menjamin kelancaran proyek ini. Tentu saja semua orang kalang kabut dibuatnya. Karena disitulah terjadinya konsentrasi modal.

    "Jangan bercanda! Kita sudah keluar dana cukup besar untuk ke dua proyek tersebut," sentaknya

    "Surat pemberitahuan penjadwalan kembali baru saja kami terima, Bu."

    "Apa masalahnya?"

    "Tidak disebutkan masalahnya, Bu. Cuma tertulis  "untuk sementara ditunda dan akan segera dijadwalkan kembali". Itu saja, tidak ada penjelasan lain."

    "Tidak ditulis kapan akan dijadwalkan kembali?"

    "Tidak Bu."

    "Coba kamu foto dan kirim ke saya. Segera! Nanti saya akan hubungi pak Wirata."

    "Baik, Bu."

    Pak Wirata yang kumisnya lebat itu adalah staf utama Pak Menteri yang selama ini berhubungan dengan Riana. Urusan proyek, Pak Menteri, Bu Menteri maupun Diandra tidak pernah berbicara langsung dengan Riana. Selalu lewat Pak Wirata! Apa yang dikatakan oleh Pak Wirata selalu sama dengan keputusan Pak Menteri, tidak lebih dan tidak kurang. Ia hanya menyampaikan, penyambung lidah, tapi tidak memberikan penjelasan rinci. Tipe orang yang irit bicara.

    Di ponselnya, Riana baru saja menerima salinan surat penjadwalan kembali ke dua proyeknya sebagaimana dikatakan oleh salah satu direksinya tadi. Memang benar tidak ada keterangan  apa apa, alasan maupun kapan akan dimulai kembali. Sama saja dengan proyek tersebut dibatalkan. Cuma memakai kata kata yang lebih halus.

    Riana segera memutar nomor telepon. Pak Wirata sendiri yang menerima sambungan teleponnya.

    "Selamat pagi, Bu. Saya sudah menunggu nunggu, pasti Ibu akan segera menelepon saya," sapa Pak Wirata. Cukup sopan untuk ukuran seorang staf  menteri terhadap seorang pengusaha wanita. Mungkin karena mengetahui bahwa Riana dekat dengan anak Pak Menteri.

    "Selamat pagi juga Pak Wirata. Saya sungguh tidak mengerti. Bagaimana mungkin pembicaraan yang sudah kita setujui bersama bisa batal begitu saja? Draft perjanjian nya sudah ditandatangani bersama dan perjanjian notarisnya sedang dibuat. Perusahaan kami juga sudah mulai bekerja untuk dapat memenuhi tenggat waktu yang diberikan kepada kami." Riana meluapkan kedongkolannya. Kadang lupa bahwa dia berhadapan dengan orang kepercayaan Pak Menteri. Beruntung bahwa yang dihadapi sudah terbiasa dengan keputusan majikannya yang sering berubah dan menjadikannya sebagai bemper menghadapi para rekanan.

    "Tidak batal......."

    "Pak Wirata tentu tahu arti penjadwalan itu. Kita bukan pedagang kaki lima yang hari ini diusir dan hari ini kembali lagi. Karena proyek ini sudah mulai kami kerjakan, kami juga sudah keluar biaya yang tidak sedikit. Jadi tolong katakan, apa yang sebenarnya terjadi?"

    "Kemarin ada instruksi langsung dari Pak Menteri. Bukankah salinan suratnya juga kami lampirkan, Bu?"

    "Saya tahu Pak Wirata. Tapi apa sebabnya?"

    Lelaki setengah baya itu menggeleng. Tapi tentu Riana tidak melihatnya.

    "Ada kontraktor lain yang masuk, Pak?" Riana mengejar.

    "Tidak."

    "Ada tekanan dari pihak lain? Pengusaha lain?"

    "Tidak ada yang bisa menekan Pak Menteri kecuali Presiden, Bu."

    "Pak Wirata......."

    "Saya bicara terus terang dan apa adanya, Bu. Tidak ada angin tidak ada hujan. Itu keputusan Bapak Menteri. Sesuai dengan pertimbangan yang tertulis pada salinan suratnya yang saya lampirkan itu. Karena dana pemerintah sedang tipis, jadi perlu prioritas mana proyek proyek yang harus segera digarap dan mana yang bisa dijadwalkan kembali."

    Riana diam sejenak. Tidak puas!

    "Apakah karena Diandra?"

    Tidak ada jawaban selama beberapa saat.

    "Kalau hal itu, saya tidak bisa memastikan, Bu. Kecuali kalau Ibu memang ada hubungan yang tidak menyenangkan Diandra. Mohon maaf!"

    Sambungan telepon terputus.

    Riana hampir saja membanting ponselnya. Salah apa ia dengan Diandra? Ulang tahun brengsek saja ia mau setor wajah, kok masih salah? Gara gara itu pula ia jadi berurusan dengan Reyhan. Bukankah selama ini komisi dan kerja sama juga berjalan dengan baik?

    Penasaran! Riana terpaksa menindih egonya. Ia menghubungi Denny.

    "Iya, saya memang dengar itu dari pembicaraan Diandra," kata Denny dingin. Tidak seperti sebelumnya. "Tapi jangan kuatir, saya tidak ingin menari di atas mayat perusahaan kamu, Ria," sambung Denny dengan nada penuh kemenangan.

    "Apa yang dikatakan Diandra?"

    "Undangan makan siang saya masih berlaku, Ria."

    Emosi Riana sudah naik ke ubun ubun. Ingin dimakinya Denny. Tapi memaki dengan bahasa paling purba pun tak ada artinya. Denny memegang kuncinya. Dan dia harus mengalah. Seperti kata Miko. Ada saatnya harus bisa mengalah, seperti tawar menawar, seperti negosiasi. Inilah risiko terbesar bagi perempuan pengusaha seperti dirinya. Denny justru menggunakan kesempatan untuk menekannya. Menyangkut pautkan masalah bisnis dengan rayuan gombal! Untuk memenuhi egonya sebagai penakluk wanita. Atau mungkin karena merasa dilecehkan oleh Riana dan Reyhan pada pesta ulang tahun Diandra dan ingin membalas dendam.

    Inilah Jakarta! Belantara hutan beton ibu kota dimana dia hidup. Setiap insan yang ingin bertahan hidup di sini, apalagi pengusaha wanita,  harus memenangkan perjuangannya. Atau ia akan kalah terseret arus hidup yang tidak tahu akan membawanya kemana.

    "Jadi bagaimana, Ria?" Suara Denny mengejutkannya. Riana baru sadar bahwa ponselnya masih tersambung dengan Denny. Ditahannya emosinya.

    "Hm... boleh. Kapan?"

    "Hari ini saya sudah ada janji meeting. Kalau tahu kamu mau memenuhi undangan saya, pasti meetingnya saya adakan besok dan kita bisa lunch bareng siang ini. Jadi bagaimana kalau besok?"

    "Baik. Besok saya akan ke Sakura jam 12. Terima kasih." Riana langsung mematikan ponselnya. Rasanya ia ingin muntah. Sementara di rumahnya, Denny berteriak kegirangan. Merasa bangga akan kemampuan dan reputasinya sebagai playboy kelas atas yang belum terkalahkan.

1
Nay'anna
lanjutannya mana kak
julius: Sudah up date ep 30 kak. Ep 31 otw ya kak. Terima kasih sudah mendukung author
total 1 replies
aca
lanjut kan
aca
Q kasih giv bunga
julius: terima kasih kak
total 1 replies
aca
masih penasaran rehan siapa
julius: lanjut baca terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
aca
lanjuttt baca
Griselda Nirbita
siapakah Rayhan??? jadi penasaran
julius: Sabar kak. Pelan pelan makin jelas kok 🙏
total 1 replies
Griselda Nirbita
aku mampir kak... semangat
julius: Terima kasih dukungannya kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!