NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abi

Jodoh Pilihan Abi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:78.6k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nur Halimah

Sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya, malam itu adalah pertama kalinya Abi membentak Zahra supaya putrinya itu menikah dengan anak Kyai Amir, Gus Afkar. Padahal Gus Afkar adalah suami incaran sahabatnya, dan dia sebenarnya berencana untuk lanjut S-2 dulu.
Setelah pengorbanannya, ia harus menghadapi sikap sang suami yang tiba-tiba berubah dingin karena setelah akad nikah, dia mendengar rencana Zahra yang ingin menceraikannya. Belum lagi, reputasi pondok yang harus ia jaga.
Mampukah Zahra bertahan diantara orang-orang yang punya keinginan tersendiri padanya? Dan akankah ia dapat mempertahankan rumah tangganya?
Zahra sang anak kesayangan keluarga, benar-benar ditempa dalam lingkungan baru yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nur Halimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku bukan Pengkhianat

Plak

Zahra langsung memegang pipinya yang baru saja ditampar oleh sahabatnya itu.

“Kau memang seorang penghianat, Zar,” umpat sahabatnya itu dengan ketus, sambil menahan nafasnya yang ngos-ngosan saking marahnya.

Bukannya balik marah, Zahra yang menyadari betul kesalahannya justru berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi antara ia dan suaminya tadi dengan mengelak, “Ini tak seperti yang kau pikirkan.”

“Apalagi yang mau ke suruh aku untuk pikirkan? Jelas-jelas kau bermesraan dengan suamimu itu di depanku. Apa belum cukup kamu menyakitiku? Sekarang kau pamer di depanku, Azzahra Khairunnisa,” hardik Nayla sambil melotot ke arahnya.

“Aku juga tidak tahu kalau dia bakal menciumku…” 

Belum selesai Zahra berucap untuk membela diri, Nayla sudah menyelanya kembali dengan kata sinisnya, “ Kau pasti begitu bangga dia menciummu seperti itu sampai kau mengulang-ulangnya terus.”

Zahra menghela nafas panjang tidak tahu harus berkata apa lagi.

“Aku tidak tuli Zahra,” bentak wanita itu sekali lagi.

‘Harus bagaimana aku menjelaskan padamu, Nay’ pikir Zahra putus asa.

“ kamu sedang emosi. Ayo duduk dulu! kita bicara baik-baik…” ajak Zahra berusaha meredam emosi Nayla.

Tapi bukannya emosinya terendam wanita itu malah menghardiknya keras, “kau bisa duduk, karena kau tidak merasakan sakit hati yang aku rasakan saat ini, Zahra.”

“Sepuluh tahun Zar, sepuluh tahun aku menunggunya. Selama sepuluh tahun pula aku berbagi rasa denganmu tentang Gus Afkar, namun bisa-bisanya kau menghianatiku dalam sehari? Apa persahabatan kita tidak berharga bagimu, Zahra? apa perasaanku juga tak berarti? Sampai dengan mudahnya kau permainkan dan kau injak-injak sesuka hatimu,” ucap wanita itu dengan penuh emosi, sampai air matanya deras mengalir.

Zahra terpaku bingung dan iba melihatnya. Ia ingin menenangkan sahabatnya tersebut, ia ingin memeluknya, tapi takut membuatnya bertambah marah.

Wanita itu terlihat mengusap air matanya dengan kesal dan hendak menghardiknya kembali.

Brak 

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. 

“Zahra sudah lima belas menit, ayo kembali,” 

Zahra menoleh kaget ke arah suaminya yang baru saja datang untuk menjemputnya.

“Makasih ya, Zar. Kamu sudah menyuruhku ke sini.”

‘Hah?’ 

Zahra tak habis pikir. Bagaimana sahabatnya itu langsung berubah tersenyum ketika melihat Gus Afkar, apalagi kata-katanya barusan. 

Ia bahkan tidak tahu kalau Nayla akan menyusulnya ke sini.

“Sepertinya dia sangat putus asa sampai melakukannya dan ini adalah salahku. Tapi apa yang harus ku katakan pada Gus Afkar, dia pasti salah paham’ gumam Zahra sambil menatap suaminya tersebut dalam-dalam.

Lelaki itu menghampirinya kemudian hendak menarik tangannya untuk pergi, ketika tiba-tiba suaminya itu seperti menyadari lebam di pipinya.

“Oh! Tadi aku terpeleset dan terbentur tembok, untung Nayla menolongku,” ucap Zahra berusaha meyakinkan suaminya.

“Benar Gus, memang Zahra ini kadang sedikit ceroboh. Tapi jangan khawatir tadi sudah aku beri minyak pipinya,” ujar Nayla dengan ringannya. 

Bukannya menjawab Gus Afkar malah menatap tajam ke arah Nayla.

“Ia memang sudah ceroboh dengan memilihmu sebagai sahabat karibnya,” ucap lelaki itu dengan nada sarkastik.

“Gus,” gumam Zahra berusaha menahan emosi suaminya dengan menggelengkan kepalanya.

“Ayo!” ucap Gus Afkar sambil menarik tangan Zahra.

“Gus!” panggil Nayla.

Langkah Gus Afkar terhenti karena mendengar panggilan tersebut, begitu juga Zahra yang menoleh iba kepadanya.

Tapi lelaki itu tidak menoleh ke arahnya sedikitpun.

‘Jangan sekarang Nayla, Gus Afkar sedang emosi,’ guman Zahra dalam hati sambil memberi isyarat kepada Nayla dengan menggelengkan kepalanya.

Namun wanita itu tak peduli.

“Apa boleh saya nebeng pulang nanti, takutnya tidak ada yang menjemput saya di sini, bagaimanapun saya alumni dari pesantren Gus Afkar,” ucap Nayla begitu berani.

Lelaki itu menghela nafas panjang kemudian berkata, “kau bisa ke sini sendiri, tentu saja kau harusnya bisa pulang sendiri.”

Ia terdiam sejenak lalu membalikkan badannya ke arah Nayla, “tapi jangan khawatir aku tidak sejahat dirimu, aku Akan mengirim seseorang kepercayaanku Untuk mengantarmu pulang.”

Gus Afkar kemudian terlihat kembali berbalik dan menarik tangan Zahra yang masih menoleh iba ke arah sahabatnya itu yang kink hanya terlihat termangu itu.

‘Maafkan aku, Nayla’

Zahra tak bisa menahan diri melihat kesedihan di wajah sahabatnya itu, ia kemudian menarik balik tangan suaminya.

Gus Afkar tampak menghentikan langkahnya dan menoleh pada Zahra.

“Kasihan Nayla, Gus,” bisik Zahra.

“Ini adalah batasku, jangan memintaku melebihinya!” ucap Gus Afkar dengan nada dingin.

Zahra terdiam tak berani lagi menyela.

Lelaki itu akhirnya menggandeng Zahra keluar dari kamar Nayla menuju kamarnya dengan langkah yang begitu cepat.

Tak berapa lama Zahra dan suaminya telah sampai di kamar mereka.

‘Apa kamu marah, Gus?’ tanya Zahra dalam hati, tidak berani melontarkan pertanyaan itu pada suaminya.

Lelaki itu tampak berjalan menuju lemari dan mengeluarkan kotak P3K. Setelah itu ia kembali menggandeng tangan Zahra dan memintanya duduk di atas ranjang.

Zahra hanya bisa memandang suaminya yang sedari keluar dari kamar Nayla tadi terlihat dingin dan diam saja itu. 

Bahkan sekarang, suaminya itu juga terlihat hanya diam mengoles minyak tawon pada lebam di pipinya dengan wajahnya yang terlihat datar-datar saja.

Bahkan dia tidak membalas sedikitpun tatapan mata Zahra. 

Dan malah tampak sedang mengemasi pakaian dan barang-barang miliknya maupun Zahra ke dalam koper.

Zahra berusaha memberanikan diri untuk bertanya, “kita mau ke mana, Gus?”

Lelaki itu tak menghiraukannya dan terus saja mengemasi barangnya sampai selesai.

Harus setelah itu menarik koper tersebut dan menatap Zahra.

“Aku tidak marah padamu, tapi aku marah pada diriku sendiri karena tidak bisa melindungimu dengan baik, jadi kamu tidak perlu khawatir dan tolong jangan membantahku,” ucap lelaki itu dengan hangat membuat Zahra terpaku di tempat.

‘Sebegitu besarnya cintamu padaku, Gus. Maaf!’

Ia tak pernah menyangka akan mendengar itu dari Gusnya

“Ayo kita pulang!”

Suaminya itu kemudian menarik tangan Zahra untuk ikut bersamanya.

Keduanya keluar dari kamar hotel tersebut dan turun menuju lobby.

Tanpa Gus Afkar mengembalikan kunci hotel kepada resepsionis.

Kemudian mengajaknya keluar ke pintu depan.

Anehnya, mobil Gus Afkar telah siap di depan pintu lobby hotel tersebut dan ada seorang lelaki di sana.

Lelaki itu tampak tersenyum menyambut mereka.

“Mari, Pak!” ucap lelaki itu sembari membukakan pintu untuk Zahra dan suaminya.

Zahra masuk ke dalam mobil sambil terus memandang lelaki asing tersebut.

Gus Afkar yang sepertinya memahami gelagat Zahra yang penasaran dengan sopir di depannya itu berbisik lirih, “dia Sopir Pak Satria yang ditugaskan untuk mengantar kita pulang.”

Tak ada lagi kata terucap dari Gus Afkar setelahnya. Lelaki yang terlihat begitu penat dan lelah itu langsung memejamkan matanya seolah sedang berkata, “ biarkan aku menenangkan diri dulu.”

*****

Mobil itu telah memasuki kawasan pesantren, tiba-tiba Zahra melihat sosok Adrian berpapasan dengan mobilnya tersebut.

‘Bukannya dia sudah kembali ke Jerman’ pikir Zahra sambil menatap lelaki itu sampai-sampai ia menoleh ke balik kaca jendela belakang mobil tersebut.

‘Kau pasti senang melihat dia kembali, sampai-sampai kau terus menatapnya seperti itu,” Sindir Gus Afkar membuatnya menoleh dan membelalak kaget.

Ia tidak menyangka bahwa suaminya itu telah bangun dan tengah menatap tajam ke arahnya sekarang.

1
Siti Yatimatin
mana julukan istri shjolihahmu zàhra yg kau ajarkan pada muridmu emang takut dosa suami minta hak ìstri menolak dilaknat alloh
Siti Yatimatin
Dasar bodoh kamu AZZAHRA KHOIDUNNISA
Lilik Juhariah
disini yg bikin pembaca jengkel , lebih takut janji ke sahabat drpd janji pada Sang Pencipta
Lilik Juhariah
bener bener Gus afkar menahan nafsunya , tapi istrinya yg keterlaluan
Lilik Juhariah
karaktermu aneh Zahra , sama suami berani udah tau hukumnya , kl sama sahabat takutnya minta ampun
Lilik Juhariah
hiks iks ks
Lilik Juhariah
punya suami sprt Gus afkar , jadi istrinya tersanjung banget
Lilik Juhariah
nurut suami zahra
Lilik Juhariah
ceritanya bagus pemilihan katanya bagus
Lilik Juhariah
ya ahirnya, biang keroknya kabur semua, andai suami sprt Gus afkar damai tuh para istri, sabar pengertian
Lilik Juhariah
la opo kok nuduh orang gk jelas
Lilik Juhariah
karakter Zahra sampe disini gk suka banget, mentingin temennya , gk jujur, dan lebih jengkelin lagi sukanya bicara dalam hati
Lilik Juhariah
ini Zahra udah tau bertemu selain mahram apalagi udah punya suami dosa, dilakukan trs , ntar jadi fitnah
Lilik Juhariah
ini kelakuannya nayla
Lilik Juhariah
Zahra lebih banyak bicara dgn hatinya, wkkwk
Lilik Juhariah
Nayla terlalu Ter obsesi
Lilik Juhariah
kesenengnya ngomong gitu, ntar kl nikah beneran sakit hati, untung Islam melarangnya , Zahra Zahra
Lilik Juhariah
haaah janinnya siapa , tapi masih ngejar Gus afkar
Lilik Juhariah
walau pun amnesia juga gk begitu , tetap harus jujur ,
Lilik Juhariah
lah Nayla ini lucu , wong Gus afkar cintanya sama Zahra , emang kl Zahra cerai trs bisa kamu gantikan jadi istri Gus afkar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!