Perhatian:
Semuanya, ini adalah season dua dari kisah Maudy dan Elgara yang berjudul "Menikahi Pria Koma"
Setelah dua tahun berpisah, Elgara memutuskan untuk merebut Maudy kembali.
Ia menjalankan sebuah rencana untuk membuat kelaurga Maudy menyerahkan Maudy kembali ke padanya, hal ini berdasarkan rasa dendam nya yang tak bisa ia lupakan.
Jikalau kalian tidak membaca season pertama pasti akan kebingungan dengan alur nya, jadi author sarankan baca dulu season satu nya ya, baru datang ke season dua nya.
Season dua nya idak banyak, hanya empat puluh bab saja, dan buat yang ngikutin season satu dari awal yuk kita pindah ke season dua untuk mengetahui bagaimana kisah mereka selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #26
"aku sudah siap, maaf membuat mu menunggu lama," kata Maudy menghampiri Elgara yang sedari tadi menunggu di sofa ruang tengah.
Elgara menyimpan ponsel nya dan menatap Maudy yang kini berdiri di hadapan nya.
Terlihat wajah cantik sang istri yang menatap nya dengan tatapan teduh.
"Sudah siap?" tanya Elgara yang kemudian berdiri dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
Maudy mengganguk kan kepala nya sambil tersenyum.
Elgara pun membalas senyuman tersebut dan kemudian mengulurkan tangannya kepada Maudy.
"Apa?" tanya Maudy sambil menatap bingung.
"Astaga," kesal Elgara yang kemudian mengambil dan meletakkan tangan istri nya ke telapak tangan lalu menggenggam nya dengan erat.
Mereka pun berjalan keluar dari villa dan segera berangkat menuju restoran XX.
Tidak butuh waktu lama, mereka pun akhirnya tiba di restoran XX, tempat di mana Elgara berjanji dengan Hans untuk mereka bertemu.
"Ini pertama kalinya aku keluar malam bersama dengan nya, perilaku nya terhadap ku juga begitu lembut, aku tau dia sudah berubah," batin Maudy yang saat ini masih menggandeng tangan Elgara masuk ke dalam restoran tersebut.
"Tuan, ruangan VIP nya sudah di siapkan," kata salah satu pelayan yang saat ini menghampiri mereka.
"Ruangan VIP?" tanya Maudy.
"Ya, antarkan kami ke sana," ujar Elgara.
"Mari tuan muda," ujar pelayan tersebut yang kemudian menuntun mereka ke ruangan VIP di restoran tersebut.
Elgara sengaja memesan ruangan VIP untuk mereka berempat karena ini pertemuan dengan mama nya Hans yang ia anggap sebagai kelaurga sendiri.
Tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di ruangan tersebut, cukup bagus dan juga luas, tidak mempedulikan soal harga, yang penting bagi Elgara adalah kenyamanan.
"Silahkan tuan muda," kata pelayan tersebut.
"Terima kasih," jawab Elgara.
Sementara Maudy hanya diam dan melihat sekeliling ruangan.
"Ayo," kata Elgara yang kemudian duduk di kursi yang ada di dalam ruangan VIP tersebut.
"Iya," jawab Maudy kebingungan.
Sejujurnya Maudy mulai merasakan perasaan aneh, Elgara memesan ruangan tersebut tidak mungkin hanya untuk mereka berdua saja, ruangan VIP yang cukup luas dan nyaman mana mungkin hanya mereka yang ada di sana.
"Mau pesan apa tuan muda?" tanya pelayan tersebut yang memang di tugaskan untuk melayani tamu-tamu VIP di restoran.
"Bawa semua makan yang enak-enak yang kalian miliki ke meja ini," jawab Elgara sambil tersenyum.
"Siap tuan muda," kata pelayan tersebut yang kemudian meningalkan ruangan tersebut.
"Kenapa harus semuanya? Mana mungkin kita makan sebanyak itu?" tanya Maudy.
"Ah iya, aku lupa mengatakan kepada mu, malam ini, sebenarnya aku mengajak mu ke sini karena aku ingin mengenalkan mu dengan mama nya Hans, dia datang ke sini, jadi aku meminta Hans untuk makan malam bersama kita di restoran ini, aku sudah menganggap mama nya seperti mama ku sendiri jadi aku ingin menjamu nya di sini," kata Elgara sambil tersenyum.
Seketika Maudy terdiam, dia tidak menyangka kalau akan ada situasi seperti ini, malam ini, malah Elgara tidak mengatakan sebelum mereka pergi.
"Matilah aku, bagaimana ini" batin Maudy.
Tepat di saat kekacauan yang terjadi di pikiran Maudy, pintu ruangan tersebut pun terbuka, terlihat Hans dan sang mama yang di giring oleh satu pelayan masuk ke ruangan tersebut.
Maudy menatap Hans dengan tatapan kaget, begitu juga sebaliknya, wajah mereka berdua seketika pucat pasi.
Malam ini sudah tak ada alasan bagi Maudy untuk menyembunyikan kalau dirinya adalah pelukis yang melukis wajah mendiang papa nya Hans.
Karena mama Alya, jelas mengetahui kalau Maudy adalah pelukis tersebut dari foto yang seiring di kirimkan Hans kepada nya.
"Elgara," kata mama Alya yang berjalan masuk dan menghampiri Elgara.
"Tante," ujar Elgara menghampiri mama Alya yang kemudian mereka pun saling berpelukan.
"Astaga kau makin sukses saja sekarang, ya kau juga makin tampan," ujar mama Alya menatap Elgara sambil memegang kedua pundak Elgara.
"Terima kasih banyak Tante sudah mau datang, oh ya Tante, perkenalkan, dia istri ku, Maudy," kata Elgara yang kemudian memegang tangan Maudy bermaksud memeprkenal kan sang istri kepada mama ny Hans.
Hans diam dan tak bisa berkata-kata lagi dia pasrah dengan keadaan yang akan segera berubah.
"Maudy? Lah, istri mu? Kapan kau menikah? Tunggu, sepertinya aku mengenalnya," kata mama nya Hans yang kemudian menghampiri Maudy.
"Salam kenal Tante," jawab Maudy dengan wajah pasrah.
"Kau ini, seperti nya aku tidak asing dengan wajah mu, kau ini pelukis yang selalu Hans bicarakan? Kau yang melukis papa nya Hans kan?" kata mama Alya kepada Maudy.
"I-iya Tante," kata Maudy sambil menundukkan kepalanya.
"Pelukis? Iya?" tanya Elgara sambil menatap Maudy dengan tatapan penuh dengan tanda tanya.
Suasana pun berubah, Elgara tidak menyangka kalau pelukis yang di bicarakan Hans itu adalah Maudy, dia kembali mengingat di mana dia menemukan bekas cat di tangan Maudy beberapa hari lalu.
Namun karena menjaga perasaan mama Alya, mereka pun memilih untuk saling diam dan tidak ingin membawa masalah ke dalam meja makan tersebut.
Begitu juga dengan mama Alya, dia memilih untuk menahan rasa penasaran nya dan makan dengan lahap bersama di ruangan tersebut.
Singkat cerita makan malam pun berlalu begitu cepat, dengan suasana yang cukup mencengangkan.
"Ma tunggu ma! Ma!" kata Hans yang mengejar sang mama masuk ke dalam kamar nya.
"Kenapa Hans? Kenapa kau tidak bilang kalau dia adalah istri sahabat mu sendiri? Apakah kau tau bagaimana perasaan mama? Mama sudah berharap Hans! Mama berharap kalau dia itu bisa dekat dengan mu dan menjadi istri mu, mama sudah melihat nya, dan mama begitu tertarik dengan dia!" kata mama Alya dengan suatu lantang.
"Aku tidak ingin mama kecewa, aku tidak bermaksud ma," jawab Hans yang kini terduduk dan bersandar di samping ranjang sang mama.
"Kenapa kau tidak jujur saja? Mama kan tidak perlu berharap Hans, dan parahnya Elgara terlihat tidak mengetahui, apakah kau sengaja menyembunyikan nya? Bagaimana kalau dia mengira kau akan mengkhianati dirinya?" ujar sang mama lagi.
"Itu karena ..." Hans mengantung kalimat nya.
"Apa? Karena apa Hans?" ujar sang mama penasaran.
"Karena aku benar-benar menyukai nya ma," kata Hans memilih untuk jujur kepada sang mama.
Seketika mama nya berdiri dari duduknya dan menatap Hans dengan tatapan kaget.
"Tidak, apa kau sudah gila? Apa yang ada di pikiran mu? Dia adalah istri sahabat mu, bagaimana bisa kau berkata seperti itu?" ungkap mama Alya tak habis fikir.
"Elgara tidak mencintai nya ma! Dia menikahi Maudy hanya karena sebuah dendam masa lalu nya dengan Randy kakak nya Alya!" kata Hans.
Mama Alya terdiam mendengar ucapan Hans, dia membungkuk dan memegang kedua pundak Hans.
Bersambung ....
jadi klw km benar2 syang dgn maudy,,jga dia sbgai saudaramu hans,,krna bertepuk sblah tangan gk mungkin hans,,dan ingat km bukan sahabat yg baik,,krna km jga kompor untk sahabatmu di dlm rumah tangganya hans,,
perbaiki persahabatanmu dgn cara menjadi saudara untk maudy agr bsa lebih baik lgi dlm rumah tangganya,,,