NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketegangan dimana mana

Randu hanya tersenyum menyeringai, dia benar benar tak menyangka ternyata Ega si Samson itu selain licik namun cukup cepat juga.

"Hehehe...usapan tanganmu seperti cewek saja Sam..."

Randu kembali tertawa kecil sebelum dengan cepatnya bergerak ke arah Ega yang telah mundur beberapa langkah sambil terus mengibaskan tangannya yang terasa patah seperti habis menghantam tembok beton.

Randu hanya tersenyum sekilas saat melihat wajah panik pucat pasi Ega ketakutan dengan dirinya, namun sedetik kemudian dengan kecepatan gerakan yang sama sekali tidak dapat diikuti dengan jelas oleh beberapa pasang mata yang melihatnya, mereka semua telah melihat Ega alias Samson yang sebelumnya terkenal sebagai anak terkuat dari kelas tujuh telah terkapar begitu saja pingsan setelah merasakan rahangnya seperti remuk terhantam benda keras.

Ega sempat menyemburkan ludahnya yang sudah berwarna kemerahan disertai beberapa buah giginya yang terlepas, sebelum pingsan.

"Maaf Sam, seharusnya kau tak memukul duluan," ujar Randu yang kemudian berbalik menatap dua murid yang tersisa yang sebenarnya juga cukup akrab dengannya.

"Baiklah silahkan kalian langsung maju bersamaan saja nggak usah sungkan !" kata Randu kemudian dengan santainya.

"Aku pass !" ujar Widi dari kelas 7A yang merupakan murid yang paling tinggi diantara mereka berempat.

"Wah nggak bisa, enak saja mau lewat," ujar Randu pura pura menggertak.

"Maaf Rand, gue beneran nggak bisa elu ambil saja duit dalam dompet gue gapapa," ujar Widi lagi, ia merasa tak mungkin mengalahkan Randu bahkan ia tak menyangka Randu yang ia kenal pendiam itu ternyata sangat mengerikan.

Tanpa basa basi lagi dia ambil dompetnya yang sudah dikumpulkan bersama diatas meja itu lalu mengeluarkan semua duit didalamnya kemudian menaruhnya di atas meja dan lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan sang guru olahraga killer yang hanya menatapnya saja tanpa berucap apapun.

"Sekarang tinggal kamu sama Randu, Lex kau tak kan berbuat pengecut seperti Widi kan ?" ujar sang guru olahraga kepada Alex sang jagoan dari 7F yang kini mulai tampak kecut wajahnya itu.

"Maaf pak, bukannya gimana tapi tempo hari saya sama Widi telah melakukan uji coba awal melawan Ega dan Ega berhasil mengalahkan kami dengan mudah, dan kini justru Ega bisa mudah,"

"Sudahlah ga usah berbelit segera keluarkan semua isi duit dalam dompetmu lalu pergilah menyusu pada ibumu !" ujar sang guru olahraga killer yang sudah paham kemana arah pembicaraan anak didiknya yang sebenarnya ia ketahui cukup memiliki kemampuan itu.

Alex segera melakukan perintah sang guru mengeluarkan duit isi dompetnya yang cukup tebal itu lalu meletakkannya di atas meja juga seperti Widi kemudian ia langsung ngeloyor pergi dengan muka merah padam.

Randu kemudian memasukkan uang uang itu ke dalam dompetnya sendiri, kemudian melemparkan dompet milik Ega yang ia sudah ketahui hanya berisi beberapa lembar duit receh yang tak seberapa tepat mengenai wajah Ega yang kemudian tersadar dari pingsannya.

"Dengan demikian kau resmi jadi wakil kita dari kelas tujuh di studi banding nanti Randu," ujar Pak Tatang sang guru olahraga killer sambil tersenyum menatap Randu yang terlihat cuek dan dingin itu.

"Tergantung," jawab Randu dengan santainya.

"Apa maksudmu tergantung ?" tanya sang guru.

"Aku tidak mau mengeluarkan keringat cuma cuma tanpa imbalan apapun kurasa bapak juga memiliki prinsip seperti itu kan ?" ujar Randu sambil menatap tajam guru olahraganya itu.

"Tentu saja ada imbalannya, masing masing sekolah sepakat untuk mengumpulkan uang sepuluh juta dimana pemenangnya berhak memiliki semuanya dan kami secara pribadi dari guru guru juga akan menambahkan sepuluh juta lagi sebagai bonus jika kalian memenangkan studi banding nanti jadi masing masing dari kalian akan genap mendapatkan uang sepuluh juta dan itu hanya jika kalian menang," ujar sang guru.

"Jika kalah ?" tanya Randu.

"Percayalah jangan sampai kalian kalah karena jika kalian kalah kami para guru juga sudah sepakat akan menyiksa kalian selama kalian berseragam sekolah ini, paham kan?" jawab sang guru yang kemudian gantian memelototi Randu.

Randu hanya tersenyum.

"Kalo begitu silahkan kata kata itu bapak sampaikan pada wakil dari kelas delapan dan sembilan, karena jika sampai mereka kalah dengan senang hati pula aku akan mematahkan tangan mereka," ujar Randu yang kemudian pergi meninggalkan guru olahraga yang terkenal bengis dalam mendidik anak didiknya itu tersenyum cerah karena benar benar tertarik dengan sikap dari anak didiknya dari kelas 7B itu.

Sementara itu Randu yang telah memastikan kehilangan seluruh waktu istirahat jam pertamanya kembali melangkah ke kelasnya dengan langkah gontai karena perutnya terasa lapar, meskipun hatinya senang juga karena berhasil mengisi dompetnya dengan tambahan uang lebih dari satu juta tanpa bersusah payah.

"Hai kau anak dari kelas berapa, berkeliaran di jam jam pelajaran ?" tanya salah seorang guru yang Randu temui sedang ngobrol dengan sesama guru wanita di depan ruang kelas 9A.

"Maaf pak saya dari kelas 7B tadi baru saja menghadap Pak Tatang di aula olahraga," jawab Randu apa adanya.

"Oh kamu yang akan ikut studi banding nanti nak ?" tanya sang guru yang Randu ketahui mengajar ilmu biologi namun tak mengajar di kelas yang itu.

"Benar pak," jawab Randu lagi.

"Bagus semangat ya nak jangan sampai kalah nanti di studi banding," ujar guru biologi itu yang kemudian terlihat ramah.

"Baik pak, kalo gitu saya mohon diri untuk kembali ke kelas pak guru...ibu guru.." ujar Randu dengan ramahnya sambil melirik sekilas guru wanita muda yang cukup memiliki paras cantik itu sebelum kemudian kembali melanjutkan jalannya.

Baru saja Randu berjalan dan berbelok di koridor menuju ruang kelasnya berada, Randu tertarik dengan kerumunan siswa siswa seniornya yang tengah berkumpul di depan musholla sekolah.

"Hai, apakah kau yang bernama Randu ?" ujar salah seorang dari siswa siswa itu yang Randu kenali bernama Andre yang juga dikenal sebagai pimpinan geng siswa kelas sembilan.

"Ya ada apa ?" jawab Randu.

"Sini sebentar !" ujar Andre lagi.

"Ada apa ?" ujar Randu setelah ia mendekat.

"Jadi kamu yang akan mewakili kelas tujuh dalam studi banding nanti ?" tanya Andre.

"Iya kenapa ?"

"Ga apa apa, aku cuma mau berpesan agar kamu bisa memenangkan pertandingan mu nanti dan menghasilkan poin buat kita," kata Andre yang membuat Randu mengernyitkan dahinya.

"Kenapa nggak berpesan pada dirimu sendiri dan kepada wakil dari delapan supaya nanti harus menang, kurasa tadi aku juga sempat berpesan kepada Tatang, jika salah satu dari kalian atau bahkan semuanya tak menang maka aku akan dengan senang hati mematahkan tangan kalian satu persatu," ujar Randu dengan santainya yang membuat hampir semua murid senior itu terperangah mendengar kata kata pedas dari Randu.

"Apa kamu bilang ?" tanya Arkan yang merupakan perwakilan dari kelas delapan.

"Kurasa kupingmu tidak tuli," jawab Randu semakin pedas.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!