NovelToon NovelToon
HEL

HEL

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mafia / Sistem / Hari Kiamat
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: orpmy

Game online yang hampir aku tamatkan, kini menjadi kenyataan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon orpmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Rapat

Setelah kembalinya kelompok Jo Wira, kami segera mengadakan pertemuan untuk membahas hasil dari eksplorasi.

Dari kelompok narapidana ada aku, Jo Wira, Samdo, dan Olivia.

Kemudian dari grup militer, Candra membawa semua bawahannya termasuk Nia.

Lalu yang terakhir adalah pap perwakilan dari warga sipil yang terdiri dari 4 orang.

Terjadi perubahan pada empat perwakilan warga sipil yang aku ingat, dimana tija diantaranya tidak aku kenali. Tapi satu yang paling bermasalah masih tetap mendapatkan posisinya seperti sebelumnya.

‘Komunikasi memang sebuah kemampuan yang sangat berguna.’

Muktar, salah satu perwakilan warga sipil yang Paling bermasalah. Dia mahir berbicara, kemampuannya dapat mempengaruhi orang-orang untuk percaya dengan perkataannya. Dari ingatan kehidupanku sebelumnya, Muktar selalu menggunakan kemampuannya untuk mengendalikan para warga demi tujuannya sendiri.

Dengan kekuatan People Power, Muktar akan menjadi masalah merepotkan jika tidak ditangani dengan benar.

‘Sebenarnya kemampuannya cukup berguna untuk rencanaku di masa depan. Apa aku perlu memaksanya menjual Jiwanya padaku?. ’

Terbesit keinginan untuk memperbudak Muktar.

“Baiklah semuanya, mari kita mulai rapatnya.”

Chandra memulai diskusi dengan pembahasan keadaan warga sipil sebagai topik awal. Karena mengaggap dirinya sebagai pemimpin warga sipil, Muktar pun mulai berpidato.

Diawali dengan menjilat para prajurit dengan kata-kata manis, Muktar kemudian mengucapkan rasa terima pada Olivia yang telah memberikan pengobatan pada warga sipil.

Sedangkan untuk para narapidana sepertiku, Muktar hanya mengucapkan terimakasih ala kadarnya. Dengan jelas dia menunjukkan sikap sinis pada kami. Akibatnya Jo Wira hampir mengamuk karena menganggap sikap Muktar tidak sopan.

“Pria tua, apa kau sudah pikun hingga tidak sadar posisimu saat ini!”

“Hah, apa kau bicara padaku? Tolong lebih sopan jika ingin berbicara dengan orang yang lebih tua.”

“Sopan? Kau pikir aku peduli dengan sopan santun seperti itu!”

Jo Wira yang terprovokasi bangkit dari tempat duduknya hendak menyerang Muktar, tapi Chandra segera menghentikan Jo Wira dengan menodongkan pistolnya.

“What d el!.”

Jo Wira memasang wajah aneh melihat Chandra yang tengah menodongnya. Bahkan sebagian peserta rapat juga menjadi kebingungan melihat sikap Chandra yang terlalu berlebihan sampai mengeluarkan senjatanya.

“Jangan berpikir aku akan membiarkan mu m

Menyakiti warga sipil.” Chandra terlihat begitu serius.

Nia mencoba memperingati atasannya itu tentang keadaan mereka saat ini. Tapi Chandra tidak menggubris, pria itu juga bersikap keras terhadap Nia tanpa alasan yang jelas.

Ditengah ketegangan yang terjadi di ruang rapat, hanya dua orang yang masih bersikap tenang. Pertama Aku yang menguap karena merasa lelah setelah pertarungan dengan Ratu Peri, lalu Mukhtar yang menunjukkan senyum tipis melihat kekacauan di depannya.

Keadaan semakin memburuk ketika Jo Wira, yang enggan mengalah akhirnya berniat menyerang Chandra. Merasa keadaan akan sulit untuk diperbaiki jika sampai ada korban, aku terpaksa turun tangan untuk menenangkan keadaan.

“Meneng!.” bentakku.

Seketika keadaan di ruang rapat menjadi hening. Jo Wira yang melihat tatapanku segera kembali ke kursinya, sedangkan Chandra menjadi kebingungan seakan tidak sadar dengan apa yang baru dia lakukan.

Olivia dan Samdo bersikap tidak ingin ikut campur, sedangkan Jo Wira masih memendam amarahnya. Setiap orang saling menatap mempertanyakan perasaan aneh yang mereka rasakan saat mendengar perkataanku.

Muktar menatapku dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Dia pasti sangat penasaran bagaimana aku bisa mematahkan efek dari kemampuan pengendalian pikiran miliknya.

Sebenarnya alasannya sangat sederhana yakni perbedaan level kami. Saat ini levelku sudah mencapai 31, Sedangkan Muktamar sendiri masih lebih 5. Sepertinya dia bahkan tidak berusaha meningkatkan level setelah mendapatkan jobnya.

Duk! Aku memukul meja dengan jariku agar semua perhatian tertuju padaku. Namun tidak ada seorangpun yang seakan sanggup menatap kearahku selain para budakku dan Nia, karena saat ini aku telah melepaskan intimidasi yang sulit di tahun oleh level rendah.

Bahkan Chandra saja tidak dapatkan menahannya, yang berarti levelnya lebih rendah dari Nia. Sungguh membagongkan.

“Tuan muktar, bukan?.” Muktar mengangkat wajahnya, menatapku penuh kekhawatiran.

“Aku sama sekali tidak peduli jika kau menggunakan kemampuanmu untuk membodohi orang lain. Tapi jika kau mengusik kelompok ku, maka hal itu akan menjadi masalah untukku.”

Sekarang semua perhatian tertuju pada lelaki tua itu, mereka sampai saat ini belum sadar jika Muktar memiliki kemampuan yang dapat mengendalikan orang lain dengan ucapannya.

Muktar hendak mengatakan sesuatu, tapi aku segera mendahuluinya.

“Pastikan saja kau menjaga mulutmu itu wahai Orator.”

Mata Muktar melebar karena keterkejutannya. Dia tidak jadi mengatakan sepatah katapun dan memilih tetap diam selama rapat.

Setelah keadaan menjadi kondusif, kamu memulai rapat yang direncanakan. Hal pertama yang dibahas adalah mengenai keamanan basecamp dan persediaan makanan serta obat-obatan.

“Untuk saat ini keamanan masih bisa dibilang aman setelah tembok selesai dibangun. Persediaan makanan juga telah teratasi dengan perburuan.” bawahan Chandra yang bernama Fajar menyampaikan laporannya.

Setelah tempat tinggal dan persediaan makanan telah teratasi, pembahasan pun berganti tentang ekspedisi. Jo Wira memperlihatkan peta yang dia buat saat melakukan ekspedisi. Tapi masalahnya pemuda itu tidak pandai menggambar sehingga apa yang dia tunjukkan justru hanya sebuah coretan anak kecil.

Tapi untungnya ada bawahan Chandra yang ikut dalam ekspedisi Jo Wira. Prajurit itu memiliki keahlian membaca peta dan menyalinnya, prajurit bernama Luke itu menyerahkan peta yang telah dia buat selama ekspedisi.

Peta itu digabungkan dengan peta yang aku buat saat melakukan ekspedisi bersama Nia. Jo Wira mengatakan jika area yang kelompoknya jelajahi terdapat banyak monster lemah, Luke yang mendengarnya hanya bisa tersenyum getir karena dimatanya monster yang mereka lawan tidak selemah itu.

Aku mewarnai pada area yang kelompok Jo Wira jelajahi dengan warna kuning sebagai tanda area berburu yang harus diwaspadai. Kemudian giliran aku memberikan keterangan tentang wilayah yang aku jelajahi.

“Area yang kamu jelajahi hanyalah sebuah ladang bunga. Aku tidak sempat memastikan tapi aku rasa memang banyak herbal di sana.”

Mengingat jika Ratu Peri telah dikalahkan, aku mewarnai area ladang bunga dengan warna hijau yang berarti area aman. Semua orang yang memperhatikanku memberikan keterangan tentang ladang bunga merasa kecewa karena mereka berharap ada penjelasan tentang bos yang telah aku dan Nia kalahkan.

Tetapi aku memilih untuk tidak membahasnya karena tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang aneh.

Rasa sakit itu kembali, membuatku kesulitan menggerakkan tubuh palsuku.

“Adelia, ada apa?.”

Nia bertanya dengan khawatir saat melihatku yang tiba-tiba terdiam. Semua orang juga menatapku dengan penasaran.

“Tidak, Hanya....”

Saat aku hendak berbicara tiba-tiba....

Ding!

[Fase vegetatif Rotten Root telah berakhir]

Mendengar notifikasi membuatku sadar jika rasa sakit yang aku alami kali ini sama seperti rasa sakit yang aku rasakan ketika tubuhku berevolusi dari zombie menjadi Rotten Root.

Sadar jika keadaan tubuhku ajan semakin memburuk, aku segera masuk ke dalam peti mati setelah sebelumnya meminta semua orang untuk melanjutkan rapat tanpaku.

Nia mengkhawatirkan kepadaku yang tiba-tiba berubah menjadi aneh, namun Olivia yang telah aku perintahkan untuk mengendalikan keadaan, berkata jika aku hanya memerlukan istirahat.

“Itu karena dia terlalu banyak menggunakan energi sihir sehingga kemampuan penyembuhan miliknya tidak bekerja secara maksimal.”

Mendengar penjelasan Olivia membuat Nia merasa bersalah karena pertempuran sebelumnya telah membuatku bertarung hingga melampaui batas. Meskipun yang memulai pertempuran itu adalah aku, tapi Nia masih tetap menyalahkan dirinya yang karena terlalu lemah.

Rapat kembali dilanjutkan dan membahas tentang tim selanjutnya yang akan melakukan ekspedisi. Sesuai rencana kali ini Samdo akan melakukan ekspedisi, dia terlihat tidak sabar untuk berburu dan berharap menemukan monster bos seperti yang aku lakukan.

Tetapi terdapat sedikit masalah karena tim yang akan Samdo bawa adalah Genk Rudi yang sebelumnya sempat bertarung dengan kami. Chandra mempertanyakan apakah membiarkan kelompok berbahaya seperti mereka tumbuh menjadi lebih kuat dengan melakukan perburuan adalah keputusan yang tepat.

Muktar yang merasa kembali bebas setelah aku meninggalkan tempat rapat pun setuju dengan pendapat Chandra. Menggunakan kemampuannya yang dapat mempengaruhi orang lain lewat perkataan membuat banyak yang mendukung agar kelompok Rudi dilarang untuk berburu monster.

Akan tetapi semuanya terdiam begitu Samdo mengutarakan pendapatnya.

“Lalu apa kalian lebih menginginkan mereka untuk tetap di dalam basecamp, sehingga mereka bisa makan tidur seenaknya. Bukankah itu sana saja membuang sumberdaya yang berharga untuk memelihara parasit?.”

Setiap orang melirik satu sama lain memikirkan perkataan Samdo. Melihat itu pun Samdo tersenyum lebar, “Bukankah akan jauh lebih baik jika kita memusnahkan mereka?.” ruang rapat seketika dipenuhi keterkejutan atas perkataan Samdo.

Olivia menatap rekannya itu dengan tatapan curiga, dia merasa Samdo akan melanggar perintah yang sebelumnya melarang melakukan pembunuhan terhadap kelompok Rudi jika tidak mendapatkan provokasi.

Ketika Chandra merasa kebingungan dengan pilihan yang harus dia pilih. Muktar justru dengan tegas menyarankan untuk menghabisi semua anggota Genk Rudi.

Semakin banyak suara yang memilih untuk memusnahkan semua anggota Genk Rudi. Keadaan ini membuat nasib kelompok yang seharusnya menjadi ancaman di area tutorial, justru saat ini tengah terancam akan dimusnahkan.

1
Khairunnisa
🥰🥰
Adrian Syifa
lanjutkan thor semangat
Adrian Syifa
halo thor
gw kangen
Fiorentina' EVRENZAN
◡̈⋆🄷🄴🅈(*´∇`)ノ thor
Fiorentina' EVRENZAN: /Sweat//Sweat/
Orpmy: luar biasa /Facepalm/
total 4 replies
Fiorentina' EVRENZAN
semangat kk
Adrian Syifa
hai thor

sebuah pupuk, aku suka novel genre gini
Fiorentina' EVRENZAN
Hai kak
Adrian Syifa
selalu menunggu karyamu thor
Orpmy
bang tadi saya sudah konfirmasi masuk group, tapi kok nggak ada grupnya?
Fiorentina' EVRENZAN: ya kah
total 1 replies
Fiorentina' EVRENZAN
wow penamaan yang keren /Grin//Grin//Grin/
Fiorentina' EVRENZAN
nama yang aneh sekali
Fiorentina' EVRENZAN
(ノ◕ヮ◕)ノ* heh kamu 👉👤
Adrian Syifa
ketar ketir dia
Adrian Syifa
tinggalkan komen
Fiorentina' EVRENZAN
nice to be the best way
Fiorentina' EVRENZAN
first Communion
Adrian Syifa
bukan yang pertama baca tapi pertama komen

keluarlah tubuh sejati
Orpmy: terimakasih
total 1 replies
Adrian Syifa
sebenernya bentuk peri itu kek apa ya banyak banget ilustrasinya

btw nia pake karakter cwo di dalam game ternyata
Fiorentina' EVRENZAN
wow
Adrian Syifa
petualangan baru dimulai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!