NovelToon NovelToon
I Love You More, Little Sweety

I Love You More, Little Sweety

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Mengubah Takdir
Popularitas:663
Nilai: 5
Nama Author: DeeSecret

Setelah bangun dari kematian, dan menyaksikan keluarganya di bunuh satu persatu untuk yang terakhir kalinya, kini Naninna hidup kembali dan bereankarnasi menjadi dirinya lagi. Memperhatikan dirinya sendiri di depan cermin. memastikan bahwa apa yang telah di alaminya saat ini hanyalah ilusi, namun ia merasakan sakit saat jari lentiknya mencubit pelan wajah mulusnya. Seketika ia tersadar bahwa hal ini bukanlah ilusi, melainkan kenyataan yang harus ia terima. Tidak mengerti mengapa Tuhan masih baik dan mau memberinya satu kesempatan, Ninna menyadari bahwa ia tidak akan menyia-nyiakannya lagi.

Sembari memantapkan diri dan tekad, Naninna berusaha untuk bangkit kembali dan memulainya dari awal. Dimana musuh bebuyutannya terus saja berulah hingga membuat seluruh keluarganya terbunuh di masa lalu.

Naninna... tidak akan pernah melupakannya.

Kekejaman yang telah mereka lakukan pada keluarga dan orang-orang terdekatnya, ia akan membalasnya satu-persatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeeSecret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musuh Yang Telah Lama Menghilang

Raken saat ini berada dalam suasana hati yang sangat baik.

Bagaimana tidak?

Cinta yang selama ini merasa bertepuk sebelah tangan, akhirnya terbalaskan oleh sambutan ciuman hangat semalam, tepat di kamar milik Naninna. Michael-yang sedari tadi mengerutkan kening, tak habis-habisnya bertanya dalam hati seolah mengatakan Ada apa dengan Tuan Muda ini? bibirnya tidak berhenti mesem-mesem setelah pulang dari rumah sahabatnya. Michael yakin, pasti ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada mereka berdua.

Pekerjaan yang awalnya akan sangat lama untuk mengerjakannya, tapi sekarang hanya butuh setengah jam bagi Raken menyelesaikannya.

Ternyata... Cinta memang bisa mengubah segalanya. Fikir Michael.

Michael jadi berfikir keras. Jika memang ada sesuatu diantara mereka, mengapa tidak melanjutkannya dan bertindak lebih cepat? Daripada harus bermain kucing-kucingan layaknya bocah lebih baik memperjuangkannya agar kedepannya lebih mudah untuk di jalani. Apalagi melihat sisi lain dari Tuannya itu akhir-akhir, seperti senyum-senyum layaknya orang yang sedang dilanda kasmaran, membuat Michael geli sendiri.

"Keluarlah, Michael. Kau boleh istirahat sekarang. Pekerjaan yang akan di rundingkan besok pagi sudah selesai. Oh ya satu lagi."

Raken tengah mencari sesuatu entah apa itu. Tapi dari gerak-geriknya seperti sesuatu hal yang akan pria itu gunakan untuk merebut hati wanita pujaannya.

"Apa itu. Tuan?"

Raken nampak berfikir, "Besok setelah rapat jadwalkan jam kosong untukku di siang hari. Karena pada hari itu aku akan bertemu dengan Naninna dan segera mengajaknya ke luar."

"Tuan menginginkan berapa jam untuk saya kosongkan?"

"Mm... Mungkin sampai malam. Pokoknya kosongkan saja. Oh iya. kau juga tidak perlu mengantarku, aku akan menyetir sendiri. Kau boleh langsung istirahat setelah mengantarku ke Kantor."

"Eh?"

"Kenapa?" Mendengar jawaban tak sesuai membuat pria itu mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak suka? Atau kau tidak ingin beristirahat?"

Michael menggeleng keras. "Baik, Tuan. Saya akan jadwalkan mulai sekarang."

Namun Michael masih enggan untuk pergi dari tempatnya. Seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tertahankan oleh adanya senyuman dan keadaan yang meliputi hati sang Tuan. Raken yang menyadari hal itu, tak tahan untuk bertanya perihal enggannya pria di depannya ini untuk pulang ke rumah.

"Ada yang ingin kau sampaikan padaku, Michael?"

"Ada sedikit masalah serius, Tuan. Ini menyangkut Perusahaan cabang yang ada di Russia."

Alis Raken terangkat satu dengan sempurna. Merasa aneh dengan perkataan Michael tentang Perusahaannya. Apa yang terjadi?

"Apa yang terjadi?"

"Setelah mendapatkan laporan dari Kepala Manager di Perusahaan cabang Silver Group, terjadi ledakkan di bawah tanah hingga menjalar ke seluruh gedung. Tim sudah mengevakuasi beberapa korban, namun terlepas itu semua hanya ada 20 korban yang selamat dan mengalami luka-luka, sisanya sudah tidak bernyawa."

"Kau mendapatkan penyebab ledakkan?"

Michael mengangguk, "Awalnya saya tidak menemukan kejanggalan apapun yang menyebabkan meledaknya Perusahaan cabang. Tapi setelah di selidiki lebih lanjut lagi, saya berusaha mencari beberapa file yang menyimpan rekaman cctv bawah tanah yang satu pun tidak ada yang tahu." Michael memberi jeda sesaat. "Dari sana saya menemukan beberapa bukti konkret mengenai kecelakaan yang menewaskan banyaknya karyawan. saya tidak tahu siapa dia, tapi dari perawakannya dia seorang pria dengan menggunakan pakaian serba hitam. Wajahnya tertutupi oleh topi dan masker. Ternyata dialah pelaku ledakkan tersebut."

"Tapi kau berhasil mengidentifikasi pelaku?"

Michael mengangguk penuh keyakinan. "Iya Tuan. Saya telah mengidentifikasi pelaku dari aksi peledakkan tersebut. Bukan hanya besar kemungkinan, karena dari apa yang saya lihat, itu semua sudah sangat jelas pelakunya adalah salah satu anak buah dari musuh kita."

musuh kita?

Kedua alisnya saling bertautan. Raken mencoba memikirkan penjelasan dari pelayan setianya itu. Siapa dalang di balik aksi peledakkan tersebut, jika memang musuhnya hanya ada satu seseorang yang bahkan dari dulu sampai sekarang selalu menyinggungnya secara tidak langsung.

Heh?

Raken mengangkat sebelah bibirnya, menyeringai puas.

"Davichi Benjamin." Gumamnya pelan sembari memikirkan nama yang kini telah lama tidak ia dengar. Pria itu memang sangat pintar membuat hatinya kian bahagia. Bukannya merasa marah ataupun kesal, Raken malah menikmati permainan dari musuh bebuyutannya. "Berapa kerugian yang kita dapatkan?"

"Dari semua yang saya jumlah besar kemungkinan kita mengalami kerugian sebanyak 500 milliyar. Karena bukan hanya beberapa aset dari Perusahaan, bahkan uang yang ada di brankas juga ikut terbakar tidak tersisa." Jawabnya tenang dengan pandangan sudah lurus kedepan menghadap ke arah Tuannya. "Tapi mengenai itu semua, untungnya beberapa barang yang selama ini kita simpan ternyata ada gunanya. Entah karena tempat persembunyiannya yang sangat akurat, barang-barang itu masih tersimpan dan tersusun rapi."

Raken menganggukkan kepalanya, mengerti.

"500 milliyar ya?" Uang sebanyak itu, tidak sedikit pun membuatnya merasa tertekan. Raken adalah anak tunggal. Kekayaannya bahkan tidak perlu diragukan lagi. Memiliki beberapa cabang Perusahaan dimana-mana, dengan mengalami kerugian sebesar itu, tidak akan berdampak buruk baginya. Dirinya juga mempunyai beberapa perdagangan gelap. Terlepas dari itu semua, Raken tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi. "Michael?"

"Ya Tuan?"

"Beri aku laporan ada berapa banyak korban yang meninggal, dan juga cari semua identitas keluarga korban agar diriku bisa dengan mudah mengirim beberapa lembar uang kepada pihak keluarga."

Michael diam sesaat. Namun detik berikutnya pria itu mengangguk mengerti. Tidak ingin membantah perintah sang Tuan, Michael hanya mengiyakan dan segera pergi.

"Jika semuanya sudah terdaftar, beri masing-masing keluarga dengan nominal sebanyak 5 milliyar, kau mengerti? Jangan ada yang tersisa ataupun tertinggal. Aku tidak ingin nama baik keluargaku tercoreng hanya karena tidak adil kepada para karyawanku."

"Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi. Saya pastikan besok sebelum jam 8 pagi, semuanya sudah beres dan daftarnya akan saya beri kepada anda."

Raken mengangguk sembari mengibaskan tangannya.

"Jadi, Davichi.... Apa yang harus aku lakukan padamu? Kerugian yang telah kau perbuat itu tidak ada apa-apa bagiku. Karena hari ini suasana hatiku berada dalam kondisi yang sangat baik, aku akan memberi sedikit pelajaran kepadamu."

#####

Disamping itu, di sebuah ruangan, seorang pria tengah duduk santai dengan pandangan tertuju kepada dua orang pria di depannya. Sebuah pemantik mahal ia mainkan menimbulkan suara yang sangat khas di tengah-tengah kesunyian. Iris zamrudnya menyorot datar ke arah pria yang kini tengah duduk tanpa mempunyai rasa takut sedikit pun.

"Jadi... Kau ingin membuat aliansi denganku?"

Pria dengan rambut putih cepak mengangguk santai, mengiyakan pertanyaan dari pria yang katanya disebut-sebut memiliki kekayaan dan kekuatan yang hampir sama rata dengan Keluarga Giell.

Davichi Benjamin.

Iris zamrud yang menjadi khas andalannya, selalu membuat sang lawan bicara seolah tercekat dibagian tenggorokkannya, hingga tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Rambut dengan warna cokelat muda sedikit gondrong, tidak pernah sedikit pun dia gerai, setiap harinya selalu ada berbagai warna jenis ikat rambut hanya untuk mengikat rambut sedikit panjangnya itu.

"Dengan kekuatanmu itu, aku rasa kita mampu mengalahkannya lalu setelah itu kita mengeruk semua harta kekayaannya." Ujar Akash penuh keyakinan. Karena dirinya sudah mendapatkan perintah dari Matthew untuk segera bertindak, akhirnya Akash dan juga Naevis memberanikan diri untuk menemui pria dihadapannya ini, meskipun dalam hati ia memaki penih kebencian terhadap Matthew itu.

"Apa imbalan yang aku dapatkan, selain dari harta yang dimiliki oleh Raken?"

Naevis nampak menimang-nimang pertanyaan dari Davichi. Dirinya juga lupa, bahwa pria ini sangatlah pintar bersilat lidah, hingga membuat lawan bicaranya gugup untuk sekedar menjawab. Mengapa dirinya tidak memikirkan hal ini sebelumnya?

"Jika tidak ada aku tidak ak-"

"Dia mempunyai seorang sahabat kan?" Kali ini Akash menjawab. Iris tajam itu menyorot penuh selidik kearahnya. "Kalau tidak salah dengar namanya, Naninna. Naninna Giovanno. Dia istri dari Matthew."

"Lalu... Apa hubungannya denganku?"

"Bukannya kau sangat membenci Tuan Muda Raken itu? Besar kemungkinan kelemahan dari pria itu adalah sahabat kecilnya, Naninna. Aku tidak tahu pasti, tapi kau-sebagai musuh bebuyutannya harusnya mengetahui hal ini kan?"

Davichi menaikkan sebelah alisnya. Sedikit tertarik dengan obrolan yang semakin kesini hingga membahas seorang wanita-yang bahkan dirinya tidak kenal.

"Jadi... Kalian ingin aku melakukan sesuatu terhadap Raken terlebih dahulu, setelah itu aku akan mengambil wanita itu dari pria... siapa namanya?"

"Matthew."

"Siapa Matthew? Kenapa semakin kesini diriku merasa hanya akan dimanfaatkan?"

Kali ini suasana lebih mencekam saat mendengar suara yang tadinya terdengar ringan berubah datar namun penuh penekanan. Davichi lantas bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arah dua pria itu, menciptakan aura dingin yang begitu mendominasi.

"Aku tahu bahwa kaulah penyebab dari meledaknya sebuah Perusahaan Silver Group itu, Tuan Davichi?"

Davichi lantas menghentikan langkahnya. Bibirnya berkedut sebelah lalu tertawa seolah mengejek perkataan dari Akash.

"Kau berkata seperti itu seolah tahu apa yang selama ini telah aku perbuat." Kali ini nadanya berubah santai. Ia menghisap pelan rokok di tangannya lalu menghembuskannya perlahan. "Jika benar aku pelakunya, memangnya apa yang akan kalian lakukan? Melaporkanku ke pihak berwajib? Itu sangat seru."

Naevis menggeleng. "Tidak. Aku tidak akan mempermasalahkan hal itu. Disini kita berdua datang hanya untuk menjalin aliansi dan mengalahkan pria itu. Tapi dengan imbalan harta kekayaan mereka kita keruk lalu kau akan mendapatkan sahabatnya.

Davichi tertawa remeh. "Kalian fikir aku tidak tahu siapa wanita itu? Bahkan keluarganya tidak bisa di remehkan. Mereka berdua sudah menjalin hubungan sakral sebelum Keluargaku berhasil sampai sekarang. Aku hanya tidak menyangka jika sahabat dari musuhku itu adalah seorang Putri tunggal dari bangsawan terkaya di Negara ini, Giovanno... Mendengar namanya saja membuat hatiku berdebar."

"Aku tidak akan menampik hal itu. Tapi jika kita bergabung, kita akan lebih muda mengalahkannya. Aku juga akan meminta sebuah perjanjian aliansi dengan Jeluarga Severan untuk memberikan beberapa pasukan. Dengan itu kita akan lebih mudah menyerang mereka tanpa adanya aba-aba."

Davichi sedikit tertarik. Mata melirik saat Akash melempar beberapa lembar foto milik Naninna. Senyuman miring terbit di bibir tebalnya.

"Naninna..." Davichi merasa terhipnotis sesaat dengan iris emas bagaikana kucing itu. Rambut hitam legam sepunggungnya, memancarkan aura yang kuat dan membuktikan bahwa wanita ini memiliki sifat yang sangat keras dan juga tegas. Jadi... Imbalannya permata yang sangat berharga ya?

"Jadi... Siapa yang menyuruh kalian untuk memohon kepadaku?"

Akash dan Naevis saling melempar pandangan.

"Matthew, Matthew Anderson."

1
Eonjin♤
Bravo, thor! Karanganmu berhasil membuatku menangis dan tertawa pada saat yang sama.
彡 Misaki ZawaZhu-!
Bikin nagih 😍
Desi Oktafiani
Baru baca beberapa chapter aja udah pengen rekomendasiin ke temen-temen semua!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!