NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / PSK
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Jenny, gadis yang terpaksa menjadi seorang pelacur bertemu dengan Satya, pria dari desa yang lugu dan sangat sabar.

Dibalik wajahnya yang selalu terlihat dingin dan angkuh, Jenny memendam sejuta luka yang dia simpan sendirian. Suatu hari dia tidak kuat lalu memutuskan untuk kabur ke desa bersama Satya.

Apakah Jenny bisa memulai kehidupan baru di desa? Atau dia kembali ke kota untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menjerumuskannya ke dunia pelacuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Tes DNA

Lalu tiba-tiba saja Jenny mengeluarkan sebuah pisau dari dalam tasnya dan menusukkannya ke punggung Adrian yang masih memeluknya, hingga beberapa kali tusukan.

Tatapan haru dan suasana hening yang tadinya menyelimuti restoran berubah menjadi teriakan histeris dan kepanikan.

Dengan wajah dinginnya Jenny melepaskan Adrian yang sudah bersimbah darah dan membiarkan laki-laki itu jatuh ke lantai. Sama sekali tidak terlihat penyesalan di wajah Jenny layaknya seseorang yang telah melakukan tindakan kejahatan. Wajahnya tetap terlihat datar seperti biasanya. Bahkan teriakan panik orang-orang seperti tidak terdengar di telinganya.

"Apa yang kamu lakukan, Jen?!" Marlo segera merebut pisau lipat dari tangan Jenny dan melemparkannya. Sementara Ira terlihat panik sambil memegangi Adrian yang tergeletak di lantai dalam keadaan tak berdaya.

"Apa yang kamu lakukan?!!" berteriak kepada Jenny kemudian menatap Adrian secara bergantian. "Adrian!!! Adrian!!! Bangun!!! Kamu harus bertahan!!!" teriak Ira berusaha membuat Adrian tetap sadar.

Terjadi kepanikan yang luar biasa di mall itu, sebagian orang berlari menjauh tetapi sebagian lari berlari mendekat untuk melihatnya secara lebih dekat.

"Ayo kita pergi dari sini!" Marlo berusaha menarik Jenny meninggalkan tempat itu tetapi Jenny tidak bergeming. Matanya terus melihat ke setiap tetes darah yang keluar dari tubuh papanya yang ternyata itu tidak membuatnya merasa puas. Masih ada dendam membara di dalam hatinya. Penderitaan yang Adrian rasakan sepertinya belum sepadan dengan yang dia dan mamanya rasakan.

Marlo tidak bisa berbuat apa-apa. Orang-orang sudah terlanjur melihatnya di sana, jadi dia tidak bisa pergi begitu saja dan yang jelas dia tidak bisa meninggalkan Jenny sendirian di sana.

Jenny terus membisu sampai polisi datang untuk mengamankannya bersamaan dengan ambulans yang datang untuk membawa Adrian.

Jenny berjalan dengan tangan di borgol dan diapit beberapa orang polisi keluar dari mall. Banyak sekali orang yang melihat kejadian ini bahkan mengabadikan kejadian ini dengan kamera handphone mereka.

Dengan angkuh Jenny berjalan melewati orang-orang itu, mendongakkan kepalanya dengan ekspresi dingin seperti biasanya. Dia sama sekali tidak ingin menyembunyikan wajahnya, bahkan Jenny seperti sedang memberitahu dunia, inilah dirinya. Seorang Jennifer Ekavira!

...* * *...

Berita tentang Jenny yang melakukan penusukan telah viral ke seluruh penjuru kota. Nama Marlo Mahendra dan Sumirah juga sampai terseret karena dia juga berada di tempat kejadian dan berinteraksi dengan Jenny. Bahkan uang dan kekuasaan yang dimiliki Marlo dan Ira tidak bisa menutup kasus ini agar tidak diberitakan media karena terlalu banyak saksi mata yang melihatnya.

"Jennifer, ada tamu yang ingin bertemu denganmu!" ucap petugas tahanan. Jenny keluar dari sel tahanannya lalu berjalan mengikuti petugas.

Sampai di ruangan khusus untuk menerima tamu, Jenny melihat Marlo sudah menunggunya.

"Aku akan segera mengeluarkanmu. Pengacaraku sedang mengurusnya," ucap Marlo.

Tidak ada jawaban dari Jenny. Dia terus menatap laki-laki di depannya itu dengan tatapan dingin. Apapun yang Marlo lakukan tidak akan membuat Jenny memaafkan apa yang telah laki-laki itu lakukan kepadanya dan Jenny tetap akan membalasnya suatu saat nanti.

Jenny diam seribu bahasa, demikian juga Marlo yang tidak tahu harus bicara apa hingga akhirnya Jenny bersuara. "Kalau tidak ada yang ingin kamu bicarakan lebih baik kamu pergi!" ucapnya kemudian berdiri. "Oh ... Sepertinya aku harus memberitahumu sesuatu, usia kehamilanku sudah lima bulan."

Marlo tidak mengerti maksud perkataan Jenny, kenapa di saat seperti ini dia justru membicarakan usia kehamilannya. Hingga akhirnya raut wajahnya berubah menjadi keterkejutan yang luar biasa. "Apa maksudmu?!!"

"Aku mulai menjadi pelacur sekitar empat bulan yang lalu! Artinya aku sudah hamil sebelum aku menjadi pelacur!" ucap Jenny lalu pergi.

Perlu waktu beberapa saat hingga akhirnya Marlo mengetahui maksud Jenny. "Jen, jangan pergi! Kembali dan jelaskan padaku! Jennifer!" teriak Marlo, tetapi Jenny sudah di bawa petugas kembali dalam selnya.

...* * *...

Marlo benar-benar dalam keadaan kacau setelah dia mendengar penjelasan Jenny tentang kehamilannya. "Apa dia sedang mempermainkan aku?!" gumamnya geram. Terlihat api kemarahan di matanya karena menurutnya Jenny telah berani bermain-main dengannya. Tidak mungkin anak yang dikandung Jenny adalah anaknya karena dirinya memiliki masalah infertilitas dan sulit mempunyai keturunan, Jenny juga mengetahui hal itu.

Tetapi di sisi lain ini juga menjadi jawaban atas perasaan aneh yang dia rasakan ketika bersama Jenny dan keinginannya untuk selalu bersama Jenny. Apakah ini karena bayi itu?

"Aaarghh!!! Sialan!!!" umpat Marlo. Dia bingung karena pikirannya berlawanan dengan perasaan yang dia rasakan saat ini.

Terdengar pintu ruangan di ketuk. "Tuan, pengacara Tuan ingin bertemu," ucap sekretaris Marlo.

"Suruh dia masuk!"

"Baik, Tuan!" Lalu beberapa saat kemudian pengacara yang tadi Marlo perintahkan untuk membebaskan Jenny masuk.

"Bagaimana? Kenapa lama sekali?!" tanya Marlo yang sudah dalam kondisi tidak mood.

"Kita tidak bisa mengeluarkannya, Tuan. Pengacara dari pihak perempuan itu juga sedang mengurus pembebasannya. Mereka mengklaim kalau mereka lebih berhak membebaskannya daripada kita," terang pengacara Marlo.

Perasaan Marlo semakin kacau mendengar penjelasan ini. Tangannya mulai mengepal menahan amarahnya.

"Kalau kita tidak bisa mengeluarkannya maka mereka juga tidak! Tahan mereka, jangan sampai mereka mendapatkannya! Kamu urus itu bagaimanapun caranya!" titah Marlo.

"Saya sudah melakukan itu, Tuan. Saat ini mereka tidak akan bisa mengeluarkan Nona Jennifer."

"Bagus!" jawab Marlo sedikit lega karena pengacaranya bisa diandalkan. "Satu hal lagi, aku ingin melakukan tes DNA, secepatnya!"

Hari berikutnya Marlo kembali mengunjungi Jenny. Pengacaranya sudah mengurus semuanya sehingga hari ini Jenny diijinkan keluar dari tahanan dan pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA.

"Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?" tanya Marlo ketika mereka berdua di dalam mobil. Jenny tidak menggunakan mobil khusus tahanan. Dia berada di dalam satu mobil dengan Marlo meski tetap dikawal oleh petugas di belakang mobil mereka.

"Entahlah ... Mungkin karena aku membencimu dan tidak ingin kamu tahu," jawab Jenny dengan entengnya.

"Lalu kenapa sekarang kamu memberitahu aku?!" Marlo gusar mendengar jawaban Jenny. Sejak kemarin memang dia tidak tahu yang dia rasakan kepada Jenny. Marah tetapi sayang, kesal tetapi juga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Mungkin karena ini cara untuk membuatmu menderita. Dan aku senang melihatmu menderita!" Lagi-lagi Marlo dibuat gusar dengan jawaban Jenny, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dulu dia dengan mudah akan menampar atau memukulnya tetapi sekarang dia tidak bisa melakukannya. Sejak mengetahui kehamilannya, Marlo menjadi tidak tega berbuat kasar kepada Jenny. Apakah ini karena pengaruh dari bayinya?

"Kamu tahu apa yang akan aku lakukan kepadamu jika ternyata kamu membohongiku?!" tanya Marlo menahan kesabarannya.

"Aku tidak bohong. Bahkan kalau hasilnya tidak sesuai pun aku tetap yakin jika anak ini anakmu. Karena hanya kamu yang menyentuhku sebelum aku menjadi seorang pelacur!"

1
ardan
Mulai masuk alur seru nih. Siapa yah yg sudah membebaskan Jenn ?
ardan
Satya belum mengakui status dr ayah kandungnya, yang pasti akan membuat kaget kamu loh Jenn, saat tahu siapa sebenarnya Satya.
ardan
masih setia utk menunggu setiap updatenya. semangat ya thorrrr
Itha
semangat author aq tungu upaya.
Itha
berdamai lah dengan keadaan setiya..minta lah bantuan ayah mu
ardan
Luar biasa
Itha
sedih bangattt author mewek😭😭😭
Itha
aq sampe ngupas bawang author baca nya. sedih bangattt... gimana kalau kita diposisi jen
Itha
/Sweat//Sweat//Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!