Wife Of Heaven The King Of Hell

PRIA bersurai perak itu muncul di salah satu bebatuan pegunungan utara. Ia kembali ke tempat di mana pria tua berjanggut putih berada. Kehadirannya memicu rasa keingintahuan pria tua berjanggut putih. Setelah setengah tahun pergi dan tanpa mengabari, ia cukup penasaran.

Melihat bahwa pria bersurai perak itu memiliki wajah damai, ia yakin tidak ada masalah serius di dalamnya.

"Kamu kembali begitu cepat," ujarnya seraya mengelus jenggot putihnya yang mencapai dada.

"Semuanya selesai." Pria bersurai perak berkata acuh tak acuh.

Mendengar nada bicaranya yang begitu tenang, pria tua berjanggut putih mencibir, "Kaisar masih sangat tinggi."

"Itu wajar."

Pria bersurai perak itu, Xiu Jichen, penuh percaya diri. Selama enam bulan mengamati bintang phoenix-nya, itu tidak mengecewakan. Dia juga memberi beberapa kelonggaran selama perjalanan.

Awalnya Xiu Jichen ingin menggunakan kesempatan ini untuk mendekatinya, tapi ragu. Setelah pertemuan tak sengaja di Hutan Tujuh Pagoda, masih ada waktu untuk menjadi lebih dekat.

"Jadi bagaimana? Memutuskan untuk mempertahankannya?" tanya pria tua berjanggut putih lebih dalam.

Selama ini, Xiu Jichen telah membunuh banyak bintang phoenix yang terlahir. Sebelum membunuh, dia akan mengamatinya terlebih dahulu. Apakah bintang phoenix-nya itu sesuai dengan selera atau berbeda. Namun sayangnya mereka semua mengecewakan, tidak berbeda dari wanita di luar sana.

Sejak pertama mendapat surat dari Huang Fu Jung, dia sedikit bingung. Dia berpikir untuk membunuhnya lagi. Tapi dalam surat menjelaskan bahwa Fu Chan Yin berbeda dan menyenangkan untuk diajak bicara. Selain itu juga memiliki kemampuan aneh yang dapat membuka mata.

Kemudian Xiu Jichen pergi untuk mencari gadis itu di Hutan Tujuh Pagoda dan kebetulan melihat cahaya putih samar-samar di bawah pepohonan besar. Mengetahui ciri-cirinya sama dengan yang dikatakan Huang Fu Jung, ia mencoba mengamatinya sebentar.

Dia tidak menyangka bahwa Fu Chan Yin akan mengontrak Roh Bunga dan juga makhluk suci ilahi kuno. Dari tingkah dan cara bicaranya menyiratkan bahwa gadis itu tidak tertarik dengan hal-hal kemewahan, hanya ingin Istana Golden Lotus sebagai sarana menanam bunga.

Dia bertanya balik. "Apakah penting untuk mempertahankannya atau tidak?"

"Dia memiliki keistimewaan dalam tubuh. Mampu memasuki dunia kecil array kuno ini, bagaimana menurutmu?" Pria tua berjanggut putih mengerutkan keningnya sambil berpangku tangan di belakang punggung.

"Memiliki hubungan dengan orang-orang kuno?"

"Ini belum pasti. Setelah aku memeriksanya nanti, baru bisa dikatakan. Sebelum mengurus bintang phoenix-mu, alangkah lebih baiknya untuk menyembuhkan sisa-sisa racun dingin terlebih dahulu. Jalan di depan masih panjang," tuturnya.

"Aku mengerti."

Meski racun dingin di tubuh Xiu Jichen telah hilang, namun orang-orang di Dunia Dewa-dewi seharusnya mulai melakukan perencanaan untuk melacaknya. Kejatuhannya ratusan tahun lalu cukup memalukan. Statusnya saat ini masih rentan dan belum bisa muncul secara terbuka.

"Aku dengar kamu tinggal di Dunia Atas saat ini?" tanya pria tua berjanggut putih itu penasaran.

"Ya," sahutnya tidak menyembunyikan apapun.

"Bukankah itu berisiko untuk ditemukan oleh mereka?"

"Aku memiliki identitas lain saat ini."

"Oh?"

Pria berjanggut putih itu berseru dengan rasa kebingungan memenuhi mata tuanya. Sangat menyenangkan baginya ketika mendengar itu. Seseorang seperti Xiu Jichen yang memiliki pengaruh dan posisi rentan dalam ratusan tahun terakhir, akan mengambil risiko besar.

“Apa itu?"

"Tidak buruk, Raja Neraka," sahut Xiu Jichen.

"Sepertinya kamu telah mempersiapkan banyak hal sedari awal. Penampilanmu saat ini tidak boleh diketahui orang lain. Akan sangat berbahaya jika orang-orang itu mengetahuinya. Terlebih lagi kamu telah menemukan bintang phoenix-mu, itu juga akan membuat mereka memburunya."

"Mereka tidak akan berani melakukannya. Jika mereka sangat berani menyentuh bintang phoenix-ku aku akan menghancurkan Dunia Dewa-dewi!"

"Sangat menentang alam. Tapi itu juga bagus. Bintang phoenix-mu ... bagaimanapun juga istimewa. Dan mungkin banyak rahasia di dalamnya. Lindungi saja."

Penjelasan itu masuk akal. Ada sinar terang dari semangat Xiu Jichen terlihat di mata pria tua berjanggut putih. Ia hanya menghela napas dan menghitung waktu yang tersisa.

"Dunia Atas juga tidak buruk. Ada banyak hal yang belum dijamah mereka selama ini," gumamnya. Ia tampak memikirkan hal-hal ke belakang.

Dunia Atas tidak bisa dikatakan kecil, namun juga tak terlalu besar. Sejak dulu, Dunia Atas selalu memegang prinsip-prinsip dari orang-orang kekaisaran. Meski hanya ada dua kekaisaran yang berdiri kokoh di Dunia Atas, para bangsawan tertentu telah diberi gelar pangeran dan putri.

Kekaisaran Langit adalah satu contohnya. Berada di puncak kekuasaan dan tepat menempati wilayah tengah ibu kota, ada banyak pangeran dan putri yang diberi gelar khusus. Meski mereka tidak saling berhubungan darah, tapi Kaisar Langit sangat toleran.

Kaisar Langit hanya memiliki tiga orang anak dan dua diantaranya adalah laki-laki.

Sebagai anak-anak sah kekaisaran, ketiganya menjadi pusat perhatian tersendiri. Kaisar langit tidak memiliki selir. Sebagian besar dari istananya diberikan pada para bangsawan yang telah memiliki gelar khusus.

Di sisi lain, Kekaisaran Bumi juga cukup mendominasi. Dibanding dengan Kekaisaran Langit, orang-orang Bumi lebih sombong dan tak masuk akal. Kesombongan itu juga menular pada orang-orang yang diangkat Kaisar Bumi. Karena itulah sesuai namanya, kedua kekaisaran ini tidak pernah berdamai sejak lama.

"Selalu ada kesempatan untuknya," kata Xiu Jichen mengacu pada Fu Chan Yin.

Pria tua berjanggut putih mendesah tak berdaya. "Kau memanjakannya sebanyak ini. Aku khawatir banyak wanita patah hati."

"Mereka semua jelek!"

"Tidakkah kau berpikir dia akan menjadi sombong dan sombong?"

"Dia tidak akan."

"Bagaimana kamu tahu?"

"Intuisi seorang pria." Setelah mengucapkan itu, Xiu Jichen segera menghilang dari pandangannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ…

"Tuan, akhirnya kau kembali."

Pinky yang senang melihat seseorang keluar dari dinding spiritual di mulut gua, segera melemparkan setangkai bunga mawar rohnya ke tanah. Ia langsung menghampiri sosok Fu Chan Yin.

"Pinky, kurasa kau cukup kusut selama enam bulan tanpa kehadiranku."

"Enam bulan?" Pinky mengerutkan keningnya. Rambut merah muda itu tergerai cantik di bahu. Wajahnya agak jelek karena bosan sampai mati. "Tuan hanya pergi selama sebulan."

Sebulan? Fu Chan Yin semakin bingung.

Bukankah ia menghabiskan banyak waktu di dunia kecil array kuno?

Bagaimana itu menjadi satu bulan pada akhirnya?

"Hanya sebulan? Apa kamu yakin?" tanyanya sambil berkedip dua kali.

"Ya. Hanya dua bulan."

Banyak pertanyaan yang harus ia ajukan pada empat makhluk suci ilahi kuno. Ia membawa Pinky ke ruang spiritual Pagoda Neraka. Keduanya menjejaki tempat yang berbeda kali ini, kaya akan energi spiritual dan lebih sakral.

Langit biru berawan di atas mereka terlihat nyata, pepohonan menjulang tinggi dan banyak jenis tanaman herbal tumbuh subur.

Ruang spiritual Pagoda Neraka cukup luas. Ada kolam bundar mata air roh. Di tengah-tengahnya terdapat pohon persik roh milik Pinky. Ada ladang bunga di mana-mana, seolah-olah itu adalah dunia Pinky.

Di antara itu semua, ada tempat peristirahatan yang telah dihuni oleh empat makhluk suci ilahi kuno.

Whitely duduk anggun dengan buku suci di tangannya. Wajah tampannya yang halus sangat damai dan tenang. Rambut putih susunya tergerai di kursi. Pakaian serba putih itu tanpa noda.

Melihatnya saja, Fu Chan Yin mendesah dalam hatinya. Whitely adalah tipe yang tenang dan suci, seolah-olah pengetahuan dunia ada di tangannya.

"Seharusnya kau sudah tahu tentang masalah itu," kata Fu Chan Yin langsung ke inti. Ia yakin Whitely tahu maksudnya.