Maaf, Aku Selingkuh Mas!

Alika merasa kesal sekali dengan perbuatan Mas Bagas barusan. Sekarang dia mudah sekali untuk bermain tangan. Tidak ini tidak boleh dibiarkan terus menerus. Semakin lama, mas Bagas semakin menjadi. Bagaimana pun dia harus segera mendapatkan cara untuk mengumpulkan bukti.

Dimulai dari mencari tahu di mana tempat tinggal wanita pelakor itu. Ataukah dia harus ke mama Yanti bertanya kepadanya. Rasanya tidak mungkin, mama Yanti pasti tidak akan memberikan informasi apa pun padanya. Jelas-jelas mama Yanti hanya akan membela Bagas putra kesayangannya itu.

Alika tidak tahu apa yang harus dilakukan olehnya.

Satu-satunya jalan hanya satu, iya pasti rencana itu akan berjalan mulus. Di dalam pikirannya ia menyusun rencana akan menyewa seseorang untuk mengikuti aktivitas dari suaminya itu.

Kemudian Alika memilih segera membersihkan diri, dan menenangkan diri dengan berendam, ini sangat menenangkan dan menyenangkan baginya. Satu-satunya cara yang bisa dia lakukan untuk bisa terbiasa tak perduli lagi dengan perasaannya pada sang suami. Walau begitu, setenang apa pun Alika berusaha kuat, tetap saja air mata terus saja menetes di pipinya.

"Aku tak sekuat apa yang aku pikirkan Tuhan , aku akui aku rapuh," tangisnya dalam diam.

Dalam hatinya dia bertekad untuk bisa menyelesaikan hubungan rumah tangga yang sudah hancur ini. Mas Bagas harus bisa menerima konsekuensi dari apa yang sudah diperbuat olehnya.

Setelah berpakaian yang rapi, Alika lalu turun ke lantai bawah. Alika tidak terlalu pemilih dalam berpakaian, apa lagi dia jarang berdandan, dan pakaian apa pun dia kenakan, dia tidak terlalu mengikuti trend mode. Dan Alika memilih menemui bi Sumi yang pada saat ini sedang berkutat di dapur, menyiapkan makan malam untuk tuan Dirgantara bersama keluarganya.

Alika hanya memilih diam saat Bagas dan mama Yanti bergabung bersama di meja makan. Hatinya masih terasa sakit, disakiti berulang-ulang oleh pria ini. Sedang Bagas menaruh benci pada Keanu. Kenapa dia begitu terang-terangan meminta Alika melakukan sesuatu buatnya.

****

"Besok kamu ada rencana keluar rumah?" Tanya Keanu pada Alika sesaat setelah Alika membereskan dapur dan membersihkan piring-piring kotor. Meski dia adalah nyonya di rumah Dirgantara, tetap saja kewajibannya sebagai seorang istri dan menantu dilakukannya dengan baik.

Alika mengernyitkan dahi.

"Kenapa?"

Keanu menyentil dahi Alika, membuat Alika tersipu malu.

"Menjawab pertanyaan itu aja susah banget," ucap Keanu berusaha menggoda dirinya.

"Bukan begitu, aku hanya heran aja. Ngapain kamu bertanya. Padahal kamu tau kan aku masih istri orang," jawab Alika ketus.

Dalam pikirannya, kenapa Keanu bersikap begitu berani padanya.

"Istri orang yang terabaikan, begitu?"

Hahahhahaha

Keanu tertawa lepas, membuat Alika mendengus kesal.

"Jadi perempuan itu jangan terlalu bodoh. Jika suami udah nggak mau nafkahi lahir dan batin, ngapain menunggu terlalu lama. Alika, selain membutuhkan perceraian dengan Bagas, kamu sebenarnya butuh sesuatu yang jauh lebih penting dari itu," ucap Keanu serius.

"Sesuatu yang jauh lebih penting, itu apa?" Gumam Alika polos, tapi masih bisa terdengar oleh telinga Alika.

Keanu menurunkan wajahnya agar selaras dengan wajah Alika. Dengan wajah pucat pasi, Alika memundurkan tubuhnya. Sayang Alika salah melangkah, tiba-tiba dia akan jatuh ke belakang.

Beruntung, tangan Keanu begitu cepat dan sigap menahan tubuh Alika dengan lengan kekarnya. Keduanya saling menatap lama.

"Bisakah kamu lepaskan tangan kamu?" Tanya Alika gugup.

Biar bagaimana pun jika seorang wanita disentuh oleh tangan pria, apa lagi pria yang menopang tubuhnya ini sangat tampan melebih ketampanan oppa-oppa korea yang ada di serial drama, pasti pertahanan mereka tidak akan stabil.

Keanu tersenyum kecil melihat wajah Alika yang kini memerah bagai kepiting rebus.

Lalu dengan perlahan melepaskan tubuh Alika dari topangan lengannya.

"Terima kasih," ucap Alika berusaha untuk menutupi rasa gugupnya.

Tingkah Alika semakin membuat Keanu kembali menggodanya.

"Masih mau mendengar jawabannya?"

Tanya Keanu lembut di telinga Alika.

Bagai dihipnotis Alika mengangguk cepat, sedetik kemudian dia tersadar kembali.

"Eh, maksud aku bukan, ti-dak," ucap Alika cepat tapi terbata, dalam hatinya semakin merasa dongkol, digoda seperti ini.

"Jawab yang benar, Alika," ucap Keanu sedikit tegas membuat Alika semakin terpojok.

Keanu semakin suka melihat Alika yang begitu salah tingkah.

"Iya tapi tidak, apa begitu jawabannya? Kamu yakin nggak mau tahu?"

Tanya Keanu dengan suara yang begitu menggoda.

"Terserah kamu deh," jawab Alika kesal menahan malu.

Lalu berjalan mendahului Keanu menaiki anak tangga. Tapi tangan Alika diraih oleh Keanu.

"Mau ikut?"

Tanya Keanu lembut, namun tersirat nada yang menegaskan turuti perintahnya.

Alika menjawabnya dengan mengangguk.

"Tapi, katakanlah apa sesuatu yang jauh lebih penting itu," ucap Alika lantang.

"Jangan bilang, kamu ingin mengulang lagi kejadian waktu itu. Katakan dengan jujur, kalau nggak..,"

Alika menggantung kalimatnya.

"Kalau nggak, kamu mau apakan aku?"

Tanya Keanu.

"Jangan coba-coba yah, kamu tahu aku masih perjaka," ucap Keanu menggoda, membuat Alika semakin kesal.

Melihat wajah Alika yang kesal membuat Keanu semakin ingin menggodanya.

Dan terus menahan tawanya.

"Sudah cukup, aku mau tidur dulu," jawab Alika semakin merasa kesal.

Tidak mau terus terlibat lama-lama dengan pria tampan ini. Bukan kesal karena terus digoda lebih tepatnya Alika sendiri tidak yakin, apa imannya masih kuat untuk membuat benteng pertahanan untuk dirinya. Mengingat dia juga hanya manusia biasa. Akan tetapi, dia masih sadar akan batasannya. Meski mas Bayu berulang-ulang menyakiti dirinya. Dia masih berstatus istri sah nya. Jadi, yang dia fokuskan saat ini, rumah tangganya yang kini sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Alika memang pernah berpikir jika dia bersedia memaafkan kesalahan suaminya itu. Namun di sisi lain, mas Bagas kini berubah menjadi pria yang benar-benar tak bisa dipercaya lagi.

Alika berjalan cepat menuju ke kamarnya.

"Alika," panggil Keanu saat Alika akan membuka pintu kamarnya, lalu dia menoleh ke arah Keanu, menatap wajah Keanu, menunggu apa yang ingin disampaikan olehnya.

"Besok pagi setelah sarapan, ikutlah denganku," pinta Keanu.

"Jangan tanya mau kemana, turuti saja apa yang aku katakan, ini bukan permintaan, tapi ini perintah," ucap Keanu tegas, dengan wajah serius.

Lalu dia berlalu pergi menuju ke kamarnya.

Alika tidak mengerti jalan pikiran Keanu, membuat dia menggelengkan kepala dan masuk ke kamarnya.

Keanu berjalan masuk ke kamarnya, sambil tersenyum-senyum sendiri. Entah kenapa pesona Alika membuat dia begitu tidak pernah tenang, tidak di rumah tidak di kantor wajah Alika terus terbayang-bayang oleh dirinya. Dan sebenarnya dia harus menyadari jika Alika adalah milik orang lain, jadi bisakah sesuatu yang mustahil itu terwujud ya Tuhan, Keanu bergumam, hingga tanpa disadarinya dia terlelap dalam tidurnya.

Memimpikan hari esok, bagaimana dia membawa Alika ke tempat yang sudah direncanakan olehnya.