Nayla adalah seorang mahasiswa semester akhir. Dia termasuk dalam kategori gadis tengil dan selalu bertengkar dengan sang kakak.
Sedangkan Jonathan adalah seorang CEO dingin yang masih melajang diusia yang sudah dikatakan tidak mudah lagi karena belum siap untuk membuka hati. Hal itu di karenakan dia pernah di khianati sebelumnya.
Suatu hari, Nayla di jodohkan oleh papanya dengan anak teman sang papa. Dan ternyata calon suami Nayla adalah Jonathan, pria yang secara tidak sengaja pernah menyerempet dirinya.
Bagaimana kisah Nayla dan Jonathan yang mempunyai kepribadian yang berlawanan? Apalagi dengan sifat Nayla yang suka blak - blakan dan melawan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Pertama, Kakak harus janji kalau Kakak tidak akan berselingkuh di belakangku. Aku tidak mau dikhianati meskipun kita tidak saling mencintai. Aku tidak mau menjadi pembicaraan orang karena suamiku selingkuh," ucap Nayla mulai mengutarakan persyaratannya.
"Kedua, Kakak harus berjanji kalau Kakak akan selalu ada di sampingku setelah Kakak melakukannya. Apalagi saat aku hamil nanti. Aku tidak mau habis manis sepah dibuang."
"Ketiga, Kakak harus menuruti kemauan ku. Anggap saja sebagai bentuk perhatian Kakak kepada istrinya."
"Keempat, Kakak tidak boleh melakukannya tanpa izin dari ku."
"Kelima, aku ...," ucap Nayla yang langsung di potong oleh Jonathan yang sudah memijat keningnya.
"Apa masih banyak? Apa kamu ingin membuatku pusing?"
Nayla seketika mengerucutkan bibirnya.
"Sudahlah. Intinya kita sudah sepakat tentang hal ini dan kita akan melakukan program kehamilan. Daripada kamu mengomel yang tidak perlu, sebaiknya kamu bersiap-siap. Kita akan mengunjungi Kakek di mansion dan mengatakan hal ini agar Kakek tidak memikirkannya terus."
Tanpa menunggu jawaban dari Nayla, Jonathan langsung beranjak meninggalkan Nayla. Tentu saja hal itu mengundang rasa kesal dan omelan lebih lanjut dari Nayla.
"Dia bilang apa tadi? Mengomel? Berani-beraninya dia mengatakan hal itu kepadaku? Bukankah seharusnya dia berterima kasih karena aku menyetujui permintaannya?"
"Dasar kulkas tua tidak laku." Nayla beranjak dan melangkah menuju ke kamarnya dengan wajah yang tidak bersahabat.
"Jangan cemberut seperti itu," ucap Jonathan ketika mobil yang dikendarai oleh Jonathan tiba di depan mansion sang Kakek. "Apa kamu tidak lelah terus menampilkan wajah seperti itu?"
"Seharusnya Nayla yang bertanya kepada Kak Jo." Nayla memeluk kedua tangannya di dada. "Apa Kak Jo tidak lelah menjadi kulkas tua yang selalu saja dingin? Apa Kak Jo tidak lelah menjadi orang yang mengesalkan dan membuat orang lain naik darah?"
"Kamu mengataiku tua?" tanya Jonathan dengan wajah menyeramkan dan membuat bulu kuduk Nayla berdiri.
"Sudahlah, Nayla keluar dulu." Nayla langsung membuka pintu mobil dan keluar dari sana untuk menghindari Jonathan yang sedang menyeramkan baginya.
"Selain dingin, dia juga menyeramkan. Apa dosaku di kehidupan sebelumnya sampai-sampai aku harus menikah dengan pria model seperti ini?"
"Eee." Nayla mengelus kedua tangannya sebagai tanda jika wanita itu sedang ketakutan. "Sebaiknya aku masuk dan mencari perlindungan sebelum menjadi korban dari monster itu."
"Halo, Sayang." Helen memeluk Nayla yang baru saja tiba. "Bagaimana harimu, Sayang?"
"Baik, Ma," jawab Nayla yang masih memeluk Helen. "Bagaimana hari Mama, Papa, Nenek dan Kakek? Apa penyakit Kakek sering kambuh?"
"Kami semua baik-baik saja, Sayang," jawab Helen senang.
"Tapi, dimana suamimu? Jangan bilang kalau kalian bertengkar dan dia meninggalkanku disini."
"Jo ada disini, Ma," ucap Jonathan sebelum Nayla sempat menjawab pertanyaan dari Mama Mertuanya itu. "Apa bisa Mama tidak berpikir yang buruk-buruk tentang Jo?"
"Kalau begitu, ayo, kita bergabung dengan Papa, Nenek dan Kakek kalian." Helen membawa Nayla pergi dari sana meninggalkan Jonathan.
"Sepertinya aku adalah menantu di keluarga ini dan dia adalah anak kesayangan disini." Jonathan menggelengkan kepalanya dan beranjak menyusul kedua sosok wanita yang mengisi hidupnya itu.
"Jadi, bagaimana?" tanya Cris. "Apa kalian sudah memutuskan untuk mengabulkan keinginan Kakek atau tidak?"
"Sudah, Pa," jawab Jonathan. "Sesuai dengan permintaan Kakek, kami akan mulai program kehamilan agar bisa segera mendapatkan anak yang diinginkan Kakek."
Perkataan Jonathan sontak mengundang kebahagiaan bagi semua yang ada di sana kecuali kedua orang yang akan membuat anak itu.
"Terima kasih, Jo. Terima kasih, Nayla," ucap Kakek Jonathan. "Kakek tidak menyangka kalau kalian akan berkorban untuk memenuhi keinginan Kakek yang sudah tua ini."
"Karena itu, Kakek tidak boleh terlalu banyak berpikir lagi. Kakek harus sehat agar bisa menggendong cicit Kakek," ucap Nayla dan mendapatkan anggukan kepala dari Kakek Jonathan.
"Kalian juga harus memberitahu orang tua kamu, Nayla," ucap Helen menasehati. "Mereka juga pasti akan sangat senang jika mendengar berita ini. Mereka pasti juga sangat menantikan kelahiran cucu mereka."
"Iya, Ma," jawab Nayla. "Nanti, setelah dari sini kami akan ke rumah Mama dan Papa."
"Kalau begitu, ini hadiah dari Papa. Papa harap, hadiah ini bisa berguna untuk kalian." Cris memberikan sebuah amplop kepada Jonathan.
"Apa ini, Pa?" tanya Nayla dan Jonathan.
"Buka saja," jawab Cris yang tidak mau mengatakannya. "Kalian pasti akan menyukainya."
"Ayo, Kak Jo! Cepat dibuka. Nayla sudah penasaran," ucap Nayla membuat semuanya tersenyum dengan sifat dan karakter Nayla.
Berbeda dengan Jonathan yang terlihat menggelengkan kepala karena tingkah istri kecilnya itu. Meskipun begitu, pria itu tetap menggerakan tangannya untuk membuka amplop yang membuat tingkat penasaran mereka naik.
Lah ini, baru mau 1 aja masih nego, smentara waktu kontrak kakek di dunia dah brkurang 😂😂😂
chaktrin² 🤣🤣🤣