Istri Kontrak Tuan Impoten

Merasa jenuh dengan aktivitas rumah yang itu itu saja, Diva memutuskan untuk keluar rumah dan pergi ke sebuah salon rambut. Dia ingin mengubah model rambutnya dan memberikan kejutan kecil untuk suaminya. Dika pasti senang kalau Diva tampil lebih cantik dan modis.

Diva memotong rambutnya model segi, setelah itu dia melakukan perawatan masker rambut agar rambutnya nampak lebih berkilau dan wangi. Ternyata begini rasanya menjadi istri orang kaya, saat yang lain sibuk kerja Diva malah sibuk menghabiskan uang suaminya.🤭

Selesai nyalon, Diva pergi kesebuah toko pakaian dalam khusus wanita. Dia membeli beberapa pis lingerie berwarna merah, hitam, dan krem. Perutnya mungkin akan menonjol saat memakai pakaian itu, tapi Diva tetap PD dan merasa yakin kalau dia akan terlihat seksi didepan suaminya.

Saat sedang memilih pakaian, tiba tiba saja Zoya datang menyapa Diva. Tentu saja wanita itu bukan hanya menyapa, tapi juga mencibir tampilan fisik Diva yang mulai menggemuk karena hamil.

"Untuk apa membeli barang seperti itu? Itu tidak akan cocok untukmu," celetuk Zoya. Diva hanya menoleh sekilas lalu membuang muka. Zoya yang geram langsung menarik lengan Diva memaksanya untuk melihat wajahnya.

"Maaf Nona, aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu. Aku takut janin didalam perutku nanti pas keluar wajahnya mirip dengan wajahmu," ucap Diva dengan ekspresi wajah datar.

Jujur saja, Zoya merasa iri dengan kehamilan Diva. Dia pasti sangat disayang oleh Dika, karena Dika sangat menyukai anak kecil. Zoya menyesal telah menduakan Dika, tapi sayang cinta Dika telah habis dicuri oleh istri dan calon anaknya.

"Kamu so cantik sekali, Dika mau denganmu mungkin hanya karena kasihan saja. Kamu anak yatim piatu, miskin dan tidak berpendidikan. Pria gila mana yang mau benar benar menyukaimu,"

"Pria gila itu mantan kekasihmu Nona, dia tergila gila padaku, pada tubuhku, sampai aku berhasil hamil anaknya,"

Zoya mengepalkan kedua tangannya, dia geram karena sejak tadi Diva terus memamerkan perutnya yang sedikit membuncit. Timbul niat jahat dihati Zoya, dia ingin melenyapkan bayi Diva. Siapa tau kalau bayi itu lenyap, cinta dalam hati Dika untuk Diva juga akan lenyap.

"Gadis ingusan yang sombong sepertimu harus diberi pelajaran." Batin Zoya.

🍁🍁🍁

Selesai belanja, Diva bergegas pulang menuju rumah. Dia menyetop taxi dan tiba tiba seorang pengendara motor menyalip taxi itu dan menyerempet tubuh Diva. Diva jatuh tersungkur dijalan raya, untungnya tangannya sigap menopang hingga perutnya tidak tersentuh oleh apapun.

"Awh... Sakit," rintih Diva.

Taxi berhenti, sang supir turun dan membantu Diva untuk bangun.

"Nona tidak apa apa?" Tanya pria itu panik.

"Tidak apa apa Pak, tapi sepertinya tanganku terkilir. Tolong antar aku ke klinik untuk memeriksakan tanganku ya Pak, setelah itu antar aku pulang. Nanti ongkosnya aku kasih lebih,"

"Siap Nona."

Dari jauh Zoya mendengus kesal, orang suruhannya payah dalam bekerja. Bukannya mendorong dengan kuat malah hanya menyenggol lengan Diva sedikit, sudah pasti anak dalam kandungan Diva masih baik baik saja. Zoya harus mencari cara lain untuk melenyapkan bayi dalam perut Diva itu.

🍁🍁🍁

Diva tiba dirumah dengan tangan kanan berbalut perban. Nurma panik bukan main, dia langsung lari menghampiri Diva dan memapahnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa tanganmu bisa terluka?" Air mata Nurma mengalir deras. Dia takut terjadi sesuatu pada calon cucu pertamanya.

"Aku terserempet sepeda motor tadi Bu, tanganku terkilir. Tapi untungnya anakku baik baik saja," ucap Diva.

"Ya... Tuhan. Kenapa kamu tidak hati hati? Dika pasti akan marah besar pada Ibu pulang kerja nanti,"

"Ibu tenang saja, Mas Dika tidak akan marah pada Ibu. Aku yang salah karena pergi diam diam. Kalau dia mau marah, harusnya dia marah padaku,"

"Dengar ini baik baik Diva, mulai detik ini kamu tidak boleh keluar rumah tanpa pengawalan dari Ibu atau Dika. Kalau kamu masih berani menyelinap dan keluar diam diam dari rumah, Ibu akan menghukum kamu." Ancam Nurma tegas.

Nurma tak berniat jahat pada Diva, dia hanya ingin menantu dan calon cucunya terjaga keselamatannya. Hal buruk bisa saja terulang lagi, hari ini terserempet motor, besok entah apa yang akan terjadi. Nurma tak peduli jika Diva marah dan membencinya, yang penting niat dan tujuannya itu baik.

"Iya Bu, Diva akan menurut pada perkataan Ibu dan Mas Dika." Cicit Diva lemas.

Bersambung....