NovelToon NovelToon
Tuhan, Apa Salahku?

Tuhan, Apa Salahku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:22.7k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Anna, seorang wanita yang berjuang dari penderitaannya karena mendapatkan suami pemalas dan juga mertua yang membencinya serta istri dari ipar-iparnya yang selalu menghasut sang mertua untuk menciptakan kebencian padanya. siapakah Ana sebenarnya, bagaimana kisah masa lalunya, sehingga membuat ibu mertuanya begitu membencinya dan siapa dalang dari semua kebencian tersebut?

Bagaimana kelanjutannya, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih di Falshback Anna

Aku dan bu Rumi seperti biasanya melayani pembeli dikantin. Ia mengatakan sejak kedatanganku kantinnya semakin ramai, dan itu membuatnya semakin menyayangiku.

Bu Rumi memberikanku uang setiap harinya, dan itu membuatku dapat menabung dan juga menafkahi ibu serta kakak iparku.

"An, nanti kita singgah ditoko baju yang kemaren, ya," ucap Bu Rumi padaku saat kami akan kembali pulang ke rumah.

Aku hanya menganggukkan kepalaku, meskipun aku mulai merasa tak nyaman dengan sikap Wita yang semakin hari memperlihatkan sikap tak suka padaku.

Saat pulang dari kantin, aku dan ibu Rumi singgah ditoko sembako. Ia membelikanku berbagai makanan dan juga susu creamer untuk menambah giziku.

Lalu kami singgah ditoko baju yang bersebelahan dengan toko sembako. Ia membelikanku perlengkapan underware dan juga bra, tentu saja aku sangat bahagia.

Setibanya dirumah, aku membagikan snack untuk anak bang Firman dan juga anak Fina. Lalu untuk anak Wita, aku membelikannya susu formula, karena anaknya meminum susu formula, sedangkan ia mengeluh tidak memiliki uang untuk susu formula.

Tampak ia menyunggingkan senyum palsu padaku saat mengucapkan terimakasih, tetapi aku hanya dapat mengurut dada, mungkin sebaiknya aku tak.serumah dengan mereka, tetapi aku pernah ingin mengontrak rumah, dan Bu Rumi melarangku.

*****

Saat malam tiba. Aku menunggu bang Johan diteras rumah bagian samping. Semua orang sudah masuk kekamar, tetapi sialnya kamar Wita jendelanya menghadap bagian teras dan itu tidak aku ingat.

Tampak bang Johan pulang sudah hampir larut malam, dan ia terkejut melihatku masih menunggunya diteras.

Ia menghampiriku. "Kenapa belum tidur?" tanyanya penuh selidik.

"Aku ingin berbicara padamu,"

"Apa itu?" lalu ia duduk dikursi kayu yang berada disisi kiriku.

Aku menatapnya dengan dalam. "Kapan abang berniat menikahiku? Sudah dua bulan aku dirumah ini, tetapi tidak ada tanda-tanda kamu ingin menikahiku, jika tidak serius, maka aku akan memilih pergi, sebab aku tidak ingin membuat malu keluargamu," ucapku padanya.

Bang Johan terdiam. "Seminggu lagi, aku masih mengurus berkas-berkasmu," sahutnya. Aku terkejut saat ia mengatakan itu. Bahkan aku baru sadar jika aku tak memiliki KTP bahkan surat cerai. KTP-ku masih berada ditangan suamiku.

"Jadi kau bersungguh menikahiku?" tanyaku padanya meminta kepastian.

"Ya, jika tidak mana mungkin aku membawamu kemari," sahutnya. "Ibu juga sudah menghubungi keluarga untuk membuat sedikit acara pernikahan kita," Johan menimpali ucapannya.

"Kamu sudah tahu aku berasal darimana, maka jangan suatu saat kamu mengatakan aku wanita murahan jika sedang marah, karena aku tidak menyembunyikan apapun darimu," ucapku menegaskan.

Tanpa ku sadari, sepasang telinga sedang menguping pembicaraan kami dan ini adalah awal petaka bagi ku dan bang Johan.

Lalu aku beranjak masuk ke dalam kamar bang Johan dan ia tidur disofa seperti biasanya. Setidaknya hatiku lega saat tahu jika ia benar mengurus berkas-berkas kami.

Bahkan aku juga mendengar jika bu Rumi ikut membantu biaya mengurus data diriku dengan mengubah status masih gadis dan belum pernah membuat Kartu Penduduk.

****

Aku terbangun dari tidurku, dan ku lihat Wita juga sudah bangun dan disana ku lihat Bu Rumi juga sudah meracik bumbu.

Aku mengerjakan pekerjaanku seperti biasanya dan membantu semuanya, tetapi aku merasakan hal.yang sedikit mengganjal dihatiku. Yaitu Bu Rumi tidak menyapaku dan sepanjang aku berada didapur, ia seolah menghindariku jika kami berpapasan.

Aku merasakan jika ada sesuatu yang tidak beres, dimana Wita ikut membantu Bu Rumi dan sikap bu Rumi juga mulai terlihat sedikit ramah dengan menantunya.

Bukannya aku iri dengan kedekatan mereka yang mulai membaik, tetapi sikap Bu Rumi yang mendiamku tanpa sebab membuatku merasa tidak enak.

Ku kerjakan semuanya, ku anggap saja bu Rumi mungkin sedang ada masalah atau apa dan aku sedikit merayu hatiku.

Hingga saat akan pergi ke kantin, ia tak mengajakku, bahkan tampak Wita iku ke kantin dan meninggalkan anaknya dirumah bersama suaminya.

Aku semakin merasa jika ada sesuatu yang tidak beres dan membuat perubahan sikap wanita itu.

Anganku yang semula melambung tinggi kini mulai merasa akan terhempas, apakah aku akan mengalami rasa sakit yang pernah ku alami sewaktu masih bersama ibu mertuaku dimasa suami pertamaku?

Mereka meninggalkan rumah tanpa sedikitpun menatapku ataupun mengajakku.

Setelah kepergian mereka, ku bersihkan rumah dan sebagainya. Hingga saatnya ku dengar anak Wita menangis dan membuat Irfan suaminya kelabakan.

Aku mencoba melihatnya dari arah dapur, tampak Irfan keluar dari kamar dengan wajah bingung.

"Mungkin dia lapar dan juga haus," ucapku pada pria yang merupakan adik bungsu dari bang Johan.

Ia menatapku, lalu berjalan menghampiriku. "Bisa kamu membuatnya diam?" tanyanya dengan nada memohon sembari menyodorkan bayinya.

Aku menghela nafasku, lalu ku sambut bayi mungil berparas tampan itu.

Ku meminta semua perlengkapan makan dan minum pada Irfan. Lalu ia menganggukkan kepalanya dan beranjak ke kamar, lalu memberikanku semua perlengkapan dalam.wadah keranjang kecil.

Ku siapkan makan tambahan berupa bubur bayi instan, dan ku suapkan pada bayi tersebut hingga membuatnya berhenti menangis.

Setelah itu ku mandikan, lalu ku beri susu, dan akhirnya ia tertidur, begitulah seterusnya hingga menunggu Wita pulang dari kantin.

Setelah mereka kembali saat mentari bersembunyi diufuk barat, bayi tampan itu sudah tidur pulas dengan tubuh bersih dan wangi.

Wita melirik bayinya yang pulas tidur dibuaian, namun ia mengira itu adalah perbuatan suaminya dan ia merasa bangga sebab Irfan tidur disisi ranjang dan menunggui sang bayi.

"Mau minum apa, Bu?" tanyaku pada bu Rumi.

"Tak perlu!" jawabnya ketus.

Aku tersentak kaget, sebab ia tak pernah berkata kasar padaku, dan sikapnya 360° berubah total, dan tentu saja itu membuatku sangat tak nyaman.

Jika Wita bersikap tak suka, itu masih dapat ku maklumi, tetapi jika Bu Rumi membenciku, untuk apa aku bertahan dirumah ini, aku sebaiknya memilih pergi.

Ku hampiri bang Johan dan ku tarik ia kebelakang rumah. "Bang, aku ingin keluar dari rumah ini. Jika kamu tak menikahiku, maka aku memilih mundur." ancamku padanya dengan tatapan tajam.

"Kamu kenapa? Mengapa tiba-tiba mendesak?" tanyanya dengan penasaran. "Bukankah berkas-berkas masih diurus?"

"Aku merasakan sikap ibumu berubah hari ini, dan ia tidak mengurku seharian, bahkan saat aku menawarinya minum ia menjawab dengan ketus," ucapku padanya.

Ku lihat bang Johan terdiam. "Mungkin ibu lagi ada masalah, kamu yang sabar, ya...seminggu lagi juga selesai surat-suratnya, tadi aku sudah dapat kabar. Besok kamu ikut ke Capil untuk rekam data diri," ucap bang Johan mencoba memberikanku sedikit rasa lega dihatiku.

1
Tuti Rusnadi
astaghfirullah.... keluarga apa seperti itu....tapi seperti itu masih banyak terjadi di negara Konoha ini....Anna yang luas sabar mu ya /Sob//Sob//Sob/
Wanita Aries
Ada ya keluarga sprti itu. Si juned itu udh gk berguna dibela pula
V3
sllu Sabar dan Sabar yaa , Anna 😔
V3
ibu nya Anna jg bejad ,,
nana banja😊
lanjut
Meli Anja
lanjut kak...
Heri Wibowo
yah lanjut aja
yamink oi
kamu harus kuatt ann demi anakmu.....
Ai Emy Ningrum: weekend ini bnyak cucian kak Oi 😂
Ai Emy Ningrum: biasa kak Oi
..tidur 🤣🤣🤣😴😴😴💤💤
total 8 replies
nana banja😊
lanjut
Heri Wibowo
nggak tahu mau bilang apa lagi
Meli Anja
sabar ana ...jadi inu bukannya membantu anak tapi malah memjaruhkanemtal anak...lanjut kak
Heri Wibowo
kuatkan dirimu dan hatimu Hana
V3
kapan ada kebahagiaan yg datang pd Anna 😔😭
Ai Emy Ningrum
Ibu kandung sama ibu mertua mu pada bermasalah Anna... dulu kamu berkubang dalam dosa , sekarang kamu berkubang dalam masalah demi melanjutkan hidup../Frown//Frown/
Ai Emy Ningrum: uweek 🤢🤮😷
Andini Andana: iiiiihhhh... 😷😷😷
total 25 replies
Meli Anja
lanjut kak...berarti emang ibu kandung ana yang bermasalah sepertinya egois dan salah langkah ..tapi malah menyalahkan anak sendiri
Tiah Fais
seharus ny sebagai ibu kandung bisa merangkul anak yg lagi kesusahan bukan ny menambah beban ny kasihan anna
Parno Parno
mungkin setelah bekerja di rumah makan bisa sewa rumah sendiri ya Anna, cukup kecil aja atau mungkin satu kamar cukup untuk berdua dengan Alif.
Heri Wibowo
kok gini amat ya.
❤Lembayung Jingga❤: iya, amat saja gak.kek gini. entahlah. Anna juga gak tau kenapa nasibnya begini😥
total 1 replies
V3
si ibu tega bgt yaaa tu Congor nya ngomongin anak nya sndri ,,,, mpe di jelek-jelekin bgtu ,,, Astaghfirullah Al'adzim
Alif pintar bgt yaaa mancing ikan gabus nya , aku jg mo beli donk 🤣🤣
V3: hoooooooooh ..... Congor nya Emak nya si Anna bermasalah tuch 🤣🤣
❤Lembayung Jingga❤: congor, ya, Mbak🤣
total 2 replies
Andini Andana
mbrebes mili... 🥺🥺🥹🥹🥹
Ai Emy Ningrum: asli pen muntah ceu 😷😷🤢🤢 lebih bikin mabok ini dr wangi pewangi mobil yg varian jeruk 🍊
Andini Andana: semerbak aroma nya bikin pusing keliyengan kek mo pingsan 🤣🤣🤣
total 24 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!