NovelToon NovelToon
Kepingan Puzzle

Kepingan Puzzle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

"Lima bersaudara dengan kedua orang tuanya adalah sebuah keluarga bahagia tenang dan damai, ibarat puzzle yang sudah sempurna sudah dipecahkan. Namun, insiden yang mengerikan terjadi, keluarga itu menjadi kelam karena ulah oknum yang jahat.
Tiga potongan puzzle hilang di tumpukan puzzle yang berbeda. Aku Glantea Albar berusaha menemukan tiga potongan puzzle itu. Tapi, takdir berkata lain aku tidak pernah menemukan tiga puzzle itu. Aku memutuskan menggantikan puzzle lain yang bentuknya sama dan jelas tidak pernah bisa sama dengan warna dari puzzle sebelum nya."
Kata Glantea di sebuah alat perekam kakinya mengalami patah karena insiden jatuh dari helikopter. setalah itu ada seorang yang membuka gubuk tua dimana dia berada sekarang lalu tiba-tiba dia bangkit tanpa peduli rasa sakit itu menghampiri seseorang dibalik pintu sambil menangis memegangi tangan orang tersebut "hiks... Hiks... ayahhh..... " Kata itu keluar dengan begitu tulus mengenali orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hiburan Misi Kesepuluh

Baru saja kembali dari lapangan basket, Albar merasa lelah namun penuh kegembiraan. Kembali ke apartemennya, dia merasa seperti berada di dunia yang berbeda, di mana semua masalahnya tampak kecil dan tidak menakutkan. Namun, ketika dia menutup pintu dan melihat kamarnya yang kosong dan tenang, dia merasa seperti terjebak dalam kekosongan.

Selanjutnya, dia memutuskan untuk keluar ke balkon. Di sana, dia membawa alat perekam suara, sebuah alat yang selama ini hanya digunakan untuk tujuan hiburan. Dia memutuskan untuk menggunakannya untuk menceritakan hal yang menjadi bagian hidupnya, sebuah kisah yang tertekan dan murung.

Albar memulai perekaman dengan suara yang lemah dan kalimat yang penuh misteri, seperti suara yang terhembus dari kesulitan yang dia alami. Dia mulai menceritakan tentang masa-masa yang telah lalui, tentang kegagalan dan keberhasilan yang telah dia temui.

Dia berbicara tentang bagaimana dia terjebak dalam dunia yang tidak pernah berhenti berputar, dengan senyum cengengesan dia memulainya

"Sebuah hari yang cerah, hari itu tanggal 18 april aku kembali ke sebuah misi rahasia, dimana hal yang mengerikan kembali terjadi, dunia gelap dengan panggung yang selalu ada warna merah mengalir. Aku mempersiapkan diri dengan hal sederhana bahwa bertekad menemukan sebuah puzzle keluarga yang hilang."

Aku berangkat menaiki sebuah pesawat tipe C-130 Hercules, pesawat angkut yang dimodifikasi yaitu keberadaan tidak akan disadari walau dia terbang 50 m, suara mesin yang begitu halus sangat cocok untuk misi rahasia. Hari itu aku membawa pedang dan juga belati tentunya, disana ada beberapa orang yang juga ikut denganku.

Didalam pesawat beberapa orang yang ikut denganku, tatapan mereka yang remeh dan dengan terang-terangan mengejek "sebuah pisau lempar dan sebilah pedang besar, seolah-olah dia hanya pergi untuk main-main."

"Mungkin dia mau berkemah disana" saut salah seorang lagi disana, dan terakhir disusul dengan tawa mereka yang serempak menertawakanku, aku senyum sinis ke mereka tak mempedulikannya.

Seperti yang kebanyakan orang ketahui senjata api memang sangat cepat dan instan membunuh musuh, satu amunisi untuk satu orang mungkin saja lebih, tentu kamu harus menghitung amunisinya, apakah cukup dengan jumlah musuh yang kamu hadapi, jika tidak benda itu hanya akan jadi rongsokan tanpa amunisi.

Berbeda denganku, aku jengkel dengan recoilnya yang membuat sasaran tidak akan presisi jika tidak benar-benar menahannya. Ada juga lain hal mengapa aku tidak suka menggunakan senjata api itu.

Di tengah kegelapan malam, kami semua turun dengan parasut dari atas awan, aku mendarat terpisah dari mereka, karena aku ada hal yang lebih rahasia, di pantai yang gelap, menunggu waktu yang tepat untuk memulai misi rahasia yang telah ditugaskan kepadaku. Tugas yang tidak begitu sulit yaitu membantai para teroris yang merencanakan hal konyol sepertinya.

tanpa sadar aku teringat katanya : "Sebuah pisau lempar dan sebilah pedang besar, seolah-olah dia hanya pergi untuk main-main." Namun, sebenarnya, ini adalah misi kesepuluhku, dan aku sangat ahli dalam senjata tersebut, bahkan sangat pro.

Aku berlari ke dalam hutan yang teduh, mengikuti petunjuk yang telah diberikan. Setiap langkah yang aku ambil, setiap gerakan yang aku buat, semuanya telah terlatih dan memang dipersiapkan dengan hati-hati untuk hal ini. aku mengetahui setiap rintangan, setiap batu, dan setiap pohon yang bisa menjadi perlawan atau ancaman.

Sebelum mencapai tujuan, aku harus melewati sebuah sungai yang cepat. Berlari dengan cepat, memanfaatkan air untuk menyembunyikan suaranya. Setelah melewati sungai, aku berhenti untuk mendengarkan. Suara hujan yang lebat menyembunyikan suara langkah kaki, tetapi aku tahu bahwa setiap suara yang tidak biasa bisa menjadi ancaman.

Setelah berjam-jam berlari, aku akhirnya menemukan tempat yang di cari-cari. Di sebuah camp sederhana sepertinya itu barak, aku melihat beberapa orang yang tampaknya sedang berdiskusi. Aku memerhatikan mereka dari sebuah pohon yang tinggi.

Sekilas suara berisik HT (Handie Talkie) yang dengan air pot terpasang di telingaku, suara tembakan dan suara teriakan panik sepertinya disana sangat kacau.

"Kontak! Musuh di depan, persiapkan untuk serangan!"

"Ganti! Saya akan memberikan dukungan tembakan!"

Sekejap suara tembakan itu mulai terdengar hingga ke sini, beberapa orang dibarak mulai begegas menuju ke arah tembakan itu, mereka merespon dengan cepat walau diserang secara mendadak.

Dengan cepat dan tenang aku bergerak ke sebuah pondok yang dekat dengan pagar. Aku menggunakan pisau lempar dan pedang untuk menghukum mereka.

Dibalik HT kembali terdengar suara sumbang dari beberapa rekan yang pergi bersamaku.

"Jangan biarkan mereka mengambil inisiatif! Hancurkan barak itu sekarang juga!"

"Kami terdesak, Kapten! Perlu mundur!"

"Tidak ada mundur! Pertahankan posisi! ulangi, pertahankan posisi!"

"Tidak bisa lagi, Kapten!...." Skerrr......

Upaya yang kuat untuk bertahan sampai akhir walau tidak mampu menahan serangan yang terus menerus dari teroris. Begitulah mereka lenyap ditelan peluru teroris, sepertinya tidak semua aku bisa mengatahui ada seorang yang masih hidup di GPS dia sepertinya ketakutan dan bersembunyi.

Kini tiba saatnya giliranku merayap diam-diam di dalam barak teroris itu, pedang yang menempel erat di punggungku terikat dengan magnet, siap melunjur menjadi senjata mematikan dan pisau lempar berkilauan menanti untuk dilemparkan dengan keahlian yang mematikan. Aku tahu bahwa misi ini adalah menghentikan ancaman teroris.

Dengan gerakan ringan dan cermat, Aku melintasi koridor yang gelap, mengintai setiap sudut dan bayangan yang mungkin menjadi ancaman. Aku mulai merasakan denyutan adrenalin mengalir di pembuluh darah saat aku mendekati sebuah pintu yang terbuka sedikit, mengungkapkan cahaya redup di baliknya. Ini adalah kesempatan bagiku.

Dengan gerakan cepat, aku melompat masuk ke dalam ruangan, melayangkan pedang dengan kecepatan kilat. Teroris yang sedang berkumpul di ruangan itu tidak punya waktu untuk bereaksi. Dalam hitungan detik, pedang telah mengiris melalui udara, memotong dan menjatuhkan musuh satu per satu. Setiap gerakan, setiap ayunan pedang, aku rancang untuk menimbulkan kerusakan yang maksimal, tanpa menyisakan kesempatan bagi musuh untuk bertahan.

Tanpa berhenti, aku melompat ke dalam aksi yang lebih intens. Dengan pisau lempar di tangan, aku mengincar sasaran-sasaran yang jauh, mengenai mereka dengan presisi yang menakjubkan. Pisau-pisau itu meluncur dengan kecepatan kilat, menembus musuh-musuh dengan tepat di titik lemah mereka. Suara tusukan pisau terdengar bergema di ruangan, diselingi oleh teriakan kebingungan dan rasa sakit dari para teroris yang terkena serangan maut.

Ketika mereka yang terus bertambah dalam jumlah, aku tidak pernah kehilangan fokus. Aku bergerak dengan keanggunan yang mematikan, mengubah setiap ruang menjadi medan perang pribadiku. Keseimbangan yang sempurna, gerakan yang cepat, dan ketepatan dalam memilih sasaran menjadikanku seperti bayangan yang melintas di antara kegelapan.

Saat aku terus maju melalui barak, menggunakan setiap kelebihan yang aku miliki: kecepatan, kekuatan, dan ketepatan dalam pertempuran. aku menghindari serangan musuh dengan lincah, melompat dari satu tempat ke tempat lain dengan gesit, dan menyerang kembali dengan ganas yang mematikan. Setiap serangan membawa kepastian, setiap gerakan membawa keuntungan.

Namun, meskipun kemahiran dalam pertempuran, aku juga merasakan beban yang menghimpit. Setiap nyawa yang diambil, setiap gerakan yang dilakukan, meninggalkan jejak di hatiku. Aku tidak bisa membiarkan diriku terganggu oleh keraguan. Aku harus tetap fokus pada misi, bahkan ketika bergerak melalui barak yang penuh dengan kengerian dan kekacauan.

Namun, meskipun kemahiranku dalam pertempuran, aku juga merasakan beban yang menghimpit. Setiap nyawa yang aku ambil, setiap gerakan yang aku lakukan, meninggalkan jejak di hatiku. aku tidak bisa membiarkan diriku terganggu oleh keraguan, harus tetap fokus pada misi, bahkan ketika bergerak melalui barak yang penuh dengan kengerian dan kekacauan.

Dan akhirnya, setelah berjam-jam bertempur tanpa henti, aku berhasil menyelesaikannya. Dengan satu gerakan terakhir yang kuat, menyelesaikan musuh terakhirnya, dan hening pun turun di sekitarku.

Aku berdiri di tengah-tengah reruntuhan dan kehancuran, napasku berat, tetapi pikiranku jernih. Aku masih punya hal akhir yakni mengambil hard drive di pusat barak, itu sudah ada ditanganku yang menjadi misiku yang sesungguhnya.

...֎֎֎...

1
Lil Moonlight
nangis bombay ni thor, gantian sih ga mau tau 😜😜😜
Lil Moonlight
mengatan? 🤔
Khabar: mkasih sudah mengingatkan
total 1 replies
𝙃ṧ❣
semangat nulisnya kak ceritanya bagus 👍👍
🎀
Awal aja udah sedih
piyo lika pelicia
hedeh 😮‍💨 mengapa harus menyusup jika kamu bisa masuk dengan mudah
piyo lika pelicia: hhhhh 😂
Khabar: Albar be like: apa itu kesetrum, ke sambar petir aja udah /CoolGuy/
total 4 replies
piyo lika pelicia
jangan lah telanjang kau bahaya nanti 😂
piyo lika pelicia
Weh itu bahaya lepasin aja 😫
piyo lika pelicia
adik nya kenapa
piyo lika pelicia
woh belut listrik ya 😦
piyo lika pelicia
ular tikar kah 🤔
piyo lika pelicia
"Sepertinya
piyo lika pelicia
orang yang baik ☺️
piyo lika pelicia
heem sedih yah hidup nya.🙁
piyo lika pelicia
"Iya
piyo lika pelicia
"Bunda
piyo lika pelicia
"Cepatlah
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
"Ahkk.... sial,
piyo lika pelicia
aduy 😫
piyo lika pelicia
semangat kak ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!