Rumah tangga bahagia yang semua orang inginkan, tapi tidak untuk rumah tangga Safira dan Rayan suaminya..sekian tahun mengarungi bahtera rumah tangga tak membuat hati Rayan mencintainya hingga Safira memberikan kesempatan kedua untuk suaminya, tapi lagi-lagi ia di patahkan oleh kenyataan yang membuat Safira sakit hati dan juga kenyataan masa lalu suaminya yang belum usai, apakah Safira akan terus bertahan, atau melepaskan. ikuti kisah mereka...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa bila imuets, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Safira hanya bisa pasrah saat Zain yang menungguinya hingga Safira di perbolehkan pulang bahkan ia juga sungkan jika terus merepotkan Zain kakak iparnya. apalagi sekarang ia bukan siapa-siapa bagi keluarga mereka.
"Ayo.. sekarang kamu sudah boleh pulang, kakak sudah mengurusi semuanya, kamu tinggal di tempat yang kakak sudah sediakan, dan untukmu, kakak gak mau terjadi apa-apa dengan kandungan kamu, untuk sementara kamu jangan pikirkan pekerjaan dulu," ucap Zain yang membawa peralatan Safira.
"Maaf kak aku jadi ngrepotin kakak, " ucap Safira sendu.
"Jangan pikirkan itu, kakak tak ingin keponakan kakak kenapa-kenapa. Jadi jangan sungkan." ucap Zain.
Ahirnya Safira mengalah demi kebaikan. ia juga tak akan membahayakan kandungannya. Safira dan juga Zain pulang berdampingan mereka masuk kedalam mobil zafira dk bukain pintu oleh Zain begitu terharu.
"Makasih kak.". ucap Safira.
"Hemb..."
Mereka hanya saling diam di dalam mobil, Zain juga fokus mengendari mobilnya, hingga sampai di sebuah rumah minimalis modern.. Zain turun dan membukanya pintu untuk Safira, Safira hanya terbengong saja ia bingung kenapa Zian menurunkan di rumah itu bukan kontrakannya,
"Kak kenapa turun disini bukan di kontrakan aku." ucap Safira.
"Sekarang kamu tinggal disini, kakak lebih lega dan juga bisa awasin kamu." ucap Zain mengajak masuk Safira.
"Tapi kak, " ucapnya Safira mengambang saat zain mengajak untuk masuk.
"Kakak mohon hanya ini yang bisa kakak lakukan, kakak harap kamu mau, demi keponakan kakak fira, " Zain memaksa.
Hingga Safira pun menuruti apa yang di katakan oleh kakak nya, walaupun dalam artian ia sungkan tapi untuk menolak ia juga tidak bisa karena Zain juga menuntut agar dirinya mau, hanya saja karena ia sedang mengandung jika tidak ia akan menolak secara halus.
"Makasih kak untuk semuanya." ucap Safira.
"Apasih dek jangan bilang begitu, anggap aja kakak ini kakak kandung kami sendiri, apa boleh kak Zain panggil kamu adek." ucap Zain yang meminta izin kepada zafira.
Safira pun menganggukkan kepalanya. di kota Rayan masih bergelung di dalam selimut ia masih merasakan. Seperti kemaren bahkan ia juga malas untuk kemana-mana hanya ada di selama kamar saja sehingga papa Rayan marah besar, bagaimana tidak sudah berbulan-bulan anaknya tidak masuk ke kantor dan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai calon pewaris.
"Ma suruh anak kesayangan mama itu turun dan ikut papa ke kantor.." ucap papa Rayan yang mencoba bersabarlah
"Tapi apa Rayan mau pa." mama Lita yang menyiapkan sarapan.
"Mau sampai kapan dia seperti itu, sampai perusahaan bangkrut begitu." papa Rayan gak habis pikir dengan istrinya yang masih membela anak bungsunya itu.
"Baiklah mama akan lihat Rayan di dalam kamarnya, jangan marah-marah nanti darah tingginya kumat baru tahu rasa." ucap mama Lita.
"Hemb.."
Mama Lita berjalan menaiki tangga ia akan melihat anaknya apakah masih tidur atau sudah bangun,
Ceklek
Mama Lita masuk. dan terkejut akan anaknya yang masih bergelung dengan selimut, mama Lita pun mendekat kearah anaknya.
"Nak bangun.. Mu sampai kapan kamu begini.." mama Lita berusaha membangunkan anaknya.
"Hemb... Ma ada apa Rayan ngantuk ma." ucapnya.
"Kamu di tunggu papa kamu nak untuk ke kantor.."
"Ma Rayan malas kemana-mana ma, "
"Tapi nak, ini susah berbulan-bulan kamu tidak ke kantor, tolonglah nak, jangan bikin papa kami marah.." bujuk mama Lita.
"Ma jika Rayan sehat Rayan akan ke kantor ma, untuk kali Ini saja ma,," mohonnya.
"Tapi sampai kapan nak, papa kamu marah besar, apa kamu tidak ingin membantu papa kamu nak, apa kak juga ingin perusaan bangkit nak "
"Tidak ma aku tidak akan biarkan perusahaan bangkrut." ucapnya dan langsung bergegas ke kamar mandi.
Mama lita juga lega jika anaknya mau kembali ke kantor, mama Lita juga menyiapkan semua keperluan anaknya itu, harusnya ini juga tugas menantunya tapi apa daya menantunya itu pergi entah kemana, Bahkan Rayan juga sudah mencari dengan mengurus seorang untuk mencari dimana Safira berada.
"Nak pakaian ganti kamu mama taruh di atas ranjang.." ucap mama Lita yang langsung pergi.
"Makasih ma" ucap Rayan di dalam kamar mandi..
terkadang Rayan juga rindu akan kehadiran Safira apalagi tiga tahun ia bersama, kenangan. yang ia rasakan adalah kenangan saat Safira yang melayaninya dengan sepenuh hati tapi Rayan sia-siakan itulah kebodohan Rayan, ia sekarang meratapi nasibnya di tinggal istrinya yang begitu berharga baginya, bahkan apa jarang mengurus dirinya sendiri...
Rayan turun dengan setelah kerjanya ia hanya memakai kemeja kesukaan Safira yang di sediakan mamanya, karena sebelumnya mamanya akan tahu warna kesukaan istri nya itu..
"Apa kamu benar Akan ke kantor lagi.." ucap papa Rayan yang masih memakan sarapannya itu.
"Sudahlah pa, anak gak pergi kamu mengomel anak mau ke kantor kamu mengomel juga apa gak capek." mama Lita yang menyela.
"Iya ini papa anaknya ingin ke kantor saja papa ribet, apa susahnya sih lagian ya aku malas juga ada alasannya.." jawab Rayan ambil duduk.
"Hemb.. tumben kamu sekarang banyak bicara kesambet, apa memang sudah waktunya kamu gak kaku amat." papa Rayan yang terheran-heran.
"Aneh.."
Satu jawaban Rayan dan langsung memakan makanan yang di berikan oleh mamanya, Rayan juga malas berdebat dengan papanya, mungkin jika ia masih bersama safira ia tidka akan ada di rumah ini, hidup berdua bahagia, tapi sayang semuanya hanyalah kenangan, jika pun Safira memaafkannya belum tentu ia mau kembali membina rumah tangga denganya apalagi ia yang sudah banyak menyakitinya..
"Mikirin apa kamu.. Gak betah tinggal disini.." ucap papa Rayan yang melihat anaknya seperti malas dengan omelanya.
"Gak juga.."
"Makanya jangan sia-siakan wanita yang baik dan juga Soleha seperti Safira nyesel kan. Lagian ya cinta masa lalu kamu itu tidak baik, apalagi dia sering ke kantor mencari kamu, jika kamu nanti ke kantor papa harap kamu mengusir wanita itu, papa juga tidak setuju sama wanita tidak punya adab seperti dia" ucapan pedas papa Rayan.
Rayan mendelik saat papanya mengoceh banyak kata dan mengatakan yang memang faktanya jika papa Rayan tahu kelakuan hanna.
"Apa kamu mau bela dia,, bela saja.. tapi Jangan harap kamu dapat restu dari papa camkan itu." ultimatum papa Rayan membuat Rayan kincup.