NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / spiritual / Iblis / hantu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Pilar merah darah

Langit yang cerah berubah menjadi muram, awan-awan gelap menghalangi cerahnya sinar matahari, membawa suasana menjadi begitu suram dan membawa hawa tertekan. Awan mendung menjadi semakin berat dan akhirnya mulai meneteskan airnya, air hujan jatuh ke tanah dengan bunyi rintik yang ringan.

Tanah basah diinjak dengan sedikit tekanan, goresan sepatu mengeluarkan suara yang khas. Seorang pemuda dengan potongan rambut pendek dan pakaian rumah sakit biru berjalan menuju bangunan kosong yang belum selesai di tengah lapangan luas.

Tatapan matanya dingin dan tajam, sosok pemuda itu berjalan naik hingga mencapai lantai paling atas bangunan dan berhenti ketika sosoknya sudah berada tengah ruangan. Pemuda itu berjongkok menyentuh lantai bangunan yang belum selesai dan masih berupa batuan semen, ekspresi wajahnya tidak berekspresi bahkan serius seolah sedang mencari tahu sesuatu.

Namun, di saat berikutnya senyum kecil timbul di wajah pemuda itu dan terus melebar hingga membentuk seringai. Pemuda itu tertawa kecil, matanya menyipit menatap sekelilingnya dengan kepuasan.

"Tempat yang cocok," ucap pemuda itu, matanya beralih menatap tubuhnya.

"Dan tubuh baru ini … benar-benar sangat cocok dengan jiwaku." Pemuda itu menyeringai licik dan tertawa terbahak-bahak, matanya yang seharusnya lembut itu menatap kulitnya yang putih dengan ketertarikan.

"Maafkan aku anak muda, tapi kamu harus mencari kata-kata terakhir mulai hari ini."

Pemuda itu berdiri dan matanya menatap ke lantai mencari sesuatu, dengan kesal ia berdecak dan memutar mata ketika tidak menemukan benda yang dibutuhkannya. Tatapan pemuda itu beralih ke arah kaca yang jendela yang disandarkan tidak jauh dari lubang jendela yang masih kosong, ia menyeringai dan melangkah mendekat.

Dengan pukulan keras pemuda itu meninju kaca jendela hingga pecah, darahnya menetes dari punggung jarinya namun ekspresi pemuda itu tidak berubah seolah tidak merasakan sakit sama sekali pada tangannya. Justru pemuda itu malah menatap telapak tangannya dan mengibaskan darah yang menetes, "Benar-benar lemah. Bahkan sekali pukulan saja sudah retak," ujar pemuda itu dengan bergumam.

Pemuda itu mengangkat bahunya dan tersenyum, "Tidak masalah, hanya perlu sedikit latihan setelah aku menguasai tubuh ini." Pemuda itu membungkuk mengambil pecahan kaca di lantai yang memiliki sudut tajam, ia kembali menuju ke tengah ruangan. Tanpa aba-aba pemuda itu menyayat tangannya hingga terdapat luka terbuka yang cukup besar, darah mengalir cukup banyak dari sana dan pemuda itu dengan cepat membuat sebuah lambang pentagram dengan bentuk yang khusus.

Sebuah abjad tulisan yang aneh pemuda itu tulis di pentagram tersebut dengan darahnya sendiri, setiap kali darahnya habis atau berhenti menetes lagi dan lagi pemuda itu menyayat kembali tangannya dan terus menulis hingga sebuah pentagram dengan gambar dan tulisan yang terlihat cukup mengerikan terlukis di lantai semen itu.

Pemuda itu kembali berdiri dan menyeringai, wajahnya sudah sangat pucat namun kedua sudut bibirnya tertarik lebar menunjukkan seringai yang cukup gila. Tangannya dipenuhi luka dan masih meneteskan sedikit darah dari sudut jarinya, tubuhnya sedikit oleng namun masih tetap berusaha untuk berdiri tegak. Pemuda itu berjalan ke tengah pentagram dan mengucapkan mantra dengan bahasa yang aneh dan tidak pernah di dengar di mana pun.

Dengan gerakan tegas pemuda itu mengangkat tangan ke langit, aliran cahaya merah mulai menyebar di sepanjang garis darah merah itu ditarik dan bahkan tulisan-tulisan abjad aneh pada pentagram mulai bersinar dengan cahaya merah yang misterius dan memiliki kesan menindas. Pemuda itu berbisik dengan lembut seolah berbicara kepada kekasihnya sendiri.

"Bangunlah para pengikut iblis, dengan darah ini aku memberimu kekuatan."

Sebuah sinar dengan cahaya merah yang kuat seketika menembus bangunan dan membentuk pilar menuju ke arah langit, energi negatif yang gelap terpancar keluar sangat kuat dari pilar cahaya merah darah itu. Awan mendung terpecah di tembus oleh pilar dan menggulung di sekitar pilar, pemuda itu di bangunan arah pilar energi negatif itu berasal seolah tubuhnya telah di cabik-cabik oleh hal yang tak kasat mata, baju rumah sakit yang ia pakai sebagian menunjukkan robekan dan darah mengucur keluar dari tempat sobekan itu.

Di tempat yang berbeda, makhluk-makhluk yang tidak pernah bisa dilihat oleh manusia biasa, para jin dan arwah jahat seketika mendongak seolah tertarik pada pilar cahaya merah yang hanya bisa terlihat oleh para manusia dengan kemampuan khusus dan para makhluk halus.

Mereka berbisik dan bergumam sembari mengendus menikmati aroma amis darah yang hanya bisa mereka nikmati aromanya seperti pesta, dalam sekejap para jin, arwah jahat, bahkan iblis tingkat rendah segera berbondong-bondong berkumpul ke arah asal pilar itu seolah-olah telah mendapatkan 'undangan'.

Mereka membisikkan kata "darah" dengan wajah kelaparan dan serakah, mereka berlomba-lomba dengan kaum mereka sendiri untuk datang lebih cepat. Seorang pemimpin dermawan membuka pesta dan mengundang mereka, bukankah mereka harus datang dan menikmatinya? Jadi mereka terburu-buru sebelum teman yang lain mendapatkan tempat terlebih dahulu.

Sementara itu, di tempat lain.

Odessa sedang menyeka topeng-topeng arwah ketika sebuah panggilan datang dan berdering dari ponselnya, Ajeng yang sedang menyapu toko seketika menoleh dan menatap tuannya yang juga tampak bingung. Odessa mengangkat ponselnya dan melihat username dari telepon, matanya terbelalak terkejut, gerakannya menjadi panik ketika ia mengangkat telepon itu dengan cepat.

"T-Tuan Raja Yama! Ada perihal apa anda menelpon saya?" Odessa bertanya panik, jujur saja sebelumnya ia tidak pernah mendapatkan telepon langsung dari bosnya.

Sebuah suara seorang pria baya membentak dengan marah dari seberang telepon, "Penjaga macam apa kamu! Apakah kamu tidak melihat keluar?! Kerusuhan terjadi di wilayahmu!"

Odessa tertegun mendengar bentakan itu, "Kerusuhan?"

Odessa tersadar, ia segera berlari keluar dari toko dan keluar gang ke sisi jalan raya, Odessa menoleh ke kanan dan ke kiri, ia sedikit bingung namun tubuhnya seketika berhenti dan pupilnya menyusut ketika melihat dari kejauhan sebuah pilar merah yang sangat besar dan tinggi hingga menembus awan terbentuk di langit yang mendung.

Odessa tidak mempedulikan tubuhnya yang basah, namun ia menjadi panik ketika ia menyipitkan matanya dan menyadari bahwa sebenarnya benda-benda hitam kecil yang bergerombol terbang mengeliling energi cahaya itu sebenarnya adalah berbagai jenis makhluk halus dengan energi yang negatif!

"Kamu sudah melihatnya? Apa yang terjadi pada wilayahmu! Mengapa ada yang mencoba membuka portal neraka!" Suara Raja Yama terdengar kembali membentak dari telepon, "Odessa, jika kamu tidak ingin mendali sebagai penjaga paling berbakti di batalkan pada acara award nanti, kamu harus segera menyelesaikannya!"

Odessa tanpa sadar tergagap panik, "Tenang Raja Yama! Aku akan segera menyelesaikan ini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi! Semua masalah ini akan selesai, segera!"

Odessa segera menutup telepon dan memutuskan koneksi dengan Raja Yama, ia berlari dengan cepat kembali ke arah toko dan mengambil alat-alatnya dengan tergesa-gesa. Odessa segera pamit dengan Ajeng yang masih terpaku, ia segera berlari kembali keluar dan menghentikan taksi, kali ini tujuannya adalah ke arah pilar cahaya merah asal energi negatif yang diburu oleh para makhluk halus itu berada.

"Pak! Ikuti arahan saya pak!" Odessa menepuk jok depan supir taksi dengan terburu-buru, ia membuka ponselnya dan menyalakan maps, dengan cepat Odessa mencari kemungkinan lokasi itu berada, ia segera zoom lokasi itu dan menandainya.

"Ayo cepat pak! Ke arah bangunan kosong di lokasi ini pak!" Odessa segera menyerahkan ponselnya untuk bantuan maps dari supir mobil taksi itu. Supir tampak bingung dan kaget oleh reaksi terburu-buru dari Odessa, supir mengangguk dan menerima ponsel milik Odessa. Mobil segera berkendara ke arah tujuan lokasi yang ditentukan oleh Odessa, bahkan supir terus meningkatkan kecepatannya dibawah desakan gadis itu.

1
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
bbyylaa: ayooo thor semangat updatenyaa
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 2 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!