NovelToon NovelToon
Heart Stopover

Heart Stopover

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / cintapertama / ketos / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alendra

Mencintai seseorang yang sesuai dengan kreteria kita adalah hal yang wajar, seperti Quranisya yang mencintai Ammar selama 3 tahun semenjak menginjak bangku SMP. Selama ini Quranisya hanya memendam perasaannya saja hingga dia menginjak SMA,dan saat itu Quranisya baru tau jika Ammar akan melanjutkan study-nya di pondok pesantren pilihan orang tuanya.

Selama tidak bertemu dengan Ammar tanpa sadar sedikit demi sedikit perasaan Quranisya berubah kelain hati, ada orang lain yang mengisi hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecewa

Assallammualaikum, Bun Ranis pulang telat ya. Ranis mau cari buku untuk tugas Ranis.] 

Begitu isi pesan dari Ranis yang dia kirim kepada bunda. Ranis berbohong kepada bunda lantaran dia sebenarnya bukan ingin mencari buku,melainkan mencari kerja part time.

Tanpa menunggu balasan dari bunda Ranis langsung melajukan motornya untuk segera pergi. Melihat kepergian Ranis, Vian yang hendak menghampiri Ranis hanya menghela nafas pelan sambil memperlambat langkahnya.

Sudahlah, aku langsung ke rumahnya saja. Begitu pikir Vian. Mengeluarkan motornya,menyalakan mesin dan langsung pergi kerumah Ranis. Segera ingin menyantap masakan bunda. Lidah Vian sudah kangen dimanjakan oleh masakan bunda. Menahan dua minggu untuk kembali merasakan masakan bunda tidaklah mudah. Membanyangkan menu sederhana bunda yang selalu nikmat dilidahnya saja membuat dia sudah hampir mengeluarkan air liurnya. Vian Menambah kecepatan agar dia segera sampai di rumah Ranis dan 15 menit kemudian akhirnya dia telah sampai.

Mendapati rumah Ranis yang tertutup rapat tidak seperti biasanya membuatnya memincingkan matanya.

Ya, biasanya pintu rumah Ranis hanya tertutup satu sisi saja,dan itu membuat Vian bisa keluar masuk dengan leluasa selama ini . Tapi kini Vian hanya bisa celingukan mengintip dari luar jendela. Berkali-kali berucap salam namun tidak ada yang menjawab.

Bunda kemana? Ranis juga bukannya tadi sudah pulang? Kok rumahnya sepi. Berbagai pertanyaan muncul  dibenaknya. Memilih untuk duduk sebentar dikursi yang memang sudah tersedia di teras depan. Vian ingin menunggu hingga bunda atau Ranis pulang.

Satu  jam, dua jam. Vian akhirnya Vian memilih untuk pulang lantaran panggilan teleponnya tidak dijawab dan juga chat yang dia kirim tidak satupun dibuka oleh Ranis. Vian menyatukan alisnya, wajahnya sudah sebal dibuatnya.

[ kemana sih? Chat diabaikan, pulang dari tadi tapi enggak ada dirumah?  Kelayapan kemana kamu? Kerumah Ammar lagi?]

[ aku pulang, ]

Ranis membaca pesan Vian yang lewat di notifikasi ponselnya tanpa membuka chat Vian. Ranis mengira jika Vian sudah bertemu dengan bunda.

Disini Ranis berada di sebuah cafe yang tidak terlalu ramai. Ini sudah tempat kesekian yang ia datangi, sebelumnya di dua tempat yang lain Ranis mendapat penolakan karena tidak memperkerjakan pelajar yang masih di bawah umur.

Ranis memang masih 16 tahun, baru beberapa bulan ke depan dia berusia 17 tahun.

" Selamat sore mbak." Sapa Ranis kepada pegawai yang berada dibalik meja kasir.

" Mau pesan apa?" Tanya mbak kasir tersebut.

Ranis tersenyum. " Mbak maaf, saya ingin cari kerja. Mungkin ada lowongan untuk kerja part time" Kata Ranis.

Sang pegawai kasir menelisik Ranis dari atas sampai bawah. " Maaf ya dek. Disini tidak buka pekerjaan part time " Ucap mbak kasir.

Ranis tersenyum mengerti dan hendak pamit namun di berhenti saat namanya di panggil oleh seseorang. " Ranis." Panggilnya.

Ranis menoleh kearah pintu masuk asal suara berasal, Ranis menarik kedua sudut bibirnya memberi senyum melihat temannya disana. " Ivana"

Ivana mendekat, " Tumbel loe nongkrong." Tanya Ivana.

" Gue kesini buat ngelamar kerja, tapi masih belum ada." Jujur Ranis.

" Kerja? Kenapa?"

" Gue ada masalah masalah keluarga. Eh! Tapi jangan bilang siapa-siapa ya. Takut kak Vian tau nanti." Mohon Ranis.

" Ya ampuun. . . Loe tu aneh, punya dekengan sekuat dekengan pusat malah disia-siain."

Ranis tersenyum mendengar ucapan Ivana.

" Eh, ini cafe punya kakak gue, nanti coba ngobrol sama dia barang kali dia mau ngasih loe kerjaan."

Mendengat ucapan Ivana membuat Ranis tersenyum bahagia. " Makasih banyak ya Van, loe baik banget." Ranis memeluk Ivana.

" Tapi Jangan seneng dulu, gue enggak janji. Soalnya kakak gue biasanya endak mau menerima anak di bawah umur." Ucap Ivana.

" Iya, sekali lagi makasih ya. loe udah mau usahain aja gue udah seneng, makasih banget." Ranis mengenggam tangan Ivana sebagai rasa syukurnya.

*

*

*

Cukup untuk hari ini, walau hasilnya tidak seratus persen memuaskan setidaknya masih ada sedikit harapan dari Ivana. Hari sudah petang sudah hampir magrib, melihat keadaan rumah dari luar. Lampu rumah masih masih belum menyala membuat Ranis seketika.

Buru - buru dia masuk kedalam rumah, menyalakan lampu rumah kemudian berlari ke kamar bunda. " Bundaa" Teriak Ranis mencari keberadaan bunda. Berlari kekamar bunda yang masih gelap gulita, Ranis meraba saklar listrik untuk menyala namun tetep tidak menemukan keberadaan bunda.

Ranis semakin panik kembali dia keluar, ke arah dapur menyalakan lampu di area sana dan baru kemudian dia menemukan bunda kembali tergeletak di depan kulkas.

" Bundaaaaa." Teriakan Ranis histeris, mengangkat tubuh bunda dipangkuannya. " Bunda bangun, hiks hiks." Ranis menangis sejadi - jadinya. Kemudian Ranis kembali meletakkan badan bunda di lantai, beranjak mengambil tasnya yang telah dia lempar tadi. Mencari ponsel dan mengubungin Citra. Lalu panggilan darurat untuk ambulance.

Citra langsung masuk kedalam rumah Ranis, dia juga langsung bergegas setelah mendapat telpon dari Ranis. Tak lama kemudian ambulance tiba.

Dirumah sakit yang sama bunda telah dipindahkan ke kamar rawat.  Citra mengusap lengan Ranis pelan dengan iba. " Sabar ya Ran, bunda loe pasti akan segera sadar dan baik-baik saja." Citra mencoba menenagkan sahabatnya itu.

" Ranis" Suara serak bunda membuat langsung menoleh dan menghampiri bunda mendekat. " Berjanjilah pada Bunda, jangan sampai menjual dirimu demi rumah sayang. Jangan pernah lakukan apa pun yang terjadi." Ucap bunda dengan berat.

" Bunda ngomong apa? Jangan bicara aneh-aneh."

" Pak de mu bilang dia akan menjualmu jika kita bersih keras mempertahankan rumah itu." Ranis tertegun, tega sekali pakde bicara seperti itu kepada bunda.

" Itu tidak akan terjadi bunda, percaya sama Ranis."

" Janji ya nak."

" Ranis berjanji demi bunda dan demi Ranis sendiri." Ranis menjeda ucapannya. " Sekarang bunda istirahat saja ya."  Ranis mengenggam tangan bunda dengan erat.

*

*

*

Pagi sekali Vian sudah berdiri didepan kelas Ranis menunggu gadis yang di cintainya datang, lantaran Vian sebal semua pesan dan panggilannya semalam tak ada satupun yanh di respon.

Kenapa dia? Apakah aku ada salah? Apa dia marah sama aku? Perasaan baru ketemu sehari kemaren. Memang rindu itu harus seimbang, harus dua orang yang merasakan, jika hanya aku seperti ini sungguh tersiksa.

Berbagai pikiran muncul di benak Vian, ingin marah tapi tidak kuasa. Vian menyenderkan badanya di tembok dengan memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana nya.

Pemandangan yang jarang di lihat oleh para siswi lainnya. Ketampanan Vian memang tidak ada duanya di sekolah. Semua mata dibuat kagum padanya.

Satu  per satu siswa datang, Vian sudah clingukan menunggu Ranis. Sampai akhirnya dia melihat Citra dari kejauhan.

Citra nampak cemas, bagaimana jika Vian bertanya tentang Ranis, lantaran hari ini Ranis ijin tidak masuk sekolah. Cirta menundukkan kepalanya, mengambil ponsel dan memainkannya. Mengfokuskan diri pada benda pipih itu, seolah dia tidak melihat kehadiran Vian.

Berjalan dengan cepat melewati Vian dan berhasil. Citra menghembuskan nafasnya karena Vian tidak bertanya kepadanya.

Vian memang tidak bertanya kepada Citra lantaran Vian tau, meski rumah mereka dekat tapi mereka jarang berangkat bersama.

Sampai sekolah mulai sepi saat jam sudah hampir menunjukkan waktu belajar mengajar akan segera di mulai. Baru Vian mengerutkan dahinya dan menautkan Alisnya.

" Dimana Dia?" Tanyanya pada diri sendiri. Lalu dia melihat kedalam kelas, menghampiri Citra. Sementara Citra sudah was - was. " Dimana Ranis?" Tanyanya langsung tanpa basa basi.

" Emm. . . Itu kak."

" Dimana?" Vian menuntut jawaban dari Citra.

" Ranis tidak masuk hari ini." Ucap Citra pelan, melihat Vian masih menunggu jawabannya Ranis sedikit ragu namun pada akhirnya dia jujur pada Vian." Semalam bundanya masuk rumah Sakit."

Mata Vian langsung melebar dibuatnya, dia kaget setengah mati." Rumah sakit mana?" Tanyanya tajam.

" Hadi Husada."

Tanpa banyak bicara lagi, Vian langsung berlari dan pergi kerumah sakit. " Kenapa tidak mengabari aku? Kalo dia tidak menganggapku paling tidak dia kan tau kalau bunda sudah aku anggap orang tua ku sendiri." Vian menggerutu marah dalam hati, kecewa karena Ranis tidak mengabarinya apa-apa.

*

*

*

TBC.

1
AraaAjaa
bagus BGT thor
AraaAjaa
langsung luluh Vian
AraaAjaa
syuka banget Thor, semangt
AraaAjaa
wkwkwkwk. . . sama kek aku kalo lagi mau ngunci mulut guru sebelum ngomel
AraaAjaa
semangat Ranis
AraaAjaa
tega banget Vian
AraaAjaa
semangat Ranis Citra menjalani masa mos
AraaAjaa
to the point banget/Drool/
AraaAjaa
teringat saat MOS . jamanku dulu disuruh kepang sesuai usia pada saat itu
AraaAjaa
mengingatkan aku pada dia/Frown/
eka aLendRa
selamat Pagii. . .

menurut kalian gimana dengan Ranis? apakah dia berlebihan ? atau malah Vian yang berlebihan kepada Ranis?
eka aLendRa
Hallo readers, apa kalian punya kenanagan yang sama dalam sulitnya mencari tanda tangan Osis?

berbagi cerita yuk.
eka aLendRa
Hay, Ada yang mau berbagi kisah tentang masa Orientasi kalian? kenangan apa yang bikin kalian ingat dan tidak akan lupa sampai sekarang. . .

selamat membaca.
eka aLendRa
Assallammualaikum, readers semua.
sampai saat ini kisah Ranis dan Vian masih adem-adem aja dari pembaca.

kisah mereka lagi proses kontrak,teman-teman. Minta dukungannya selalu ya. . .
Karunia Pangastuti: Hay Thor. aku syuka semangat
total 1 replies
eka aLendRa
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!