NovelToon NovelToon
ARASYA (Suami Pengganti Untuk Sahabatku)

ARASYA (Suami Pengganti Untuk Sahabatku)

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Teman lama bertemu kembali / suami ideal
Popularitas:81.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Arasya Allidra, pria tampan yang akrab dipanggil Rasya memiliki sebuah harapan ingin menikahi cinta pertamanya yang tak lain merupakan sahabat masa kecilnya jika sudah dewasa dan sukses nanti. Keduanya harus terpisah jauh saat keluarganya pindah ke luar negeri.
Rasya yang bertekad untuk meraih cita-citanya dengan belajar dan bekerja keras sampai sukses. Namun disaat tujuannya hampir tercapai sebuah undangan didapatkannya bahwa Qila akan menikah dengan pria lain

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26. Jatuh cinta

Dengan senyum yang terus terpancar di wajah tampannya Rasya mengusap lembut wajah Qila yang tertidur pulas di pelukannya. Tubuhnya yang sama-sama polos saling memeluk mencari kehangatan di bawah selimut tebal.

Dia masih teringat setiap detik bagaimana cinta mereka saling beradu.

Pada akhirnya apa yang diinginkan Rasya telah terwujud dan Qila tak menunjukkan penolakan sama sekali. Bisa dibilang semuanya berjalan lancar tanpa kendala meski beberapa kali Rasya sempat gagal. Itu wajar untuknya yang baru pertama kali.

Tak tahan melihat wajah cantik istrinya membuat Rasya menciuminya dengan gemas bertubi-tubi.

Qila yang semula tertidur pulas karena kelelahan pun perlahan mulai terjaga. Samar-samar dia membuka netranya dan mendapati Rasya sedang menciuminya.

"Mas.." Qila bergumam lirih.

"Eh, jadi kebangun. Maaf sayang." Rasya pun masih tak berhenti menciuminya.

Melihat tubuh mereka yang sama-sama polos membuat Qila menjadi malu dan wajahnya merona seketika. Teringat bagaimana malam panasnya telah terlewati dengan suaminya. Tak menyangka dia akhirnya benar-benar melakukan itu dengan Rasya.

"Cantik sekali istriku." Rasya terus memandang Qila dengan tatapan penuh cinta.

"Jangan dilihatin begitu Mas, aku malu." Qila menyembunyikan wajahnya di dada bidang Rasya.

"Kenapa malu, bukankah kita sudah sama-sama tahu?" Rasya justru ingin sekali menggoda Qila

Semakin merah lah wajah Qila. Dia pun memukul pelan dada Rasya membuat pria itu terkikik gemas.

"Makasih sayang, malam ini adalah yang terindah." Rasya mengecup lembut kening Qila.

"Aku juga terimakasih mas, sudah mau bersabar selama ini." Qila memandang suaminya dengan penuh kekaguman. Kagum akan sikap Rasya yang begitu sabar dan selalu memperlakukannya dengan baik.

Karena waktu yang hampir masuk subuh mereka pun berinisiatif untuk membersihkan diri dan bersuci. Qila yang hendak turun dari ranjangnya tiba-tiba memekik kesakitan karena merasakan nyeri di pusat intinya.

"Aakhh.." Qila meringis kesakitan sambil tangannya meremas selimut yang menutup tubuhnya.

"Kenapa sayang? sakit ya?" Rasya yang khawatir mencoba untuk memeriksa keadaan istrinya.

"Kenapa sakit sekali ya mas?" Qila merasa aneh karena baru kali ini merasakan nyeri yang cukup terasa.

"Maaf semalam aku terlalu bersemangat sayang."

Karena khawatir Rasya pun langsung menyibak selimutnya secara tiba-tiba dan memeriksa keadaan istrinya. Namun pandangannya seketika tertuju pada bercak merah yang ada di sprei tepat dibawah Qila.

"Kok ada noda da rah sayang?" Rasya menatapnya penasaran.

"Aku.. aku nggak tau mas. Tapi aku tidak sedang datang bulan." Qila pun ikut penasaran. Apalagi tak ada luka di bagian tubuhnya.

Rasya pun jadi teringat sesuatu apalagi semalam dia sempat kesulitan melakukan penyatuan.

"Emm sayang, boleh aku tanya sesuatu? tapi ini sedikit sensitif. Tolong jangan tersinggung ya?" Rasya pun menduga ada suatu hal yang belum dia tahu.

"Ada apa Mas?" Qila juga ikut penasaran.

"Apa saat kejadian itu, kamu juga merasakan sakit seperti ini?" maksudnya ini yang sakit." Rasya menunjuk area sensitif Qila.

Qila terdiam beberapa saat sambil mengingat sesuatu. Setelah itu barulah dia bercerita.

"Emm.. saat itu.. sepertinya aku tidak merasakan sakit seperti ini. Aku hanya merasakan sakit di kepala, punggung, lengan dan betisku karena waktu kejadian itu dia memukulku hingga tak sadarkan diri. Setelah bangun aku hanya merasakan itu dan pakaianku sudah terkoyak semua. Aku panik dan ketakutan sekali apalagi ada banyak bekas merah di tubuhku seperti ini." Qila menunjuk bekas merah hasil karya Rasya yang ada di dadanya.

"Jadi kamu tidak merasa sakit saat itu?" Rasya kembali meyakinkan.

"Tidak.." Qila masih menjawabnya dengan yakin.

Tiba-tiba Rasya langsung tersenyum lalu memeluk Qila dengan erat.

"Berarti benar dugaanku sayang, kamu masih suci. Dia mungkin menyentuh tubuhmu tapi tidak sampai merenggut kesucianmu. Kamu baru saja memberikan kesucianmu itu untukku, suamimu." Rasya menjelaskannya pada Qila.

Namun Qila sendiri masih merasa kaget bahkan dia sampai diam mematung memproses segala ucapan suaminya.

"Mas.. maksudnya aku... aku masih.. vir gin?" Qila mencoba menangkap segala ucapan Rasya dengan perasaan tak percaya.

"Ya.. ya sayang kamu masih vir gin. Kamu baru melepaskannya untukku semalam." Rasya mensejajarkan wajahnya dengan Qila.

Netra Qila langsung berkaca-kaca apalagi melihat suaminya yang tampak begitu bahagia. Dia terharu sekaligus lega. Sesuatu hal yang selama ini ditakutkan dan menjadi aib untuk dirinya ternyata tak terbukti sepenuhnya.

"Sekarang percaya kan, Allah masih sayang kamu, dan apa yang kamu takutkan tidak terbukti. Jangan pernah merasa minder ataupun berkecil hati karena kamu adalah wanita yang sanga mulia sayang." Rasya kembali memotivasi istrinya. Menguatkan dan memberikan pujian untuk membesarkan hatinya.

"Makasih sayang... makasih buat semuanya. Sekarang aku percaya kalau Allah mengirimkanmu untukku merupakan anugerah yang luar biasa. Mas aku sangat mencintaimu." Qila berucap sambil menitikkan air matanya.

Melihat sorot ketulusan Qila tentu membuat Rasya begitu bahagia sekaligus terharu apalagi untuk pertama kalinya Qila mengutarakan cinta padanya.

"Aku juga sangat mencintaimu, Qila ku."

****

Qila turun dari tangga dengan langkah yang sedikit aneh. Rasya yang melihatnya menjadi kasihan namun juga gemas. Sedari tadi dia tak bisa menahan senyumnya.

"Mas ih, jangan diketawain dong." Qila menegur Rasya dengan wajahnya yang memerah.

"Iya-iya maaf sayang, aku gendong aja ya daripada susah jalannya begitu." Rasya hendak mengangkat tubuh Qila namun secepatnya dia segera menolak.

"Jangan lah mas, malu nanti kalau ditanya yang lain masak jawabnya habis begituan." Qila mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah.. aku pegangi aja ya sayang, hati-hati." Rasya pun menuntun Qila menuruni tangga dengan pelan-pelan.

"Mas, kita udah kesiangan banget ini bangunnya aku malu kalau ditanya aneh-aneh." Qila merasa tak enak hati pasalnya dia biasanya paling rajin bangun pagi.

"Bilang aja kalau cuacanya dingin jadi kita keenakan tidur, mereka semua pasti juga memahami kok." Rasya tersenyum santai.

"Hmm.. ya Mas."

Sampai di bawah rupanya semua orang sudah berkumpul di ruang makan. Rasya dan Qila ang datang paling akhir.

"Selamat pagi semuanya." Qila bergabung di meja makan sambil tersenyum kikuk.

"Tumben kakak bangun siang, biasanya selalu paling awal." celetuk Zayn, sang adik.

"Emm.. iya, cuacanya dingin jadi males bangun." Qila menjawabnya canggung.

"Ya sudah, semua berkumpul mari kita sarapan." Papa Bagas segera memimpin doa sebelum mereka makan bersama.

Setelah berdoa mereka mengambil makanan ke dalam piring, seperti biasa Umma Nizma akan melayani suaminya begitupun Qila yang hendak mengambilkan makanan untuk Rasya. Namun buru-buru Rasya mencegahnya.

"Aku yang ambil saja sayang, kamu mau makan yang mana? Opor ya?" Rasya segera mengambil satu centong nasi berserta lauk ke dalam piring Qila, setelahnya dia baru mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

"Mas harusnya aku yang mengambilkan makanan buat kamu." Qila merasa tak enak hati.

"Nggak apa-apa, sama saja." Rasya tersenyum manis sambil mengusap lembut pipi Qila yang mulai merona.

Semua orang yang melihat perlakuan Rasya terhadap Qila merasa senang dan lega. Bahkan bisa dilihat pancaran kebahagiaan yang terlihat di wajah cantik itu.

Selesai sarapan Qila membantu Ummanya membereskan sisa makanan. Meskipun ada ART yang mengurus keperluan mereka di villa itu namun Umma Nizma tetap tak mau diam saja.

"Umma, sekali lagi maaf ya tadi aku bangun kesiangan gak bantu Umma." Ujar Qila sembari membereskan piring ke tempat cucian.

"Nggak apa-apa sayang? kamu nggak demam kan Rasya juga?" tanya Umma Nizma sembari memegang kening Qila.

"E-enggak Umma.. memangnya kenapa demam?" Qila penasaran sendiri dengan pertanyaan Umma nya.

"Bukannya semalam kalian kehujanan? Rasya bilang waktu dia buatkan teh hangat untuk kamu. Suami kamu itu perhatian sekali persis papa kamu." Umma Nizma tersenyum penuh arti. Wanita itu masih saja salah tingkah jika membahas tentang suaminya.

"Emm iya Umma, Mas Rasya memang baik banget. Dia selalu perhatian dan menyayangiku. Ternyata benar kata Umma jika Allah akan memberikan hikmah setelah semua musibah ini." Qila tersenyum sambil memandang Ummanya. Menunjukkan betapa dirinya kini telah bahagia.

"Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Karena terkadang yang kita inginkan belum tentu yang terbaik." ujar Umma Nizma.

"Umma.. apa saat Umma jatuh cinta dengan Papa jantung umma juga berdebar dengan kencang?" kini Qila kembali bertanya.

"Tentu saja, sampai sekarang saja jantung Umma sering berdebar kencang saat dekat dengan Papa kamu. Apalagi saat sedang berdua saja. Papa kamu selalu memperlakukan Umma dengan sangat romantis. Kamu juga merasakannya Qila?" kini Umma Nizma gantian menjawabnya.

"Iya Umma.. jantungku berdebar lebih kencang saat dekat dengan Mas Rasya, apalagi saat dia mencurahkan segala perhatiannya. Aku sudah jatuh cinta Umma.. ternyata seindah ini." Senyum indah itu terus terukir di wajah cantik Qila.

...****************...

HAPPY READING..

1
Winarti Winarti
mana up nya thor
Nani Nuraeni
biasa cewe masa lalu
secret
haduu smg ga jd duri yaa
Zahbid Inonk
wah hileud bakal merang ni mh
Nur Lizza
jgn jd pelakor y Dinar .Krn Rasya Uda baik menolong kamu
Lusi Hariyani
waduh kgn sampe ada konflik pelakor lg kak othor
༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻
semoga saja dinar gak ada niat untuk jadi orang ketiga/pelakor dan Rasya harus menceritakan semua pada qila kenapa dia gak jadi makan siang bersama.
Esther Lestari
hmmm jangan smpai Dinar menjadi bibit pelakor
Sri Winda
jangan ada pelakor thor🤭
༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻
kira² apa koment qila soal cireng hasil olahan rasya.. enak atau sebaliknya🤣🤭
Nur Lizza
lanjut
Baki Wahi
Lanjutkan
secret
harus extra sabar ngadepin bumil sya😁
Baki Wahi
Lanjutkan
༺ᵐʸ𝕬𝖓𝖌𝖌𝖎༻
APAAAA...???? QILA HAMIL.. 😱😱😱 Alhamdulillah.. pasti heboh deh tuhh calon kakek dan nenek 🤣🤣🤣
Baki Wahi
Lanjutkan
Winarti Winarti
lanjut thor
mana up nya thor
Nur Lizza
selamat y Ats ke hamil n Qila
Nur Lizza
ciee kayak ny Qila hamil
secret
debay ngerjain calon ayah nih, gamau deket2🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!