NovelToon NovelToon
PELAKOR TERHORMAT (Pembalasan Seorang Istri)

PELAKOR TERHORMAT (Pembalasan Seorang Istri)

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Romansa
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Shea dianggap sebagai istri tidak berguna, bahkan pembawa sial, hingga ditinggalkan oleh Delon demi wanita lain. Tanpa perceraian, Shea disingkirkan karena dianggap jelek dan memalukan keluarga. Namun, setelah dua tahun, Shea kembali sebagai model ternama dengan kekayaan melimpah.

Kehadiran Luis, paman angkatnya, membantu menyembuhkan luka masa lalunya. Luis begitu perhatian dan menjadikan Shea sebagai prioritas utamanya. Namun, perasaan rumit tumbuh di antara mereka.

Kini, Shea harus memilih antara masa lalunya yang pahit dan masa depan yang cerah dengan Luis. Di tengah pertarungan batin antara cinta dan keterikatan, Shea harus menemukan keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari keputusannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pagi Yang Cerah (REVISI)

Suasana pagi yang cerah menyambut Shea di dapur apartemennya. Cahaya matahari hangat memenuhi ruangan, menciptakan bayangan lembut. Udara segar dan harum bunga-bunga dari luar jendela. Shea menyanyikan lagu-lagu favorit sambil menyiapkan sarapan. Aroma kopi yang harum dan roti panggang baru matang mengisi ruangan.

Dia menyiapkan meja sarapan dengan penuh semangat, sambil menyelipkan pesan cinta kecil di setiap sudut. Setiap persiapan adalah ekspresi kebahagiaan yang mengalir dari hatinya. Shea duduk di meja makan, menunggu kedatangan Luis untuk sarapan bersama.

"Shea," suara dingin itu memecah keheningan pagi.

Suara itu mengalihkan perhatian Shea. Dia menoleh dan terpana melihat kehadiran Luis, yang gagah dalam kemeja hitam dan Vest V-Neck abu-abu.

Shea bangkit dan mencium bibir Luis dengan kasih. Meskipun terkejut, Luis merespons dengan hangat. Mereka saling merangkul erat, bibir tidak ingin berpisah. Luis mengakhiri ciuman dengan senyuman lembut, melihat Shea yang kehabisan napas.

"Paman, aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita. Eh, tunggu... Bagaimana sebaiknya aku memanggilmu?" tanya Shea bingung, memandang Luis yang juga menatapnya.

Shea tampak berpikir. "Bagaimana jika aku memanggilmu dengan nama saja? Tapi, itu kurang sopan karena karena bagaimanapun juga kau itu lebih tua beberapa tahun dariku. Tapi kalau aku memanggilmu Lu Ge, orang pasti berpikir kita terlibat hubungan terlarang. Kenapa jadi serba salah ya, menurutmu bagaimana?"

Luis tersenyum tipis, menatap Shea dengan penuh kelembutan. Dia menepuk kepala berhelaian coklat milik Shea dengan lembut. "Seperti biasanya saja. Agar tidak menimbulkan skandal, sebaiknya kita rahasiakan dulu hubungan kita untuk sementara," ucap Luis dengan bijaksana, mencoba menenangkan kegelisahan Shea.

Shea merespons dengan anggukan. "Begitu lebih baik," ucapnya sambil tersenyum lebar. "Ya, sudah, ayo sarapan," ajaknya sambil mengajak Luis untuk bersama-sama menuju meja makan.

...🌺🌺🌺...

PLAKKK...

Tamparan keras mendarat mulus di pipi Delon dengan mulus. Siapa lagi pelakunya jika bukan Vera. Dan tindakan Vera tentu saja membuat Delon terkejut dan marah."Vera, apa-apaan kau ini?" Bentak Delon Emosi.

Dengan wajah serius yang penuh kemarahan, Vera menatap Delon dengan tajam. Tamparan keras yang baru saja dia berikan masih membekas di pipi Delon, tapi ekspresi Vera tetap tegang. Dia menuntut penjelasan atas sesuatu yang baru saja ditemukannya.

"Bisakah kau menjelaskannya?" suaranya tajam, diiringi dengan lemparan puluhan lembar foto-foto yang diarahkannya ke arah Delon. Foto-foto tersebut memperlihatkan Delon bersama Shea, dan Delon sendiri tercengang melihatnya.

Delon terdiam, matanya meneliti setiap detail foto di lantai. Keringat dingin mulai mengucur di jidatnya. Dia sadar penemuan ini bisa mengguncang segalanya.

Vera menatap Delon dengan intens, mencari kebenaran. Ketegangan di antara mereka semakin terasa dengan setiap kata.

"Apa hubunganmu dengan wanita itu? Apa kau benar-benar sudah jatuh cinta pada, Victoria Jessica?" tanya Vera, dia menegaskan pertanyaannya, mencoba mengungkapkan semua kecurigaannya.

Namun, Delon tetap diam. Dia menolak memberikan penjelasan lebih lanjut pada Vera, ekspresinya terkesan dingin dan acuh. "Jangan mulai, Vera. Aku memang tak ada hubungan apa-apa dengan wanita itu. Kita bertemu secara kebetulan saja, jadi jangan bikin masalah," ucapnya datar, mencoba menghilangkan kecurigaan.

Tapi Vera tetap tak terima. Dia merasa dikhianati oleh suaminya. "BOHONG!!" teriak Vera emosi, suaranya bergema. "Kau pikir aku bisa ditipu begitu aja, Delon? Aku tidak sebodoh itu."

Delon tetap tenang meski diserang dengan kata-kata keras. "Percaya atau tidak terserah kau. Yang jelas, aku mengatakan yang sebenarnya," jawabnya mantap, menunjukkan ketegasannya.

Ketegangan semakin terasa. Mereka saling menatap, mencoba mencari celah satu sama lain. Ruangannya terasa mencekam, penuh dengan ketidakpastian dan kekhawatiran akan masa depan hubungan mereka.

Tanpa kata lagi, Delon bangkit dan pergi. Dia meninggalkan Vera yang masih marah dan kesal. Baginya, tak ada yang perlu dijelaskan lagi. Karena antara dia dan Shea, tak ada apa-apa.

"Delon, tunggu!!" teriak Vera, tapi Delon tak menghiraukannya. Dia tetap melangkah pergi.

🌺🌺🌺

Mobil Luis berhenti di depan studio tempat Shea akan melakukan pemotretan. Mereka saling menatap sejenak sebelum Shea keluar dari mobil mewah tersebut. "Paman, sepertinya pemotretannya berlangsung sampai malam. Kau tidak perlu menungguku untuk makan malam," ujar Shea.

Luis hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa. "Aku keluar dulu, sampai jumpa nanti malam." Ucapnya lalu mencium pipi kanan Luis sebelum turun dari mobil.

"Tunggu dulu, belum selesai," kata Luis tiba-tiba saat Shea hendak keluar dari mobil. Dia menahan tangan Shea dan mencium bibirnya dengan lembut sebelum melepaskannya. "Sekarang kau bisa pergi," katanya sambil tersenyum.

Shea tersenyum lebar. "Baiklah, aku keluar dulu." Dia membuka pintu mobil dengan ceria dan melangkah ke luar dengan semangat. Senyumnya masih terpancar saat dia menutup pintu mobil dan berjalan menuju studio untuk pemotretan.

"Dasar bocah." Luis menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat tingkah Shea yang seperti anak kecil. Menghidupkan kembali mobilnya, dalam hitungan detik mobil itu melesat pergi.

.

.

Sang fotografer, Thomas, mendekati Shea yang tengah bersiap-siap di ruangan pemotretan. Dengan senyum ramah, dia memberikan instruksi pada Shea.

"Bagus, Jessica. Sekarang, cobalah untuk melihat ke arah kamera dengan senyum manis, seperti sedang menatap calon pengantin. Ya, seperti itu. Tambah sedikit kelembutan di ekspresi wajahmu, itu bagus sekali," ujar Thomas, memberikan arahan pada Shea.

Shea mengikuti instruksi Thomas dengan cermat, berusaha menampilkan ekspresi yang sesuai dengan tema pemotretan. "Apakah posisi ini sudah tepat?" tanya Shea, memastikan apakah dia sudah berpose sesuai dengan arahan yang diinginkan.

"Ya, itu sangat bagus, Jess. Sekarang, cobalah untuk sedikit mengangkat gaunmu agar ujungnya terlihat di foto. Hebat, kau menguasainya dengan baik," puji Thomas, melihat hasil pose Shea dengan senang.

Shea tersenyum puas mendengar pujian dari David. "Terima kasih, Ge. Aku senang bisa bekerja sama denganmu dalam pemotretan ini," ucap Shea dengan ramah.

"Kembali, Jess. Kita akan mendapatkan foto-foto yang luar biasa untuk koleksi wedding dressmu," kata Thomas, memastikan semuanya berjalan lancar. Dengan kerjasama mereka, proses pemotretan berjalan dengan mulus, menghasilkan foto-foto yang memukau.

Dengan senyuman yang masih merekah di bibirnya, Shea melangkah dengan ringan menuju ruang ganti. Hari ini, jadwalnya memang sangat padat dengan beberapa pemotretan yang harus dijalani. Tetapi Shea tidak keberatan, karena dia sangat menikmati setiap momen di depan kamera. Baginya, itu adalah kesempatan untuk mengekspresikan diri dan menciptakan karya seni yang indah.

Dengan cepat, Shea mengganti pakaian dan mempersiapkan diri untuk pemotretan berikutnya. Dia merasa bersemangat dan siap untuk menghadapi tantangan baru yang menunggunya. Meskipun sibuk, dia tetap merasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan padanya untuk berada di dunia modeling ini.

...🌺🌺🌺...

...BERSAMBUNG...

1
Liana Simon
semangat trus berkarya, cerita yg baik
Siti Nadiyah
terima kasih untuk karya mu yg keren ini thor...semoga ada extra part'y😁✌️💜
Hafifah Hafifah
yg ada kamu yg bakalan hancur lw kamu sampai melukai shea
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mampus kalian keluarga lee
Ira Sulastri
Nah loh.... keluarga Lee sekalinya jatuh lsg ke dasar jurang, bisa bangun ga tuh 🤔🤭
Sumawita
wah keren shea balas dendam mu sungguh sangat lah terhormat
Hafifah Hafifah
wah ternyata mereka masih ingat ya ama menantu yg mereka dzolimi
Hafifah Hafifah
wah emang laki" g tau malu nih si delon belum juga resmi cerainya eh udah main lamar anak orang aja
Hafifah Hafifah
wah pasti bonyok tuh muka gara" ditampar
Siti Nadiyah
dih s Delon ga tau malu...
Siti Nadiyah
lawak kamu mah ver ver...ngaku2 nona besar d depan nona besar langsung
Ira Sulastri
Vera akhirnya kau tuai jg yg kau tanam selama ini, sekarang giliran Delon dan orang tua nya. Semoga tidak lama lagi ya😇
Hafifah Hafifah
wah g sabar deh nunggu kelanjutannya
Ellnara: Besok ya kakak
total 1 replies
Hafifah Hafifah
😁😁😁😁😁 mampus kau vera silahkan hubungi tuh paman dan kakek palsumu
Ellnara: 🤣🤣🤣🤣 Dia bodoh
total 1 replies
Hafifah Hafifah
😁😁😁😁😁 kan kamu emang nona palsu yg asli tuh ada dihadapanmu
Hafifah Hafifah
paman dan kakek palsu 😁😁😁mau"nya ya dikibulin ama si vera
Puspa Trimulyani
mampooosss kamu Vera!!!
Ellnara: Dia sebentar lagi hancur kok kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!