NovelToon NovelToon
I Just Want To Live An Ordinary Life

I Just Want To Live An Ordinary Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Cinta Murni / Masuk ke dalam novel
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eby Mey2

"Angeline" adalah nama yang bagus dan cantik. Namun, pemilik nama ini tidak hidup seperti namanya. Ia masih baru lulus SMA, hidup dengan keluarga harmonis dan cukup, mempunyai banyak teman (kurasa), tapi dia introvert. Cukup pendiam, suka baca novel dan komik, dan motto hidupnya adalah hidup dengan yang biasa-biasa saja, tidak berlebih dan mencolok.

Namun ada perubahan drastis dalam hidupnya yang santai-santai saja. Secara mendadak dia meninggal, gara-gara menyelamatkan anak kucing. Tapi cerita ini tidak sampai disitu, Angeline tiba-tiba membuka matanya dan melihat atap-atap yang asing menurutnya.

"Ha...?! "

"Dimana ini? "

"inikan bukan rumah sakit, dan baju ini kenapa kuno sekali, apa aku cosplay? "




PENASARAN CERITA SELANJUTNYA SEPERTI APA?
BURUAN BACA SELENGKAPNYA!!!
DAN JANGAN LUPA KLIK LIKE, SUBSCRIBE, BERI HADIAH, DAN JUGA VOTE YAAA...!!!
AGAR AUTHOR NYA MAKIN SEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD CHAPTER BARU!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eby Mey2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun aku terjebak di sana dalam kurun waktu yang sangat lama. Terdengar membosankan dan kesepian. Tapi tenang saja aku tidak sendiri, terkadang ada roh jahat lain yang masuk kedalam area hutan ini karena tertarik dengan aroma yang aku pancarkan sebagai pemilik tubuh Yin sebelumnya.

Tentu saja roh-roh itu tertarik untuk memangsa ku, bagi meraka aku yang sudah menjadi roh jahat seperti mereka adalah makanan favorit mereka yang bisa meningkatkan kekuatan mereka. Tapi tenang saja karena aku yang sudah beberapa kali lipat lebih dari mereka aku yang memangsa balik mereka dan aku bertambah kuat lagi. Mereka yang sudah masuk ke hutan itu, tidak bisa lagi keluar dengan mudahnya dan terkurung bersama ku.

Hal itu menjadi sehari-hari ku hingga kekutan ku melebihi roh-roh jahat lain yang setara dengan umur puluhan ribu tahun dari mereka padahal aku saat itu sudah mati sekitar 10.000 tahun yang lalu. "

Ling-Ling yang menghentikan ceritanya menoleh kearah Sima Annchi. Ia tersentak, terkejut apa yang ia lihat dari Sima Annchi. Sima Annchi saat ini sedang berderai air mata namun tidak ada suara yang muncul darinya, awalnya dia kira Sima Annchi terus saja terdiam karena tidak peduli dengan ceritanya dan hanya mendengarkan ocehannya saja.

"Huh? Kenapa kau menangis? Apa kah ada yang sakit? " Ling-Ling mencemaskan Sima Annchi dan terbang kearahnya.

Sima Annchi mengusap air matanya dan sesekali menghirup ingusnya. "Aku tidak apa, aku hanya terbawa perasaan. " Katanya.

Ling-Ling tertegun tak menyangka apa yang ia dengar, sudah berapa lama dia bercerita panjang lebar dengan seseorang yang masih hidup? Biasanya saat ia masih terkurung di sana keta bosan ia menceritakan keluh kesahnya kepada roh-roh lain dan mengajaknya bermain, namun roh-roh itu hanya ingin memakannya tidak ada yang peduli dengannya. Saat ini Ling-Ling merasa dadanya sedikit lega.

Ling-Ling tertawa kecil. "Hehehe...Nona, ternyata kau memiliki kekuatan emosional yang kuat sehingga mudah baperan. Apa lagi saat nona menangis seperti itu, kau terlihat sangat imut. "

Sima Annchi terdiam dan air matanya mulai berhenti mengalir. Dia teringat perkataan Guru Qiang sama dengan perkataan Ling-Ling yang bilang ia imut saat menangis. Bak semudah membalikkan telapak tangan ekspresinya berubah dengan sekejap. Tatapannya dingin dengan raut wajah datarnya menatap Ling-Ling yang masih cengengesan. Suasana hatinya berubah menjadi kesal karena teringat hal itu.

Sima Annchi kemudian menyuruh Ling-Ling untuk keluar dari rungan klinik ini dan kembali saja pada Guru Qiang. Lalu ia menutup kembali dirinya dengan selimut.

Tentu saja Ling-Ling terkejut akan hal itu dan kebingungan, "kenapa dia tiba-tiba berubah? Bukannya dia tadi menangis tersedu-sedu?Apa yang membuatnya jadi berubah? Apa aku menyinggungnya? Apa itu tadi air mata palsu? " Begitulah apa yang Ling-Ling pikirkan saat ini.

Ia berusaha untuk menghibur Sima Annchi kembali dan meminta maaf bila dia sudah menyinggung hatinya. Asalan Ling-Ling berusaha menghiburnya dan ingin tetap berada di sisi Sima Annchi karena takut diomeli oleh Guru Qiang yang menakutkan itu. Namun Sima Annchi tidak mempedulikannya dan membentaknya untuk pergi.

~Di tempat yang berbeda

Di hari yang sama, Guru Qiang saat ini sedang berada di sebuah ruangan kepala sekolah. Ia tengah duduk berdiam diri di sana dan tak lupa juga ditemani oleh sang kepala sekolah. Tapi ada yang aneh di suasana tempat ini, terlihat wajah kepala sekolah bercucuran dengan keringat dan tampak pucat, sementara Guru Qiang menatap tajam dia dan diam seribu bahasa. Hal ini tampaknya mengakibatkan suasana di tempat itu tampak mencekam.

Pak kepala sekolah itu menelan ludahnya sambil mengusap keringatnya. "Silahkan di minum tehnya! " Kata kepala sekolah dengan sopan memulai pembicaraan sambil tersenyum canggung.

"Ini sudah satu jam berlalu, kenapa dia masih tetap menatapku seperti itu dan diam saja tidak seperti biasanya? Apa ini soal kejadian kemarin lalu? " Pikir kepala sekolah dengan cemasnya.

Guru Qiang yang masih tidak mau mulai pembicaraan dengannya, memilih untuk mengambil secangkir teh yang ada di depannya dan menyeruput tehnya. Saat itu juga Guru Qiang mengerutkan keningnya, lalu menatap tajam lagi kepala sekolah itu. Satu kalimat yang membuat kepala sekolah merasa jengkel tapi takut, keluar melalui mulut Guru Qiang.

Dengan dingin Guru Qiang berkata, "Kenapa tehnya dingin? "

"Lalu kenapa kau tidak meminumnya satu jam yang lalu saat itu baru saja aku buat?! " Pak kepala sekolah itu ingin memukul kepalanya tapi tidak bisa karena terlalu takut.

Ia kemudian merubah raut wajahnya dengan senyuman yang memaksa. "Kalau begitu saya akan membuatkannya lagi dengan yang baru. Permisi sebentar... "

Pak kepala sekolah itu kemudian mengambil cangkir milik Guru Qiang dan meninggalkan Guru Qiang di sana. Tapi saat ia membalikkan badannya untuk pergi, ia tiba-tiba di panggil yang membuatnya terhenti dan tertegun.

"Hei, kau! "

Pak kepala sekolah membalikkan badannya menghadap Guru Qiang dan menjawabnya dengan senyuman ramahnya. "Hentikan senyuman munafik itu dan tidak usah membuat teh lagi! "

Dengan sekali kedipan mata, pak kepala sekolah itu merubah raut wajahnya dengan mode serius dan ia kemudian duduk di kursi tempat ia sebelumnya duduk. Sambil menelan ludah, ia menunggu Guru Qiang untuk bicara terlebih dahulu.

Guru Qiang menghela napasnya. "Sepertinya kau sudah tahu, kenapa aku ada di sini tanpa pemberitahuan dan mendadak ini. " Kata Guru Qiang sambil menopang kepalanya dengan tangannya.

Tiba-tiba sang kepala sekolah itu beranjak berdiri dan mendekati Guru Qiang lalu berlutut di depannya. "Mohon maafkan kelalaian ku Yang Mu- maksudku Guru Qiang. Aku tidak menyangka bahwa bisa jadi seperti ini. Padahal aku sudah menulusuri sendiri dengan seteliti mungkin, bahwa tidak ada beast satupun di area perburuan. Dan anda sudah tahu sendiri, beruang itu awalnya saat penyelidikan berlangsung adalah seekor beruang tua yang sedang sekarat namun setelah penelusuran selesai beruang itu tiba-tiba saja berevolusi menjadi binatang beast. "

Di wajah Guru Qiang tampak urat nadinya menonjol dan wajahnya memerah karena saking marahnya. Ia kemudian menarik merah baju kepala sekolah dan mengangkatnya dengan hanya satu tangan.

"Lalu kenapa kau tidak memeriksanya sekali lagi saat perburuan akan berlangsung. Jika kau melakukan itu, maka murid ku tidak akan terluka seperti itu dan sekarang lihat kan dia tengah berbaring di klinik akademi ini. Itu semua gara-gara kau! "

Nyali sang kepala sekolah semakin menciut. Ia kemudian menjawabnya dengan terbata-bata, "Ta-tapikan, murid anda baik-bain saja, dia hanya mengalami luka ringan, murid itu juga mengalami sakit demam karena musim salju ini. Dan lagian dia sudah terbiasa seperti itu. "

Cengkraman Guru Qiang semakin keras dan membuat Pak kepala sekolah itu susah bernafas. Ia kemudian mengancam pak kepala sekolah itu dan menuntut kompensasi kepadanya.

...~Bersambung~...

1
Alfatih Cell
lanjut Thor crazy Up....semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!