Pria Yang Hatinya Membeku Mencoba Untuk Bahagia.

Setelah sampai di depan apartemen axel salsabila memarkirkan mobilnya.

Axel mengambill dus yang paling besar itu cukup besar dan sangat sulit untuk di bawa seorang diri, jadi dia serta salsabila membawanya berdua. Lalu tersisa 4 dus dengan ukuran sedang. Nabila mebawa itu di tumpuk lalu membawanya perlahan-lahan.

Saat hendak sampai ke ruangan milik axel dia terkejut karena melihat ada beberapa dus didepan kamarnya.

Dia tidak ingat pernah memesan barang apapun.

“turunkan perlahan kak!”

“ok… 1 .. 2.. 3..”

Lalu mereka menurunkan box itu perlahan bersama.

Salsabila terlihat pegal lalu melakukan peregangan ringan.

“sungguh apa sih box yang paling besar ini!”

”apa kamu penasaran aira!”

“tentu saja..”

nabila juga meletakan barang bawaannya di atas dus yang paling besar.

Axel memandangi dus di depan apartemennya sebelum ia membuka pintu.

“ada apa xel ?”

karena axel hanya tidak membuka pintu akhirnya nabila bertanya.

“tidak.. hanya aku tidak ingat pernah memesan barang!”

Lalu ia mengambil kunci dari tasnya dan membuka pintu.

Setelah itu mereka membawa terlebih dahulu dus yang berukuran kecil. Lalu perlahan mengangkat kembali dus dengan ukuran yang paling besar.

Setelah meletakan itu di kamar milik axel terdengar suara orang memanggil namanya dari luar.

“Axel apa kamu sudah pulang ?”

“iya pak ada apa ya.”

Dirinya melihat ada petugas keamanan yang di kenalnya.

Petugas itu melihat 2 orang wanita di  belakang axel. Dia terdiam sesaat seolah terpesona dengan ke cantikan keduanya.

“kamu tau sore tadi ada keributan di sini!”

”Ya ?”

lalu petugas itu bercerita tentang amalia yang menunggu di depan kamarnya dari siang hari sampai sore. Ia menceritakan kronologi dengan detail lalu memberitahukan kalau dus-dus di depan ini adalah hadiah dari gadis itu untuk ulang tahunnya.

“Axel karena kamu sudah punya pacar yang cantik, jadi tidak baik maen dengan wanita lain tau!”

Petugas itu tau soal axel serta amalia, jadi dia berpikir kalau axel sekarang sedang mempermainkan perasaan amalia.

.

.

.

“Pak.. asal bapak tau yang menghianati axel itu wanita sialan itu!”

Dari belakang salsabila berbicara secara blak-blakan.

Petugas itu terdiam karena tidak percaya dengan perkataan wanita di depannya.

“tidak percaya ?”

“apa itu benar xel ?”

Petugas itu mengalihkan pandangannya ke axel.

“ya!”

”bohongkan ?”

Dia benar-benar tidak percaya karena tahu betapa axel menyukai gadis bernama amalia.

“apa bapak tau video pembullyan yang sedang viral ?”

“tentu semua orang sampai sekarang masih membicarakan itu tau!”

”Orang yang di bully di video itu aku!”

axel berbicara dengan cuek lalu berjalan mendekat.

“kalau bapak tidak percaya ya terserah.. mungkin orang lain juga tidak akan percaya!”

setelah mengatakan itu axel tidak berbicara lagi dengan petugas itu. Ia perlahan mendekat ke box yang di simpan di depan ruangannya lalu mengambilnya untuk di bawa ke dalam. Karena ia berpikir akan menggangu jalan jika terus di simpan di sana.

Salsabila tampak tidak puas ia ingin menampar petugas keamanan itu lalu di tenangkan oleh nabila.

Jika nabila tidak memeganginya dari belakang mungkin akan terjadi perkelahian.

Setelah membawa kotak masuk axel lalu menutup pintu, membiarkan petugas yang berdiam diri melihat kearah mereka.

*****

“sudah malam aku ingin pulang.. tapi aku sangat penasaran dengan hadiah yang di terima axel!”

”ya aku juga ingin melihatnya sendiri!”

Nabila dan salsabila berbicara bergiliran.

“apa aku boleh melihatnya di buka xel ?”

“boleh saja!”

”mau di buka sekarang ?”

”kalau gitu aku bantu ya!”

karena apartemennya terbilang cukup kecil. Jadi dus itu menumpuk dan terlihat cukup sempit.

Axel mengambil cutter lalu merobek dus yang paling besar. Ia menyisihkan dus lainya lalu meletakannya dia tas kasur.

Di dalam dus paling besar ada tas dan beberapa kotak lagi.

“ini laptopkan ?”

“ya!”

Nabila menyimpan tas di atas meja belajar axel.

“lihat di dalam nya ada headphone, mouse!”

Dia terkejut. Sama denganya axel reaksi mereka sama.

Axel membuka laptop itu lalu melihatnya. Itu adalah laptop gaming keluaran terbaru dari brand grape. Dia tahu itu karena ia sempat melihatnya di youtube.

‘laptop ini sangat berat.’

Layar laptop itu ada 2. layar utama lalu layar diatas keyboard sebagai tambahannya.

“oh axel lihat ada sertifikat di dalamnya!”

nabila membuka dus warna hitam yang berisi sertifikat.

“kalau kalian membeli brand mahal, atau barang limited edition pasti akan medapatkan yang seperti itu!”

salsabila yang sedang duduk di kasur memberi penjelasan.

Axel memeriksa laptop mouse dan headphone itu.

Nabila mengecek harga dari barang yang ada di depannya.

“Tunggu axel!”

mendengar teriakan nabila axel menatap kearahnya.

“ini box limited yang cuman ada sekitar 5000 unit saja tau!”

”betulkah ?”

“lihat.. lihat harganya lalu tidak semua orang bisa memiliki ini!”

nabila memperlihatkan layar handphonenya di sana tertera harga 170jt.

Itu adalah laptop keluaran terbaru dari grape yang sengaja di buat untuk para gamer dunia. Mereka juga hanya membuat 5000 unit untuk para pro player yang terpilih saja.

Di internet bahkan menambahkan kalau barang itu di jual lagi bisa lebih dari 200jt.

“tapi kalau laptop di jual lagi bukan harganya turun ya ?”

Axel dengan polos bertanya kearah nabila.

“entah lah.. haha’

Lalu mereka menyingkirkan dus paling besar dengan melipatnya agar tidak memakan tempat.

Axel serta nabila perlahan membuka sisanya.

Axel melihat benda-benda yang berada di mejanya kali ini, ada sebuah tablet lengkap dengan keyboard case serta pennya. Lalu ada smartphone fold, lalu earbuds.

dan yang terakhir adalan sebuah konsol handle gaming yang baru saja di luncurkan oleh grape inc.

“ini semua merek grape kan ?”

”…..”

Mendengar perkataan nabila axel menoleh kearah salsabila.

“kak!”

”ya.. kenapa xel ?”

salsabila menjawab.

“ini bukan paman yang beli kan ?”

“ya!”

di saat keduanya sedang berbicara nabila sedang mengotak ngatik handphone miliknya. Ia penasaran dengan total harga barang di depannya lalu mencoba untuk menghitungnya.

“Benar ?”

axel tidak percaya, apalagi setelah mendengar perkataan dari daniel sore ini. Mau tidak mau ia mencurigai kalau hadiah ini di berikan oleh masternya.

“Axel.. ini benar-benar bukan dari paman ataupun aku loh!”

”…..”

“hadiah ini di titipan oleh sponsor anonim itu !”

‘lalu kalau bukan paman siapa. Ini semua barang mahal. Bagaimana dia bisa membarikan barang seperti ini kepada orang yang bahkan belum pernah dia ajak bicara.’

Tentu semua orang akan kebingungan jika menjadi axel. Terlebih lagi axel yang tidak terbiasa mendapat sesuatu dari orang lain. Mau tidak mau ia berpikir negatif karena tiba-tiba mendapatkan barang mahal sekaligus.

‘apa yang orang itu inginkan dariku, dengan memberikan barang-barang yang bernilai ratusan juga ini!”

Salsabila dapat merasakan keraguan dari axel di depannya.

Ia perlahan bangkit dari kasur mendekat ke axel.

“axel ini semua di berikan darinya tulus, tanpa meminta apapun dari mu. Orang itu hanya ingin kamu bahagia seperti yang kamu tuju!”

Dia meletakan tanganya lalu mengelus kepala axel.

“sulit untuk di percaya ya ?”

“ya….”

”bagaimana kalau sekarang percaya dulu kepadaku?”

”tidak akan lagi kalian akan bertemu kok!”

Tatapan penuh dengan kasih sayang di arahkan kepada axel.

“karena aku juga ingin mempertemukanmu dengannya!”

Salsabila ingin cepat memberitahu axel kalau ternyata ia masih memiliki keluarga lain selain keluarga dari ibunya. Dia juga ingin bilang kalau orang-orang itu selama ini yang membatu axel, mereka sangat tulus.

Alasan mereka tidak mendatangi axel sekarang, karena mereka merasa sudah tidak memiliki hak lagi untuk mengurus axel, terutama kakeknya yang sangat malu karena telah mengusir anaknya sendiri.

‘ingin mempertemukan ya’

Axel sedikit curiga dengan perkataan salsabila. Dia juga tidak bodoh ia cepat menyadari kalau ada alasan kenapa mereka tidak dapat bertemu sekarang.

“baiklah!”

axel menghela nafas lalu mengambil konsol game di atas meja.

“Oh… liat ini axel!”

Lagi-lagi nabila memperlihatkan layar handphone miliknya. Ia telah selesai menghitung total semua dari barang yang ada di hadapan mereka sekarang.

“lihat kurang lebih 500jt tau!”

“ha…..”

”aku sangat iri kepada axel!”

”kalau kakak mau ambil satu!”

“benar ?”

mendengar perkataan axel, nabila dengan bodohnya terlihat senang.

“lagi pula mendapatkan barang mahal seperti ini sangat memberatkan kak!”

“kalau gitu..”

Salsabila menyipitkan matanya kepada gadis yang berada di hadapannya.

“Ukh,….”

“.…”

“maaf axel aku bercanda. Lagi pula ini semua hadiah ulang tahunmu kan..!”

“ya…”

”huhuhu…”

Tidak lama setelah itu ketiganya membereskan dus agar terlihat rapih.

Setelah selesai kedua gadis itu berpamitan untuk pulang karena waktu sudah menunjukan pukul 09.45.

“kami pulang ya xel!”

“sampe ketemu besok!”

“hati-hati di jalan kak!”

axel melambaikan tangannnya melihat kedua wanita itu berjalan menjauh darinya.

Lalu ia masuk kedalam rumah dan menutup pintu.

*****

Di dalam mobil hanya tersisa salsabila serta nabila.

Karena tidak ada axel kali ini keduanya hanya diam. Suasana di sekitar mereka terlihat sangat canggung.

Awalnya nabila ingin pulang sendiri tetapi salsabila menghentikan itu, mengatakan kalau sudah malam hari lebih baik di antar olehnya. Lalu ada yang ingin ia bicarakan berdua dengannya.

“jadi apa yang ingin kamu bicarakan sasa!”

Nabila berpikir kalau salsabila akan menyatakan perang kepadanya. Dia juga tahu kalau wanita di sampingnya tertarik kepada axel.

“kau tau-”

“.….”

”semua hadiah yang di terima axel kali ini diberikan oleh bibinya ?”

“ya ?”

Nabila yang terkejut menoleh ke samping.

“reaksiku juga sama sepertimu tau!”

“.….”

“aku juga terkejut saat mengetahui kalau axel memiliki bibi!”

“tapi kenapa kamu tidak mengatakan itu ke axel ?”

Salsabila menoleh sedikit ke samping.

“kenapa kamu malah memberitahukan itu ke aku ?”

Nabila terheran-heran, bukannya hal ini harusnya di beritahukan kepada axel, tetapi kenapa salsabila malah lebih memilih memberitahukan ini kepadanya. Melihat dari reaksi axel tapi ia benar-benar tidak mengetahui semua itu.

“karena aku merasa curang jika aku yang mengetahui itu sendirian!”

“ha?”

.

.

.

“pokoknya jangan beritahu axel dulu!”

Setelah mengatakan itu salsabila menceritakan bagaimana ia bertemu dengan bibi axel. Ia menceritakan dengan ringkas apa yang di kisahkan oleh chloe kepadanya.

Karena jika ia mencerita semuanya itu akan memakan waktu cukup lama.

“Gitu ya!”

”kurang lebih.”

”…..”

”pokoknya aira, jangan kasih tau axel dulu!”

”aku tau kok!”

”karena mereka juga utuh waktu!”

”ya!”

”lalu axel kondisi mental axel juga masih tidak stabil kan!”

Setelah pembicaraan itu suasana terasa semakin berat keduanya hanya diam sampai tiba di rumah tempat tinggal nabila