"Pergi kamu dari rumah" Usir Bianca, ibu tiri Sarah. Begitulah, Sarah terpaksa pergi dari rumah sendiri. Bukan hanya Bianca yang kejam, tetapi adik tiri Sarah pun selalu mengganggu hubungan percintaan Sarah dengan Rafi sang guru SMK di sekolah.
Di tengah perjalanan, Sarah bertemu dengan gadis tengil yang bernama Salma. Wajah Sarah dengan Salma mempunyai kemiripan 100 persen. Namun, jika Sarah wajahnya glowing, Salma berwajah kusam.
Rupanya, Salma pun kabur dari rumah lantaran menolak ketika dipaksa menikah dengan guru matematika yang bernama Haris. Salma lantas mempunyai ide gila, mengajak Sarah tukar tempat. Tukar tempat, itu artinya Sarah sudah siap menggantikan Salma menikah dengan Haris.
"Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cintaku Ditukar Siswi Kembar. Bab 26
Tok tok tok
Selesai menjemur pakaian, Sarah baru akan memulai memasak di dapur. Dia matikan kompor ketika ada yang mengetuk pintu. Seperti biasa sebelum membuka pintu, Sarah mengintai dari jendela lebih dulu.
Kardus besar telah bertengger di atas motor, dan diikat dengan Rafia. Tetapi hanya terlihat motornya, karena sang pemilik sudah berada di balik pintu.
"Assalamualaikum..." ucap Haris ketika pintu sudah di buka oleh Sarah.
"Waalaikumsallam..."
"Bagaimana kabar Ibu sama Abah Pak?" Tanya Sarah, kemudian menyandak kantong plastik yang diberikan Haris kepadanya.
"Ibu baik, beliau kirim salam buat kamu," Haris pun ke dapur hendak mengambil pisau guna memotong Rafia tanpa menyuruh Sarah, padahal Sarah pun hendak ke sana.
"Ini pasti titipan dari ibu kan Pak? Isinya apa Pak" Tanya Sarah menyejajari langkah Haris, menunjukkan kantong plastik.
"Buka saja," Jawab Haris, setelah menemukan pisau, Haris kembali ke depan. Meninggalkan Sarah yang tengah membuka kantong plastik.
Semur jengkol, tempe tahu, dan balado ikan asin tidak lupa acar timun dan wortel sudah tinggal makan. Setelah meletakkan ke piring, Sarah mengurungkan niatnya untuk memasak.
"Bapak beli apa lagi?" Sarah melihat Haris yang tengah menarik kardus besar ke dapur, lalu membantunya.
"Mesin cuci Sal, aku kasihan lihat kamu mencuci pakaian dengan tangan," jujur Haris.
"Cuma berdua mah ngapain juga... membeli mesin cuci Pak" Sesal Sarah. Toh, tinggal mengucek pakain ketika selesai mandi.
"Lagi pula bukannya tabungan Bapak sudah habis?" Sarah memastikan. Dia tahu saat Haris hendak ambil uang di ATM tempo hari, saldo nya kosong. Walaupun Haris tidak cerita kepadanya, Sarah saat itu berada di belakangnya. Ketika Sarah berniat membantu keuangan Haris, dengan tegas Haris menolak.
"Jangan khawatir Salma... aku dapat rezeki" Pungkas Haris. Hari minggu itu dia gunakan bukan untuk jalan-jalan, melainkan beres-beres rumah. Tidak ada bosanya Haris menjahili Sarah membuat gadis itu ngomel-ngomel.
Hingga siang hari mereka pun makan siang bersama. "Bapak doyan jengkol?" Tanya Sarah ketika memandangi Haris makan lauk semur jengkol dengan lahap.
"Apapun yang Ibu masak aku pasti makan termasuk jengkol" jujur Haris. Di balik ketampanan Haris, dia terlahir dari orang biasa tentu saja tidak pilih-pilih makanan.
"Kalau kamu tidak suka masakan ibu, nanti aku belikan nasi padang," Haris memandangi piring Sarah belum disentuh.
"Kata siapa nggak doyan?" Sarah pun akhirnya makan, walaupun bukan dengan jengkol. Sarah sebenarnya tidak menampik semua makanan. Tetapi sejak kecil dia belum pernah makan jengkol maka belum tahu rasanya seperti apa.
"Oh iya Sal, padahal besok aku ada undangan mewakili rapat guru, kalau bau jengkol bagaimana ini?" Kelakar Haris.
"Rapat guru di mana Pak?" Bukan masalah bau jengkol yang Sarah bahas.
"Di SMK Kartini," jawab Haris lalu mengusap mulut dengan tissue.
"SMK Kartini?" Sarah terlonjak kaget, hingga sendok yang dia pegang jatuh ke piring.
"Kenapa kamu kaget gitu?" Dahi Rafi mengeryit.
"Tidak apa-apa Pak," elak Sarah. Padahal Jantung Sarah maraton. Rapat di sana, berarti Haris akan bertemu dengan Salma. Oh ya Allah...
******************
Di tempat yang berbeda, Salma nekat menemui Rafi di apartemen untuk yang terakhir kali. Dia hanya ingin maaf dari Rafi. Apapun keputusan Rafi nanti, Salma akan terima, karena dirinya memang salah. Gadis itu pantang menyerah nyatanya sudah ditolak beberapa kali masih datang kembali.
"Maaf Salma, saya tidak bisa menerima cinta kamu. Sekarang katakan di mana Sarah?" Tanya Rafi berdiri membelakangi Salma.
"Mas... maaf, aku memang salah. Jujur, aku sangat mencintaimu. Tetapi aku tidak akan memaksa hatimu untuk mencintai aku,"
"Sekarang katakan di mana Sarah Salma?" Rafi tidak menanggapi ucapan Salma yang sudah merendahkan dirinya mengungkapkan perasaan dan minta maaf. Tetapi justru membentak.
"Kamu tega Mas Rafi, aku kira kamu berbeda dengan pria lain. Tetapi ternyata sama saja seperti orang-orang terdekat aku yang semuanya menganggap aku musuh" Air mata Salma merembes, cepat-cepat dia hapus dengan satu tangan.
"Jika kamu ingin tahu, saat ini Sarah sudah menggantikan aku menikah dengan pria yang akan di jodohkan denganku," jujur Salma.
"Apa?! Kelewatan kamu Salma!" Bentak Rafi balik badan, melempar tatapan sinis ke arah Salma.
"Sekarang marahi aku sepuasnya Mas! Jika perlu gunakan gunting ini untuk membunuhku!" Salma ambil gunting di atas meja lalu memberikan kepada Rafi. Tetapi Rafi menepis gunting di tangan Salma hinggal terpental ke lantai.
"Hahaha... aku memang bodoh! Saking bodohnya sampai berani mencintai pria yang sudah tidak mungkin bisa berpaling dari gadis cantik seperti Sarah," Salma tertawa, kemudian berganti dengan tangis sedih.
"Sekali lagi aku minta maaf, atas waktumu yang terbuang percuma hanya untuk mengajari wanita yang tidak berguna sepertiku," Salma mengakhiri ucapannya, kemudian pergi dari apartemen. Sepanjang jalan Salma menangis, meratapi nasib.
*****************
Pagi harinya di SMK Kartini, satu persatu perwakilan guru SMK yang berasal dari tiap-tiap sekolah pun sudah hadir.
"Selamat pagi..." Sapa pria yang baru saja tiba setelah parkir melewati koridor sekolah.
"Selamat pagi? Ini Pak Haris bukan?" Tanya guru pria yang mengajar di sekolah tersebut. Lalu mengajaknya berjalan menuju aula sekolah.
...~Bersambung~...
terimakasih kembali author
ditunggu karya selanjutnya
iklan mendarat y kak