NovelToon NovelToon
Happy Ending

Happy Ending

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Kantor / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Dendam Kesumat
Popularitas:38.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Charlie percaya adiknya mati bukan karena bunuh diri. Tetapi, seseorang berada di belakangnya. Setelah Charlie masuk dalam lingkup kehidupan sang adik, Charlie jadi tahu ternyata pelaku tak hanya satu orang tetapi beberapa orang yang terlibat, termasuk Bos dan juga ketua mafia yang beroperasi pada bagian bisnis ilegal.

Charlie berjanji siapapun yang terlibat pada kasus kematian sang adik, Charlie akan memberikan hukuman yang setimpal untuk pelaku.

Penasaran? Yuk, simak kisahnya di Happy Ending!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Happy Ending- 26

Rifki menyetir mobil dengan hati-hati, sementara Juwita duduk di sebelahnya, tampak gelisah. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya, tangannya yang mencengkeram bingkai jendela mobil tampak bergetar. Rifki menyadari ketidaknyamanan Juwita dan menyeringai sinis, namun fokusnya kembali pada jalan di depan.

Tiba-tiba, mobil mereka mendadak mogok saat mereka baru saja keluar dari villa dan belum jauh dari pintu masuk. Seolah tak ada kehidupan di sekitar, pemandangan di kiri dan kanan jalan hanya terlihat pepohonan dan hutan yang lebat. Rifki memarkir mobil di pinggir jalan dan meminta ijin pada Juwita untuk turun dan memeriksa kondisi mobil.

Juwita hanya mengangguk lemah dan menunggu di dalam mobil dengan suasana hati yang kacau. Rifki segera keluar dari mobil dan membuka kap mesin, mencoba mencari tahu apa yang salah.

Sementara itu, di dalam mobil, Juwita mulai merasa cemas yang semakin menjadi. Udara di sekitar mereka terasa lebih dingin dari sebelumnya, membuat bulu kuduk Juwita merinding.

Mata Juwita mengawasi Rifki yang tengah memeriksa mobil, seolah mencari kepastian bahwa mereka akan segera bisa melanjutkan perjalanan. Namun, ketegangan dalam hatinya semakin menjadi, terlebih saat angin berbisik meniup daun-daun pohon, menciptakan suara yang seram.

Dalam ketakutan dan kegelisahannya, Juwita merapal doa dalam hati, berharap mereka segera bisa melanjutkan perjalanan dan meninggalkan tempat yang mengerikan ini. Sementara itu, Rifki masih sibuk dengan mobil, berusaha sekuat tenaga untuk memperbaikinya agar mereka bisa segera kembali ke jalan.

Juwita ingin mengirim pesan kepada Nico. Tetapi, dia sadar handphone nya sata ini berada di kamar villa. Karena, ketika Juwita turun dan bergabung dengan yang lain handphone nya kehabisan baterai. Tiba-tiba Rifki meminta Juwita untuk turun dari mobil. Meminta wanita itu untuk melihat kondisi mobil, Rifki beralasan dia tidak bisa memperbaikinya.

Rifki berdiri di samping mobil mereka yang sedang mogok, sambil memperhatikan Juwita yang cemas memeriksa mesin mobil. Tampak di wajahnya rasa penasaran dan kebingungan, namun Rifki justru terlihat menikmati situasi ini. Sesekali ia menyeringai, membuat Juwita sadar bahwa mungkin Rifki sedang mengerjainya.

 "Kenapa kamu tersenyum seperti itu?" tanya Juwita sambil menatap Rifki dengan perasaan cemas. Rifki melirik ke arahnya.

 "Oh, tidak ada. Aku hanya menikmati pemandangan di sini." Juwita menggigit bibirnya, merasa tidak nyaman dengan perhatian Rifki. Selama ini, ia telah mengetahui bahwa Rifki bukanlah pria biasa yang tampak culun dan baik hati.

Rifki adalah anggota organisasi dunia gelap milik mafia yang mengedarkan obat terlarang. Dan kini, Juwita merasa terjebak dalam permainan yang diatur oleh Rifki. Mata Rifki menyala penuh makna saat melihat ekspresi cemas Juwita.

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu. Kecuali, kamu tidak akan membongkar rahasia ku ini," ucapnya dengan nada mengancam. Jantung Juwita berdegup kencang, dia berusaha untuk tetap tenang meskipun sebenarnya ingin melarikan diri dari sana.

 Namun, dia sadar bahwa melarikan diri bukanlah pilihan yang baik. Ia harus menemukan cara untuk menghadapi Rifki dan organisasi mafia yang kini mengancam hidupnya. Dalam ketakutan dan keputusasaan, Juwita mencoba untuk menenangkan diri.

Dia berusaha keras untuk mencari jalan keluar dari situasi yang semakin menegangkan ini. Sementara itu, Rifki terus memperhatikan setiap gerak-gerik Juwita dengan senyum misterius di bibirnya, seolah-olah menikmati rasa takut yang menyelimuti wanita itu. Semakin lama, Rifki semakin dekat dengan tempat Juwita berdiri. Wanita itu semakin ketakutan melihat raut wajah Rifki yang asli.

"Kalian semua munafik!" pekik Rifki, suaranya menggelegar di tengah hutan itu. Juwita terkejut saat mendengar teriakan Rifki dan semakin membuatnya takut.

See you....!

1
Herlina Lina
seru nih lanjut thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!