"jadi, bagaimana keputusan mu?
dengan siapa kamu akan menikah?
jika kamu tidak mau menikah dengannya, silahkan keluar dari rumah!"
cerca Nurmala Hartawan wanita berusia lima puluh tahun itu kepada Audia Aurora gadis berusia dua tiga tahun itu, tanpa berbelit-belit setelah dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Audia dengan adiknya Sinta.
Beberapa saat lalu setelah Audia bertemu dengan Lukky Hartawan dan Firman Hartawan, dua saudara berbeda penampilan dan karakter yang sama-sama sedang mencari calon istri.
Lukky yang berambut panjang dan penampilan layaknya anak pang, dengan tubuh dipenuhi tato dan bermacam asesorisnya, seperti kalung rantai anjing, telinga beranting dan lidah bertindik, padahal usianya sudah tiga puluh lima tahun tapi terlihat masih labil dan nakal, membuat Audia ilfil dan segera mencoretnya dari daftar calon suami saat mereka bertemu.
Audia bahkan lebih tertarik pada Firman yang terlihat sopan dan berpenampilan rapi seperti pria dewasa baik-baik pada umumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Kotto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan cinta biasa 26
Audia. "sudah dok"
Jawab Audia dengan wajah sedikit menunduk, untuk menyembunyikan air matanya yang mulai kembali mengalir tanpa bisa ia tahan.
"Kalau gitu apakah ibu bawa tespek nya? biar saya lihat hasilnya."
Tanya dokter itu lagi sambil melihat kearah Audia.
Audia. "bawa dok"
Jawab Audia dengan mengangkat wajahnya sedikit, lalu memasukkan tangannya kedalam saku Long dress-nya. Dan kemudian mengeluarkan benda pipih itu dari sana, lalu menyerahkannya kepada dokter tersebut.
Benda pipih itu memang sudah sejak tadi Audia simpan disana, karena tadinya ia ingin menunjukkan kepada Lukky. Namun tidak jadi.
"Hasil dari tespek ini dan hasil dari pemeriksaan saya sama, bahwa ibu sedang hamil. Dan sepertinya sudah masuk lima minggu, jadi untuk menjaga dari hal yang tidak diinginkan! Saya akan memberikan obat untuk penguat kandungan, vitamin, obat untuk mengurangi mual dan pusing dan juga asam folat, tolong diminum dengan teratur ya, dan ibu juga tidak boleh banyak pikiran apalagi sampai stres. Ibu juga harus makan, meskipun mual dan jangan sampai tidak makan ya!"
Ujar dokter itu memberi saran dan nasehat kepada Audia, yang terlihat dari wajahnya seperti sedang banyak masalah, ditambah lagi tubuh Audia sedikit lebih kurusan, dan Audia hanya menjawab dengan anggukan kepala.
"Baiklah kalau gitu silahkan tebus obatnya didepan ya pak"
Ujar dokter itu lagi kali ini berbicara kepada Lukky.
Lukky. "iya terima kasih dok"
Jawab Lukky berterimakasih dengan ramah pada dokter tersebut, lalu memegang tangan Audia dan mengajaknya keluar. Audia pun mengikuti Lukky tanpa sedikitpun membantah, ia bahkan juga tidak berani melihat wajah Lukky untuk terlalu lama.
Karena wajah Lukky terlihat sangat muram, seperti sedang banyak memendam amarah, oleh sebab itu Audia tidak berani menatapnya dan lebih banyak memilih diam. Mereka keluar dari klinik setelah menebus obat, dan setelah sampai diluar Lukky kembali menyuruh Audia naik ke motor nya.
Ia kembali membawa Audia melewati jalan besar, untuk menuju kerumah Nurmala. Namun baru lima menit kembali berkendara, Audia kembali meminta Lukky untuk menghentikan motornya, karena ia kembali merasa mual.
Audia. "kak, tolong berhenti sebentar"
Ujar Audia dengan bibir dirapatkan dan sebelah tangan berusaha menutupi mulutnya.
Lalu, Huek, huek, huek, huek. Audia menutup mulutnya dengan tangan kirinya, agar muntahnya tidak keluar dan mengenai baju Lukky. Ia bahkan langsung lompat turun dengan ceroboh begitu Lukky menghentikan motornya, dan hampir jatuh.
Huek, huek, huek, huek! Namun Audia tidak peduli akan hal itu, ia bahkan langsung jongkok dan muntah-muntah didekat Lukky menghentikan motornya, tangannya terus memegangi perut dan juga keningnya yang mulai terasa pusing.
Audia bahkan merasa seperti tidak sanggup lagi untuk berdiri, setelah ia selesai muntah. Namun ia mencoba untuk memaksakan diri, alhasil tubuhnya pun sempoyongan dan nyaris hampir jatuh, jika saja Lukky tidak segera memegangnya.
Lukky. "hati-hati"
Ujar Lukky sambil memegang tangan dan pinggang Audia, agar Audia tidak jatuh. Lalu membantu Audia naik ke motornya.
Lukky. "pegang kakak yang kuat!"
Seru Lukky pada Audia, setelah memastikan bahwa Audia sudah naik. Audia tak menjawab, namun tangannya langsung memegang pinggang Lukky dengan kuat.
Lukky kembali mengendarai motornya, namun kali ini dengan kecepatan yang lambat. Karena ia dapat merasakan tubuh Audia yang sejak tadi menggigil karena kedinginan, ia tidak mau hembusan angin yang dihasilkan dari kendaraan yang melaju cepat membuat Audia semakin menggigil, karena itu ia mengurangi kecepatannya.
Dan menghentikan motornya didepan sebuah restoran, yang menjual khusus sop daging dan soto daging saja.
Lukky. "kita makan dulu?!"
Ujar Lukky begitu turun dari motor dan membuka helem Audia, lalu memegang tangan Audia yang terasa dingin bagaikan es itu, dan mengajaknya masuk ke restoran.
Lukky. "bang, minta sop daging sapinya satu pakai nasi, dan teh hangatnya dua."
Ujar Lukky menyebutkan pesanannya begitu ia dan Audia duduk. Dan tak berapa lama pesanannya pun datang.
"Ini bang pesanannya."
Ujar laki-laki yang berkerja di restoran tersebut, sambil meletakkan pesanan Lukky diatas meja
Lukky. "terimakasih bang"
Ucap Lukky pada pelayan tersebut dengan sopan.
"Iya sama-sama"
Jawab pelayanan itu sambil meninggalkan meja Lukky dan Audia.
Lukky. "makan dulu ya!"
Ujar Lukky menyuruh Audia untuk makan sambil mengambil sendok dan garpu, lalu meletakkannya di mangkuk sop dihadapan Audia.
Audia. "tapi Audia nggak lapar"
Tolak Audia dengan suara parau, sambil menyembunyikan tangannya dibalik jilbab, karena ia merasa kedinginan.
Lukky. "Audia, kakak mohon jangan keras kepala lagi! Ayo sekarang makan, kakak tahu kamu pasti sangat lapar. Perutmu pasti sudah kosong karena muntah berkali-kali tadi!."
Ujar Lukky memerintahkan Audia agar makan, tanpa ingin dibantah lagi.
Audia. "Audia nggak keras kepala kak, hiks, hiks....."
Jawab Audia tidak terima, sambil berusaha Menahan tangisnya, dan mengelap air matanya dengan ujung jilbabnya, lalu kembali melanjutkan perkataannya.
"Audia hanya nggak lapar. Lagi pula bagaimana bisa Audia makan?! kalau dalam beberapa menit lagi Audia akan segera menjadi janda!"
Ujar Audia menyelesaikan perkataannya dengan suara berbisik, karena tak ingin ada yang mendengarnya selain Lukky.
Lukky. "siapa yang bilang?! Meski pun kakak mengantarkan mu kerumah ibumu, saat kakak akan pulang kakak pasti juga akan membawamu pulang bersama kakak. Apalagi sekarang setelah kakak tahu, istri kakak sedang hamil!"
Ujar Lukky sambil berpindah tempat duduk, menjadi disebelah Audia. Sementara Audia hanya diam mencerna setiap perkataan Lukky, lalu setelah Audia mengerti ia pun tak kuasa menahan air mata bahagianya, karena ternyata Lukky tak jadi menceraikannya.
Lukky. "jadi sekarang makan dulu ya! Setelah selesai makan, baru kita pulang kerumah kita."
Ujar Lukky lembut sambil mengelus kepala Audia, lalu menghapus air mata Audia dan kemudian menyuapi Audia.
Audia pun membuka mulutnya tanpa sedikitpun penolakan, ia melahap setiap suapan yang diberikan Lukky kepadanya, hingga piring yang berisi nasi dan mangkuk yang berisi sop pun bersih tak bersisa, karena habis dimakan Audia.
kok part nya
Audy Kaya mimpi..