Senja Anjani, seorang gadis muda yang harus menjalani kehidupan penuh luka, air mata, serta cobaan hidup tidak ada habisnya.
di umurnya yang belum genap 22 tahun, ia kehilangan kesuciannya, di renggut secara paksa oleh Sagara Rahardian, yang tidak lain adalah kekasihnya.
Akibat kejadian satu malam, banyak kesalahpahaman terjadi pada perjalanan hidup mereka.
Benci dan cinta saling berebut untuk menguasai mereka.
"Sampai ragaku tak lagi bernyawa,
kebencian ku kepada mu akan tetap membara" (Senja)
Ayo...ikuti kisahnya 😍
*** hai Semuanya, mohon dukungannya ya, mohon kritik, serta sarannya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nay'ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesabaran Sagara
*** Selamat datang 🤗
Happy reading 😍
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Secara perlahan Sagara melihat Senja membuka matanya, ia segera mengambil sedikit jarak, agar sang istri tidak mengetahui kelakuannya yang sudah menghujani wajahnya dengan ciuman mesra.
Sampai sekarang Senja belum bisa membuka hatinya, perlakuannya kepada Sagara juga terbilang cukup ketus, jika pengantin baru selalu ingin berduaan serta memadu kasih, hal tersebut tidak berlaku untuk mereka.
Senja selalu menghindari berinteraksi dengan sang suami, ia lebih menyibukkan diri mengurus si kembar, ataupun bercengkrama dengan mama Nita dan Bintang. belum sekalipun Senja melakukan tugasnya sebagai seorang istri, melayani serta memperhatikan kebutuhan sang suami.
Jika di tanya apakah Sagara marah, jawabannya adalah tidak, ia sama sekali tidak marah apalagi menyalahkan atas perlakuan dingin yang diterima nya dari sang istri.
Sagara akan sabar menunggu sampai Senja kembali hangat seperti dulu, jika hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama, Sagara akan tetap setia menantinya, sembari terus berusaha mengambil hati kesayangannya itu.
Sebenarnya Sagara sekarang merasa sangat letih, baik secara fisik maupun mental, sudah seminggu ia tidak dapat tidur dengan nyenyak, jadwal makannya juga berantakan, fokus nya hanya satu, menghancurkan tanpa sisa kerajaan bisnis keluarga Handoko.
Sagara sengaja memiskinkan Tuan Handoko terlebih dahulu, setelah itu baru ia membalas semua kejahatan mantan istrinya. jika ia lebih dulu menyerang Anyelir, maka hal itu tidaklah efektif, karena ada nama besar Handoko yang akan menjadi pelindung nomor satunya Anyelir. jadi Sagara mengambil jalan sedikit lebih lama, namun pasti mencapai tujuannya.
Menjatuhkan bisnis keluarga Handoko tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, apalagi perusahaan turun-temurun itu sudah mengakar kuat, di tambah betapa licik nya Tuan Handoko selama ini, sehingga memerlukan strategi yang jitu.
Maka dari itu Sagara benar-benar merasa sangat lelah, sebenarnya ingin sekali ia mendapatkan sedikit saja perhatian dari Senja, namun apa mau di kata, sang istri belum juga bisa berdamai dengan masa lalu yang begitu pahit.
"Jam berapa ini?" Senja bertanya kepada Sagara yang sedari tadi terlihat asyik melamun.
"Hmm, ya sayang, sekarang sudah mau masuk waktu maghrib!"
"Kenapa kamu, tidak membangunkan ku, sedari tadi?" Senja bangkit dari pembaringan, lalu dengan cepat ia berjalan keluar dari kamar,
Sagara mengikuti nya dari belakang, "Malam ini kita akan menginap di sini!" beritahu Sagara, ketika melihat Senja bersiap untuk keluar dari apartemennya.
"Aku tidak mau, anak-anak pasti akan rewel nanti, jika tidak ada aku didekat mereka!" Senja membawa nama anak mereka sebagai alibi, alasan utamanya tentu saja tidak mau jika hanya berduaan saja dengan Sagara.
"Aku sudah mengabari mereka, kalau malam ini kita tidak pulang, dan mereka dapat menerimanya dengan baik!"
"Baiklah, kalau kamu tidak mau pulang, tidak mengapa, biar aku yang pulang sendirian!" sahut Senja dengan ketus.
Heu-heums, "Iya kita pulang, tetapi sebelum pulang, makan lah dulu, aku sudah masak menu sederhana. dari tadi siang kamu belum makan kan? di tambah saat ini kamu juga sedang datang bulan, pasti perutmu sudah meronta kelaparan." Sagara menarik tangan Senja menuju meja makan. ia memilih mengalah daripada memperburuk keadaan.
Senja sama sekali tidak terkejut, tentang Sagara yang mengetahui ia sedang menstruasi, dulu semasa mereka menjadi sepasang kekasih, Sagara hapal betul kapan jadwal tamu bulanannya datang. Sagara juga yang selalu memberikan vitamin dan jamu, agar kram dan sakit perut Senja berkurang.
Mereka makan dalam diam, sama sekali tidak ada obrolan, setelah selesai Sagara mengambil piring kosong milik Senja, lalu mencucinya. ketika Senja hendak membantu membersihkan meja makan...
"Sayang, kamu cukup duduk saja, biar aku yang membereskan semuanya, tunggulah di ruang tamu, sebentar lagi kita bersiap untuk pulang!" ujar Sagara dengan lembut. dari dulu Sagara memang sangat memanjakan Senja.
Senja memilih meninggalkan Sagara seorang diri, membereskan meja makan serta peralatan makan yang mereka gunakan tadi.
Senja duduk di sofa ruang tamu, menghidupkan televisi, memilih secara acak siarannya, benar raganya berada di sini, tetapi pikirannya sedang berkelana.
Melihat Sagara yang begitu gigih dalam menggapai cinta serta perhatiannya, entah mengapa sedikitpun Senja tidak tersentuh. hatinya benar-benar beku.
Bayang-bayang masa kelam masih terus menghantuinya, kebenciannya kepada sang suami masih begitu besar. tak jarang Senja berucap ketus kepada Sagara, sering Senja menyakiti hati Ayah dari anaknya itu, tidak mempedulikan segala kebutuhan serta kesibukan Sagara.
"Sedang melihat acara apa, Sayang?" bisik Sagara membuyarkan lamunan sang istri, sembari memeluk Senja dari samping, mengecup sayang pelipis wanita kesayangannya.
"He-hh" Senja terkejut mendapatkan perlakuan yang begitu tiba-tiba dari Sagara. Apalagi saat ini tangan kekar Sagara memeluk erat tubuhnya.
...****************...
"Sekarang terserah kau, mau berbuat apa, Anye! silahkan jika dirimu ingin menyebarkan aib ku." Wina menatap garang Anyelir, setelah tahu jika keluarga Handoko sudah bangkrut, ia sudah tidak memiliki rasa takut terhadap Anyelir.
Plak,,, "Wah, ternyata sekarang kacung ku sudah berani melawan!" Anyelir tersenyum sinis menatap pipi merah Wina, yang terdapat stempel jari lentiknya.
"Sadar dirilah kau, Anye, jalang seperti mu memang tidak pantas di kasihani! jangan harap aku mau melakukan hal bodoh lagi untuk mu!" sebelum Wina meninggalkan restauran, ia meraih gelas berisi jus buah naga, lalu menyiramkan ke tubuh Anyelir.
"Win-na!" Anyelir tidak dapat membendung emosinya, gaun berwarna pink muda yang ia kenakan, kini basah di bagian dada serta perutnya, untung saja mereka menempati ruang VIP, jadi pertengkaran tadi tidak bisa di saksikan publik.
"Sial, Sial, sekali jalang tetap jalang!" rutuk Anyelir sembari memukul setir mobilnya, harapannya pupus sudah, niat hati ingin menggunakan Wina, untuk mencelakai Senja, berakhir ia yang mendapatkan malu, karena insiden jus buah naga.
Sepanjang jalan dari restauran sampai ke parkiran mobilnya, banyak pasang mata yang memperhatikan serta mengambil foto dan video Anyelir, walaupun sudah memakai masker, tetap saja masih banyak orang yang dapat mengenalinya.
Kebangkrutan perusahaan Papa nya, sudah banyak di ketahui publik, karirnya menjadi terkena imbasnya, banyak kontrak kerja dari brand-brand ternama di batalkan bahkan di putus tengah jalan, apalagi kini ia sudah tidak lagi menyandang nama besar Rahardian.
Tidak ada lagi yang dapat ia andalkan, sang Mama asyik dengan dunianya sendiri, menghamburkan uang dengan bermain judi bersama teman sosialitanya, sang papa memilih menjadi seorang pemabuk, untuk mengobati sakit hatinya akan kehilangan seluruh kekuasaannya.
"Winna, kau pikir, kau bisa begitu saja cuci tangan, setelah semua kejahatan yang sudah kau lakukan bersamaku!" Anyelir bergumam puas, ia yakin sebentar lagi kehancuran Wina juga akan segera datang menghampiri sahabat baik nya itu. Anyelir tersenyum licik membayangkan seperti apa nasib masa depan Wina, setelah segala kebusukannya terbongkar.
~ Bersambung ~
Mohon dukungannya ya kak, harap tinggalkan jejak Like, Subscribe, gift & komentar. Terimakasih 🙏
padahal ini udh aku tunggu2 up nya... 🥰🥰 kngn sm si kembar . kangn bngt sm kakek agam..🤣🥰🥰🥰😘😘😘