Cinta Anak Majikan Dan Pembantu

adrian, aldi, juna dan bayu kini sedang berada di atas balkon, mereka terbahak bahak mendengar cerita juna dan bayu betapa posesive nya rere malam itu " jadi apa rencanamu kedepannya bay..?" tanya adrian yang memghentikan tawa nya.

"nikahi saja dia, kan kamu di tuntut untuk nikah tahun ini " timpal aldi yang medahului menjawab pertanyaan adrian, mereka tertawa kembali " aku tidak mau pak,, nanti mau dikasih makan apa dia,, secara aku ini seorang office boy"

" lagian mana bisa dalam satu malam kau sudah jatuh cinta padanya,, apa kamu terlena dengan semua itu,,??" celetuk juna keceplosan .

" wanita seperti dia memang harus di beri pelajaran, " ucap adrian

" apa kakak masih mencintainya..?" tanya aldi yang melihat perubahan wajah kakaknya.

"tidakkkkk".....

" ya sudah jangan sedih begitu, nanti ku ambil niki dari sisimu"

"sialan kau "

da terjadilah pukul pukulan bantal diantara mereka, sementara juna dan bayu hanya jadi penonton dan terkekeh dengan keakraban mereka.

**********

" terima kasih tuan " ,, ucap niki seraya membungkukan badannya pada seorang laki laki tampan, laki laki itu pun tersenyum pada niki dan berpamitan untuk pulang, karena laki laki itu sudah pergi, niki pun masuk ke dalam ia menyimpan sayuran di dalam kulkas " siapa laki laki tadi...?" tanya seseorang, seperti suara adrian niki pun menutup kulkas dan menoleh ke arah orang itu.

" mmm,,, itu tadi orang yang menolong aku "

" menolong...???,, "

" iya ,, tadi aku hampir kecopetan di pasar"

" apah,,,, kecopetan?? kenapa kamu tidak tungguin aku kalau mau pergi,," tegas adrian pada niki adrian pun maju selangkah demi selangkah sedangkan niki yang ketakutan memilih mundur, akhirnya tubuhnya merapat ke tembok adrian semakin mendekatakan wajah nya ke wajah niki

niki memilih memejamkan mata karena takut adrian memukulnya " sudah kukatakan, jika kamu masih menganggap aku ini bos mu aku tidak akan segan segan mencium mu di depan orang tuaku" bisik adrian di telinga niki, niki yang mendengar bisikan itu seketika membuka matanya , adrian menjauhkan wajahnya dan tersenyum nengejek ke arah niki yang diam terpaku. ia pun pergi meninggalkan niki, baru saja niki bernafas lega adrian kembali menghampiri niki " satu lagi,,, nanti malam aku mau mengajakmu pergi ke suatu acara" lalu adrian pergi lagi.

" huuuhhhfffttt.... selalu saja mengagetkanku, eh,, tadi dia bilang mau mengajakku ke suatu acara, kemana ya.??" niki hanya begumam gumam sendiri di dapur. lalu ia kembali melanjutkan aktivitasnya

sore hari niki mengambil jemuran di belakang lalu ia membawanya ke ruangan tempat pakaian karena niki akan menyetrika pakaian untuk bos nya pergi ke kantor,ia pun memulai menyetrika pakaian dan ia mengerjakan nya dengan suka hati, hasil kerja nya pun sangat rapi.

setelah selesai ia menaruh pakaian yang sudah di gantung menggunakan hanger dan si simpan rapi di dalam lemari, kini ia sedang berada di lemari tania dan menyimpan pakaian nya dengan sangat hati hati, niki merasa sangat takjub ketika melihat jejeran pakaian tania yang mewah dan pastinya sangat mahal, ia berdecak kagum di tengah tengah kekaguman nya melihat pakaian tania tiba tiba tania menepuk bahu niki, sontak niki pun kaget dan merasa malu

" eh,, nyonya maaf saya sudah lancang,," ucap niki yang sedikit ketakutan. lalu tania mengambil salah satu dres selutut berwarna putih dan jaket jeans lalu di berikan kepada niki, niki sempat bingung apa maksudnya tania memberikan dress itu padanya " ini,, ini maksudnya apa nyonya..?" tanya niki sambil menenteng dres yang ia terima dari tania.

" itu adalah dress dimana aku dulu pertama kalinya di ajak pergi ke suatu acara oleh mas hendra ",,, niki membulatkan bibirnya mendengar cerita tania, "*ooo*,,, jadi maksudnya nyonya mau memakainya lagi sekarang??"

" ehmm.... ish kau ini ki,, mana mungkin aku memakainya lagi saat itu aku masih seusia mu sekarang aku sudah mmmm......." tania menghentikan kata katanya dan mereka pun tertawa bersama " nyonya ini,, masih terlihat seperti seumuran ku, jadi masih boleh kok di pakai" ucap niki yang di iringi tawa ringan.

" dress itu buat kamu nak..."

"hah... buatku?? tapi......."

" bukankah nanti malam kalian mau pergi ke suatu acara, jadi,,,, aku mau kamu pun memakai ini sama seperti saat dulu aku di ajak pergi pertama kalinya..."

niki merasa terharu dengan kata kata tania, ia pun mengucapkan terima kasih atas dress nya " so,, mulai sekarang berhentilah menanggilku nyonya,, panggilah aku mama,,!" tania mengatakan hal itu dengan penuh ketulusan rupanya ia benar benar ingin niki menjadi menantu nya, niki yang tak bisa berkata apapun hanya bisa menundukan pandangannya dan menahan air matanya supaya tidak jatuh.

" panggillah aku mama,,,," ucap tania yang memperhatikan niki yang sedang menahan air matanya, raut wajahnya tidak bisa di sembunyikan lagi. rasanya ia berat untuk mengucapkan kata itu. tania menghela nafasnya dan menarik tangan niki, niki pun jatuh ke dalam pelukan tania dan mengelus rambut niki " dulu pun aku sama sepertimu,,,, bahkan aku ini orang miskin, tapi papa nya adrian dan ibu tidak mempermasalhkan semua itu, asal anaknya bahagia ibu setuju dengan pilihan anak nya. jadi... kamu gak usah takut niki,, " niki sangat kaget dengan semua penuturan tania, dan ada sedikit rasa lega di hatinya.

tania pun melepaskan pelukannya dan menyuruh niki untuk siap siap, niki pun keluar dan tak lupa mengucapkan terima kasih untuk yang ke dua kalinya,

ia pun menapaki anak tangga, sambil membawa dres yang di berikan tania tadi, di pertengahan ia berpapasa dengan adrian, niki pun langsung membuang muka nya karena takut debaran jantungnya terdengar oleh pujaan hatinya. adrian pun mendekat dan membisikan sesuatu " dandan yang cantik ya..." setelah mengucapkan kata kata yang membuat niki terpaku ia pun pergi ke kamarnya dengan wajah tanpa dosa, sedangkan seseorang masih berdiri di tempat sambil meremas remas jari jari tangan nya " uuhh lagi lagi dia berhasil membuat aku seperti ini " batin niki.

dan mereka pun bersiap siap di kamar mereka masing masing,

30 menit kemudian

adrian duduk di sofa ruang tamu dengan perasaan tak bisa di jelaskan sedari tadi ia berdiri mondar mandir dan duduk lagi menunggu niki keluar, mahendra dan tania yang melihat anak sulung mereka seperti gelisah itu hanya saling memberi isyarat dengan melemparkan pandangan mereka.

tak lama niki keluar dari kamarnya dengan mengenakan dress yang tania berikan, ia berjalan ke arah adrian melewati mahendra dan tania, raut wajah mahendra berubah ketika melihat baju yang di pakai niki serasa ia ingat sesuatu, " mah,, baju itu serasa gak asing buat papa.."

ucap mahendra sambil menarik tania ke dalam pelukan nya

"benarkah..??"

"hmmm"

adrian sepertinya terhipnotis dengan kecantikan niki sejak niki keluar dari kamarnya ia tak berhenti memandang gadis imut itu, niki jadi salah tingkah di buatnya

"maaf,, menunggu lama "

" ayo berangkat kita sudah telat, " ajak adrian sambil menarik tangan niki keluar. adrian membuka pintu mobil di depan dan menyuruh niki masuk sementara adrian menyusul dan duduk di kursi kemudi.

" sayang..."

" hmmm ,, eehhh.."

" seharusnya kamu jangan dandan secantik ini, kamu mau buat aku cemburu ya.." gerutu adrian sambil mengemudikan mobilnya .. " eh .. tadi dia bilang aku cantik" batin niki.

" siapa yang cantik,? aku biasa saja bahkan make up ku aja tipis" sangkal niki yang benar adanya. tiba tiba adrian menghentikan mobilnya dan tubuhnya berbalik ke arah niki, gadis itu menatap adrian balik " kenapa berhenti..?"

" mulai sekarang aku akan memberimu peraturan, peraturan yang harus calon istri patuhi ...!"

niki mengangkat kedua alisnya, ia merasa bingung apa maksud adrian " peraturan apa ...?" tanya saja biar gampang.

" peraturannya adalah, seorang istri hanya boleh tampil cantik di depan suaminya, dan kalau perlu jika istri mau keluar harus memakai topi atau nggak hijab, atauuu,,, istri sama sekali tidak boleh keluar, jika istri melanggar peraturan, maka istri harus di hukum.." tegas adrian

" di hukum..??hukuman apa?"

" istri akan di kurung di dalam kamar selama satu minggu dan melayani suami.."

" apaaaahhhhhhh" niki berteriak kaget sampai sampai ia menutup mulut dengan tangan nya , ia membayangkan kejadian yang barusan adrian katakan dan bergidik ngeri.

"ehhh... kan aku bukan istrimu.." celetuk niki

" aku tahu,, tapi aku akan bilang sama mama dan papa supaya pernikahan ini di percepat.."

" apaaaaahhhh" ...

dan pertengkaran konyol itu berlanjut selama perjalanan.

bagi adrian bahagia itu sederhana, cukup menjahili niki dan membuat wajahnya bersemu merah itu sudah membuat bahagia .. hehhehe

to be continued ,,,,,,,

don't forget like, komen saran nya ttg ceritaku ya men temen ,, 😘😘