NovelToon NovelToon
Selingkuh Karena Kecewa

Selingkuh Karena Kecewa

Status: tamat
Genre:Poligami / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Tamat
Popularitas:213.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: tufa_hans

Diperlakukan bak seorang ratu oleh suaminya, membuat Mentari percaya bahwa tidak akan pernah ada orang ketiga di rumah tangganya.

Namun, kenyataan seolah menamparnya dan membuat ia sadar, bahwa ia hanya dimanfaatkan bukan diinginkan.

Pria yang sangat ia cintai dan sangat dipercaya sepenuhnya oleh wanita itu, kini berhubungan dengan wanita lain, dan hanya menganggap dirinya sebagai istri pajangan.

Jika menyerah karena dikhianati, itu bukan putri Devan namanya, Mentari yang merasa kecewa, ia memilih mencari seorang pria yang mau menemaninya tidur layaknya seorang suami pada istrinya, hingga hubungan terlarang itu membuat Mentari hamil dengan selingkuhannya tersebut.


Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Ikuti yuk karya Author ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tufa_hans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langit Dan Mentari

Beberapa hari kemudian.

Kini Mentari tengah bersiap-siap untuk menghadiri pernikahan Awan dan Pelangi. Wanita itu menatap pantulan dirinya di cermin, lalu ia melamun dengan air mata yang tiba-tiba menetes tanpa Mentari sadari karena ia tiba-tiba merindukan Gala yang kini jarang menemuinya.

Catherine yang tidak sengaja melihat sang putri melamun dengan air mata yang terus menetes, ia menghela nafas, lalu melangkah mendekati putri tercintanya, meskipun ia tidak tau banyak tentang masalah sang putri.

"Sayang, apa kamu masih memikirkan perceraianmu dengan Demian?" tanya Cathrine lembut.

Wanita itu kini berdiri di belakang sang putri saat melihat pantulan dirinya juga Mentari putrinya.

Mentari yang mendengar pertanyaan sang mommy, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, dengan air mata yang masih mengalir karena tidak bisa menahan sesak yang ia rasakan.

Sementara Cathrine kini menjauhkan tubuhnya dari sang putri, lalu melangkahkan kakinya untuk mengambil kursi dan duduk di dekat Mentari seraya menggenggam tangan putri tersayangnya.

"Ceritakan pada mommy, sebenarnya apa yang terjadi padamu, Nak? Jika daddymu tidak bisa menceritakan semuanya pada mommy, semoga kamu bisa terbuka pada Mommy." Catherine mengangkat tangannya, lalu menghapus air mata sang putri penuh kelembutan.

Mentari pun memberanikan diri untuk menatap wajah Catherine, lalu menatap orang yang melahirkannya itu penuh kesedihan. "Apa Daddy tidak menceritakan tentang Mentari pada Mommy?" tanya Mentari.

Catherine tersenyum, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Tidak! Daddymu hanya bilang bahwa kalian akan bercerai, dan saat mommy menanyakan alasan perceraian kalian, daddymu hanya bilang demi kebaikanmu dan kebaikan Demian juga," jawab Catherine lembut.

Mentari bingung dengan sikap Daddynya, karena Devan sebelumnya tidak pernah menyembunyikan apapun dari Catherine. Namun, saat itu yang terjadi malah sebaliknya.

"Demian menikah lagi, Mom! Dia punya istri lagi," ucap Mentari tanpa basa basi dan menatap Catherine penuh keseriusan.

Deg

"Apa?" Catherine terkejut mendengar ucapan sang putri.

Seketika air mata Cathrine terjun bebas, bayangan masa lalunya kini memenuhi pikiran wanita itu.

"Ta, tapi ... kamu tidak apa-apa 'kan, Sayang?" Catherine terus menerjunkan air matanya dan reflek berdiri sambil mengelilingi tubuh sang putri untuk memastikan bahwa putrinya tidak mengalami siksaan seperti dirinya.

"Mommy, Mommy kenapa?" Mentari yang bingung kini ikut berdiri, dan langsung memegang pundak Catherine yang kini terlihat sangat syok dan terus menangis sebelum Mentari menjelaskan semuanya.

"Mommy, Mommy kenapa seperti ini?" Mentari menatap Catherine yang terlihat rapuh saat mendengar kabar tentang sang putri yang diduakan oleh suaminya.

"Mommy, tidak ingin kamu menderita Nak! Mommy tidak ingin kamu menderita," ucap Catherine dengan suara yang tercekat karena menangis, ia tidak bisa membayangkan sang putri mengalami apa yang yang pernah Catherine alami.

Mentari semakin mengeratkan pelukannya mendengar ucapan sang Mommy, entah mengapa Mentari lebih sedih saat mendengar tangisan sang Mommy dibandingkan ditinggalkan suaminya menikah.

"Tidak, Mom! Mentari tidak pernah menderita, sekalipun Demian meninggalkanku, tapi aku masih dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku, seperti Daddy, mommy, Langit dan ... ,"

"Ayo kita berangkat!" ucapan Mentari tiba-tiba terpotong saat mendengar suara seseorang dari ambang pintu kamar.

Mentari pun melepaskan pelukannya, sementara Catherine langsung menoleh menatap seseorang yang kini menatapnya dan Mentari dengan begitu lekat.

"Mas ... " panggil Catherine terkejut.

"Mari, Dad!" jawab Mentari lembut.

"Ya sudah, kalau begitu aku ingin menemui Langit dulu sebelum dia berangkat ke Paris," ucap Devan dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Apa? Langit ingin ke Paris?" tanya Mentari yang semakin terkejut.

"Iya, Nak!" jawab Catherine tersenyum sambil menghapus jejak-jejak air matanya.

"Ya sudah, aku ingin menyusul daddymu dulu, cepetan ya Sayang!" Catherine menepuk-nepuk pundak putrinya yang masih memasang wajah datar tanpa ekspresi.

"Iya, Mom! Aku akan segera turun, aku juga masih ingin menanyakan beberapa hal pada Langit," ucap Mentari lembut.

Catherine pun tersenyum, lalu memegang pipi sang putri dan melangkah menjauh menuju pintu keluar, sementara Mentari menatap langkah Catherine hingga bayangan wanita yang melahirkannya itu menghilang di balik pintu.

"Aku mengerti menjadi kamu, Dek! Aku harap dengan kamu meneruskan pendidikan di sana, kamu akan melupakan Pelangi dan menemukan cinta yang baru meskipun rasanya sulit seperti apa yang kakak rasakan selama ini." Mentari menghapus air matanya yang kini mengalir dari pelupuk matanya.

*

*

*

Setelah semuanya sudah siap, kini Devan, Catherine, Langit dan Mentari menghadiri resepsi pernikahan Awan dan Pelangi.

Mereka kini mengucapkan selamat kepada mempelai dan keluarganya, hingga beberapa saat kemudian Mentari mencari minuman karena ia merasa haus.

Saat Mentari akan mengambil minuman di salah satu meja di pesta itu, ia kini dikejutkan dengan bunga yang terlempar ke arahnya hingga ia hampir saja jatuh kalau saja tidak ada yang menangkap tubuhnya.

Mentari yang jatuh pada tubuh seseorang, ia kini mendongak. Lalu, manatap pria itu dengan begitu lekat. serta air mata yang mengembun.

Mentari menatap pria tersebut dengan begitu lekat. Tatapan mereka terkunci dan saling tatap dengan tatapan yang begitu dalam hingga keduanya kini lupa pada sekelilingnya. "Gala?"

Mentari terus menatap Gala penuh kerinduan, begitu pun sebaliknya, hingga mereka kini menjadi pusat perhatian di resepsi tersebut.

"Mentari!" Suara seseorang memecah kesunyian yang disebabkan oleh Gala dan Mentari.

"Demian?" gumam Mentari saat ia menatap seseorang yang kini memanggilnya.

Sementara pria itu melangkah mendekat dan menarik tubuh wanita itu hingga kini Mentari berada di posisinya. Ia tidak terima melihat Mentari di sentuh oleh pria lain di keramaian, karena ia tidak mau harga dirinya diinjak-injak oleh wanita tersebut.

"Mohon maaf!" Demian tersenyum pada semua orang yang kini menatap ke arahnya, Lalu, ia menarik pergelangan tangan Mentari menjauh dari keramaian, serta menatap wanita itu dengan wajah merah padam.

"Kita belum resmi bercerai, kau masih istriku, beraninya kau memeluk pria lain di tempat umum?" ucap pria yang baru datang itu seraya berdiri di samping Mentari.

"Gala tidak memelukku, dia hanya menolongku saat hendak jatuh tadi." Mentari membela diri.

"Terus di tanganmu ini apa?" tanya Demian seraya mengangkat tangan Mentari yang masih tidak melepaskan bunga yang di pegangnya tersebut.

"Bunga," jawab Mentari dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Jadi kalian sengaja ingin menangkap bunga ini bersamaan, pasti karena kalian sudah tidak sabar ingin segera menikah 'kan?" tanya pria yang masih berstatus sebagai suami Mentari itu.

"Jika memang iya, kamu pun tidak berhak untuk melarangnya, jangan lupa kalau sebentar lagi kita akan resmi bercerai." Mentari mengingatkan.

"Lepas!" Mentari mengehempaskan tangan Demian, lalu melangkah kembali pada resepsi pernikahan Awan dan Pelangi.

Sementara Gala kini menghilang begitu saja, dengan Mentari yang kini mencari keberadaan pria tersebut.

1
Shifa Burhan
kemunafik wanita dalam membuat novel

pemeran utama wanita (istri) bebas selingkuh bahkan membiarkan tubuhnya dijamah pria lain itu bukan kesalahan
sedangkan suami selingkuh adalah kesalahan paling fatal

*pelakor adalah wanita hina dan laknat sedangkan pebinor adalah lelaki sejati

kalian bangga dengan pemikiran munafik kayak gini yang kalian bawa kedalam novel kalian, miris
Nadiyah1511
cus lah☺️
Tufa Hans: Terima kasih Kakak 😍
total 1 replies
Alifah Azzahra💙💙
Aku yakin kamu pasti menyesal Demian
Alifah Azzahra💙💙
Mewek Thor 😭😭😭
Alifah Azzahra💙💙
Ih ternyata cinta masa kecil toh Bara🤭🤭
Alifah Azzahra💙💙
Bilang sja Gala karena kmu sudah tertarik dengannya kan😆😆
Alifah Azzahra💙💙
Kayaknya bakalan ada calon menantu dan mertua yang kompak nich🤭
Alifah Azzahra💙💙
Kalau Ronald bebek 🦆 berarti temannya 🦆🦆 Dong😆😆
Alifah Azzahra💙💙
Menarik🥰Tapi perasaan aku pernah mampir d karya Author yg ini deh🤭Tpi nggak apa2 karena alurnya menarik 👍
Alifah Azzahra💙💙: Mungkin para Raiders mengira kita cowok karena namanya mungkin bang🤣🤣
Tufa Hans: Soalnya kadang dipanggil Abang, Kak 🤣🤣🤣
total 6 replies
Ita Sah Sah
Luar biasa
gaby
Aq baru baca thor & dah liat endingnya. Walau sadending tp bagus bgt. Toh walau mreka mati, tp mati bersama & saling berpegangan tangan. Bukan salah satu yg mati & yg hidup nikah sm yg lain
Melani Sunardi
Luar biasa
Melani Sunardi
wah ga mau sakit jadi langit nyubit gala ya thor.....
Tufa Hans: Iya, Kak 😂
total 1 replies
Elma Hilma
Biasa
Elma Hilma
bagus thor,.. Aku suka
Uthie
Cerita yg menarik saya diawal part-nya 👍👍👍
Uthie
sebenarnya cinta bersambut sejak dulu 🤗
Uthie
Ogtu ☺️
Uthie
baru ketemu judul ini... mampir dehh 👍
Musniwati Elikibasmahulette
ga asik ceritanya
awal awal aja yg indah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!