Saat mencoba menerobos ke tingkat kekuatan tertinggi, Xiao Chen—Raja Para Dewa Kultivator—terhisap ke dalam celah dimensi dan terdampar di dunia asing yang hanya mengenal sihir dan pedang.
Di dunia yang nyaris hancur oleh konflik antar ras dan manusia yang menguasai segalanya, kekuatan kultivasi Xiao Chen bagaikan anomali… tak dapat diukur, tak bisa dibendung.
Ia terbangun dalam tubuh muda dan disambut oleh Elvira, elf terakhir yang percaya bahwa ia adalah sang Raja yang telah dinubuatkan.
Tanpa sihir, tanpa aturan, hanya dengan kekuatan kultivasinya, Xiao Chen perlahan membalikkan dunia ini—membangun harapan baru, mencetak murid-murid dari nol, dan menginjak lima keturunan manusia terkuat bagaikan semut.
Tapi saat kekuatan sejati menggetarkan langit dan bumi, satu pertanyaan muncul:
Apakah dunia ini siap menerima seorang Dewa... dari dunia lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GEELANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 – Keturunan Pahlawan dan Surat dari Masa Lalu
Langit masih menyisakan percikan petir dari duel siang tadi. Namun suasana Akademi Astra Magna mulai tenang, meski ada satu nama yang terus dibicarakan: Xiao Chen, bocah dari Zona C yang mengalahkan pewaris Keluarga Cahaya hanya dengan satu jari.
Namun di tempat yang jauh dari akademi… dunia yang lama juga mulai bergeliat.
📜 Elvarion yang Terlupakan
Sementara itu, di reruntuhan kastil yang tengah dibersihkan oleh para makhluk hutan dan ras minor…
Elvira duduk sendiri di ruang bawah tanah, di hadapan peti batu besar dengan ukiran naga, elf, dan simbol cahaya yang telah pudar.
Peti itu adalah peninggalan ayahnya—Raja Elvarion, pemimpin terakhir dari ras elf yang mengumpulkan berbagai ras minor dan dituduh sebagai iblis oleh umat manusia.
Elvira menempelkan darahnya ke ukiran.
> “Aku… sudah menemukan dia, Ayah. Raja dari Langit.”
Peti terbuka perlahan, mengeluarkan cahaya hangat dan lembut.
Di dalamnya: sepucuk surat tua, kristal hijau menyala, dan peta dunia kuno.
📄 Isi Surat Rahasia
> "Bila surat ini sampai padamu, wahai penerus Elvarion, maka kau telah bertemu Sang Raja dari Langit—seseorang yang kekuatannya melampaui dunia ini.
Dunia kita dibangun di atas darah para ras, dibentuk oleh Enam Pahlawan Besar. Lima dari mereka mengambil kekuasaan, satu menolak. Aku adalah yang menolak."
Elvira menggigil membaca nama-nama yang disebut:
Gravion
Halberd
Zekros
Sylvon
Mordric
> "Keturunan mereka masih memimpin, membungkus dunia ini dengan kebohongan dan sihir yang cacat. Tapi saat Raja dari Langit bangkit… dunia akan mengalami kebangkitan kembali. Tugasmu adalah membantu kebangkitan itu."
"Dan bila ia bersedia… tuntun dia ke Ruang Takdir—tempat rahasia yang hanya bisa dibuka oleh darah Elvarion dan kekuatan langit."
💠 Elvira Bergumam
> “Jadi… benar. Dunia ini sengaja dibatasi oleh sihir agar tidak tumbuh melebihi mereka.”
“Sihir mereka adalah rantai. Kultivasi Xiao Chen adalah kunci pembebasan.”
Elvira menggenggam kristal dan menyisipkan surat itu ke dalam ruang dimensi pribadi.
> “Aku akan bangkit. Aku akan menjadi pendamping yang layak bagimu.”
🏰 Akademi Astra Magna – Ruang Rektor
Rektor Aetherion membaca laporan duel.
> “Mengalahkan Leonhart dengan satu jari. Tidak tercatat menggunakan sihir. Tidak terdeteksi mana…”
“Ini... teknik kultivasi murni?”
Di sebelahnya, berdiri seorang lelaki tua dengan jubah putih dan mata tajam: Archmage Mordric III, keturunan langsung dari Pahlawan Cahaya.
> “Rektor, jangan bermain-main dengan kekuatan tak dikenal. Kita telah menjaga dunia ini dengan sistem sihir selama seribu tahun.”
“Bila ada yang mengusik fondasinya, aku sendiri yang akan turun tangan.”
👤 Dalam Bayang-bayang: Faksi Rahasia Bergerak
Di suatu tempat di istana kerajaan utama, seorang pria muda berambut emas berdiri di hadapan cermin.
Zane Halberd, salah satu dari lima keturunan pahlawan, menggenggam gulungan berisi nama-nama murid akademi.
> “Xiao Chen... tidak punya catatan keluarga. Bukan dari keluarga sihir mana pun.”
“Lalu… dari mana kau muncul?”
Sementara Itu, Xiao Chen
Di kamarnya, Xiao Chen duduk bersila, tubuhnya dipenuhi aura halus tak terlihat.
Setiap detik ia berkultivasi, tubuhnya berubah. Ia menyerap energi dari udara—energi spiritual, bukan mana.
> “Dunia ini lambat… tapi memiliki potensi tersembunyi.”
Ia membuka matanya perlahan.
> “Seseorang… sedang mengamati.”
Ia menoleh ke arah jendela. Tidak ada apa-apa. Tapi di luar sana, mata kekuasaan lama mulai menatap ke arahnya.
Di langit malam, seekor burung iblis yang terbakar jatuh ke hutan barat.
Pecahan kristal kuno terpancar dari tubuhnya.
Di kejauhan, sekelompok pemburu sihir hitam berseru:
> “Kristal Sumber! Hanya muncul bila ada fluktuasi energi dari luar dunia!”
> “Raja dari Langit telah turun…”