Jihan Gunawan, wanita 21 tahun yang menikah dengan pria 27 tahun bernama Niko Orlando, yang harus menelan pil pahit kala mengetahui jika dirinya ternyata istri kedua dari suami nya, yang ia sangka selingkuh di belakang nya, nyatanya ialah selingkuhan suami nya.
Apakah Jihan akan tetap mempertahankan pernikahan nya atau justru menyudahi pernikahan yang baru berumur 1 tahun itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
“A-apa maksudmu?”
Tanya Alin gelagapan tentu wanita itu merasa terkejut mendengar pertanyaan Niko yang terdengar aneh, bahkan wajah pria itu juga terlihat sedang marah, apa kebohongannya sudah terbongkar? Apa dokter yang menanganinya mengatakan jika ia tidak hamil? Habis lah ia kali ini jika semua itu benar terjadi.
“Maksudku kau tidak ingin tahu tentang keadaan bayi kita? Kau tidak lupa sedang mengandung kan?”
Tanya Niko membuat Alin menghela nafas panjang, untung saja Niko tidak curiga padanya atau mengetahui kebohongannya hingga membuat Alin bisa kembali bersandiwara seperti biasanya di hadapan semua orang terutama Niko, karena jika pria itu tahu kebohongannya mungkin ia akan di ceraikan saat ini juga.
“Sepertinya bayi kita baik baik saja, dia sangat kuat jadi dia akan aman, tapi aku tidak akan memaafkan kedua wanita itu, Niko kau harus menceraikan Jihan karena mencoba untuk mencelakai ku dan anak kita.”
Ucap Alin mengusap perutnya membuat Niko kini menatap jijik pada wanita itu yang terus saja berbohong selama ini, namun Niko tidak akan mengakhirinya semudah itu ia akan membuat Alin mengaku dengan sendirinya dan bisa segera menceraikan wanita itu.
“Urusan mereka nanti saja, sekarang kita periksa bayi kita dulu, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?”
Ucap Niko tentu saja membuat Alin ketar ketir saat ini, bagaimana ini? Bagaimana bisa Alin memeriksa kandungan nya dengan dokter lain karena tentu semuanya akan terbongkar saat ini juga, Alin pun kembali beralasan jika ia baik baik saja namun Niko tetap memaksa agar Alin segera memeriksa kandungan nya.
“Kalau begitu periksa dengan temanku saja, aku lebih nyaman jika bersama dia.”
Ucap Alin yang tentu saja punya alasan kenapa ingin memeriksa kandungan nya dengan teman dokternya itu karena Kirana akan membantunya, tapi tentu Niko sudah mengerti isi pikiran wanita itu dan tetap memaksa Alin agar periksa kandungan dirumah sakit itu dengan dokter kandungan yang lain.
“Aku bilang tidak mau Nik! Kenapa memaksaku?!”
Sentak Alin menepis tangan Niko yang mencengkram tangannya, Alin kemudian berlari menuju Neli yang sejak tadi hanya diam saja tanpa sepatah kata, Neli hanya bisa menatap Niko yang sudah memintanya untuk tidak ikut campur, sedangkan Alin terus saja memohon pada mama mertuanya itu untuk membelanya.
“Ma, kenapa tidak membela Alin? Lihatlah Niko sangat memaksa.”
Ucap Alin namun tak mendapat respon apapun dari wanita itu, sedangkan kini Niko menatapnya dengan senyuman sinis, kini sudah sangat jelas jika Alin takut semuanya terbongkar hingga membuat Niko sudah tidak tahan melihat wanita jtunyang terus saja berpura-pura.
“Kenapa? Kau takut kebohonganmu terbongkar? Kau takut semua orang tahu jika kau tidak mengandung?”
Deg!
Alin terdiam mendengar ucapan Niko, bagaimana bisa pria itu tahu tentang kebenarannya? Ingin mengelak tapi sepertinya sudah tidak bisa, lagipula Neli juga tidak berbicara sedikitpun untuk membelanya lalu dengan siapa lagi ia akan meminta bantuan? Sedangkan Niko kini menatap kecewa pada Alin, diamnya wanita itu sudah membuktikan jika semua memang benar.
“Aku kecewa padamu Alin, kenapa harus berbohong?”
Sentak Niko hanya mampu membuat Alin terdiam menunduk, begitupun dengan Neli yang terlihat juga sedikit kecewa pada wanita itu, Niko yang geram lantaran Alin tak menjawab pun memegang kedua pundak wanita itu lalu memaksa Alin untuk menjawab semuanya.
“Katakan Alin! Kenapa kau membohongi semua orang? Kau tahu bagaimana bahagianya kami mengetahui kau sedang hamil?”
Ucap Niko membuat Alin seketika mengangkat wajahnya menatap Niko dengan tajam, bahagia? Tapi yang selama ini Alin lihat tak ada raut wajah bahagia yang Niko tunjukkan pria itu justru lebih mementingkan Jihan dari pada dirinya, lalu sekarang pria itu mengatakan bahagia? Alin kemudian menepis tangan Niko dari pundaknya dengan kasar.
“Bahagia? Kau? Jangan berbohong Nik! Aku bahkan tidak melihat rasa bahagia di dirimu saat aku mengaku sedang hamil! Kau tidak adil padaku Nik! Kau lebih mementingkan Jihan dari pada aku, karena itu aku berpura-pura sedang hamil!”
Pekik Alin membuat Niko terdiam, namun bukan merasa iba melainkan merasa kesal, tak adil katanya? Dalam beberapa bulan ini Niko bahkan jarang sekali bertemu dengan Jihan hanya karena selalu menemani dan menuruti keinginan Alin, bagaimana bisa wanita ini mengatakan dia tidak adil? Entah dimana letak ketidakadilan yang Niko lakukan.
“Aku tidak bisa menahannya lagi, Aku ingin kita berpisah.”
Deg!
Alin yang terlihat sangat marah kini justru berubah terkejut mendengar ucapan Niko begitupun dengan Neli yang terlihat sangat terkejut mendengar keputusan Niko, Alin pun menggelengkan kepalanya tentu saja ia tidak bisa menerima keputusan Niko saat ini yang menurutnya tidak adil hanya karena satu kebohongan yang ia lakukan.
“Tidak, kau tidak bisa melakukan ini padaku Nik!
Ucap Alin memukul Niko karena tidak terima dengan keputusan pria itu sedangkan Niko hanya diam lalu menahan tangan Alin, keputusannya sudah bulat ia akan tetap berpisah dari Alin karena wanita itu sudah keterlaluan, Neli pun mendekati Niko lalu melarang Niko untuk melakukan hal itu, ia benar benar tidak akan membiarkan Niko menceraikan Alin yang benar benar menaksir menantu kesayangan nya.
“Niko! Kau gila? Hanya karena wanita itu kau tega menceraikan Alin yang sudah menemanimu selama ini?”
Ucap Neli namun tak dihiraukan oleh Niko, pria itu kemudian memilih pergi untuk menemui Jihan yang entah kemana saat ini, sedangkan Alin hanya bisa menangis melihat kepergian Niko yang bahkan tidak berbalik untuk menatap nya padahal Alin sudah berdrama ingin melukai dirinya sendiri jika Niko tetap menceraikannya.
“Aku harus segera mencari Jihan.”
Gumam Niko segera masuk kedalam mobilnya, tujuan utamanya kini adalah rumah kakak iparnya, berharap jika Jihan ada disana, ia benar benar merasa bersalah karena tidak sempat meminta maaf telah membentak wanita itu sebelumnya, sedangkan Alin kini menangis di pelukan Neli, beruntung mama mertuanya itu masih berada di pihaknya.
“Ma, bagaimana ini? Alin tidak mau berpisah dari Niko!”
Ucap Alin, Neli juga mengangguk sama halnya dengan Alin ia pun tak setuju dengan keputusan Niko, bagaimana pun mereka akan membuat perhitungan pada Jihan yang menjadi penyebab semuanya, sedangkan Niko kini baru saja sampai di rumah kakak iparnya, tanpa menunggu lama pria itu segera masuk ke dalam rumah.
”Jihan!”
Pekik Niko memanggil Jihan, namun yang keluar justru Novi dengan raut wajahnya yang sedikit kesal pada Niko, dengan ketus Novi menghampiri Niko menanyakan tujuan pria itu, tanpa basa basi Niko pun mengatakan tujuannya datang untuk menemui Jihan, namun Novi tak mengizinkan Niko untuk menemui Jihan.
“Setelah menyakiti perasaannya kini kau datang untuk meminta maaf? Enak sekali dirimu? Kau tidak tahu mama dan istri pertamamu itu habis habisan menghina Jihan dihadapan semua orang tapi adik ku hanya diam saja, dan kau datang menyalahkan nya tanpa tahu apa yang terjadi.”
Ucap Novi membuat Niko semakin merasa bersalah, seharusnya ia tahu jika mama nya dan Alin akan mencari keributan lebih awal pada Jihan, namun karena panik dengan keadaan Alin, ia justru menyalahkan Jihan atas semuanya, Niko hanya bisa meminta maaf dan meminta Novi untuk mengizinkan nya bertemu dengan Jihan dan menjelaskan semuanya.
Namun sayang Novi tak mengizinkan Niko sama sekali hingga membuat pria itu berteriak memanggil Jihan agar segera keluar dari kamar, sedangkan Jihan yang sedang berada di dalam kamarnya hanya bisa menutup kedua telinganya agar tidak mendengar suara Niko memanggil namanya, jujur saja ia masih merasakan sakit mengingat Niko menyalahkan nya tanpa mencaritahu kebenaran nya lebih dulu.