Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Cerai
9
“Jadi kamu tahu kalau Salma itu yang belum bilang kalau itu udah nikah sama kamu?”
“Iya, aku tahu, pah,” jawab Rafa.
Papa Tio memutuskan untuk menelepon Rafa yang berada di Canada. Papa Tio merasa harus menceritakan hal ini pada Rafa takutnya Salma tidak menceritakan perihal kedatangan Rendra ke rumahnya. Namun, rupanya Rafa telah memainkan dramanya kembali.
Rafa mengatakan jika Salma belum mengatakan mengenai pernikahan mereka pada Rendra. Salma berdalih jika Salma belum siap karena biarpun Salma memilih selingkuh dengan Rafa dan menikah dengan Rafa tapi hubungan dia dengan Rendra sendiri sudah lama.
“Kamu tuh, bilangin coba ke Salma jangan kayak gitu. Harusnya kamu tuh bilang ke Salma kalau hal ini tuh bagusnya jangan di sembunyikan apalagi sama mantan pacarnya Rendra.”
“Iya, pah, nanti saya telepon Salma.”
“Tadi Rafa bener-bener kaget kayak orang linglung pas papa bilang kalau Salma udah nikah sama kamu. Kalian ini bener-bener yah.”
Sambungan telepon terputus seraya Salma yang naik ke atas. Salma meninggalkan kotak cincin itu di meja. Ia tidak membawanya karena tepat seperti kata Rendra jika itu adalah duri yang sengaja Rendra hadiahkan untuk Salma.
Ditengah peningnya kepala Salma ia malah mendapatkan pesan dari Vania. Kakak iparnya yang entah mengapa semenjak di rumah sakit pertama kali, Vania seperti menyimpan kebencian pada Salma.
From Vania: Dasar perempuan gatel. Udah tau bersuami masih aja kamu kegatelan sama laki-laki lain. Kalau kamu Cuma ngincer harta dari Rafa mendingan kamu ceraikan Rafa sekarang juga. Apa-apaan kamu ini. Suami lagi nyari nafkah di luar negeri enak-enakan kamu sama laki-laki lain disini. Pantesan aja kamu gak mau ikut Rafa. Rupanya kamu emang mau selingkuh. Perempuan selingkuh itu emang penyakit tahu gak!
Tidak lupa Vania juga mengirimkan foto Salma dengan Rendra tadi sore. Hari itu, kepala Salma sungguh terasa ingin pecah. Masalah karena satu orang seperti terus menimpanya. Dan sekarang di tambah Rafa yang menelepon dirinya.
“Apa sih? mau cerai? Udah ketemu jalan buat cerai? Ayo ceraikan aku sekarang juga. Lebih cepat lebih baik dari pada aku harus hidup dengan laki-laki yang sama sekali gak aku sukai!” sembur Salma memekak telinga Rafa.
Seperti ada jeda diantara mereka. Jeda yang terasa begitu hening sampai Rafa memastikan jika sambungan telepon diantara mereka masih tersambung. Dan rupanya masih tersambung hanya saja Salma yang baru saja marah-marah itu seketika diam.
“Papa barusan nelepon. Katanya ada Rendra dateng ke rumah,” Suara Rafa begitu lembut namun tak cukup untuk menenenagkan hati Salma yang sedang marah.
“Iya dia dateng ke sini ke rumah bawa cincin tunangan. Sudah aku bilang aku akan tunangan sama Rendra. Sudah aku bilang kamu itu harusnya nyari cara biar pernikahan ini di tunda.”
Kali ini Salma terisak. Dan isak tangis Salma terdengar jelas oleh Rafa. Untuk pertama kalinya Rafa medengar tangisan Salma begitu menyiksa batinnya. Biasanya ia hanya menertawakan tangisan Salma tapi kali ini, terasa berbeda.
“Kakak kamu lagi tuh. Nuduh aku cewek matre. Nuduh aku ini cewek tukang selingkuh, aku ini penyakitan gara-gara mau diajak selingkuh. Kakak kamu nyuruh aku ceraikan kamu jika aku Cuma pengen harta kamu doang. Jujur aku gak keberatan kalau emang harus cerai sekarang.”
“Udah aku bilang gak usah dengeri mbak Vania.”
“Aku emang gak dengerin, aku anggap angin lalu tapi ucapan kakak kamu tuh bener-bener nyakitin aku. Lagian kenapa sih kakak kamu ini sensi banget sama aku emangnya aku salah apa?”
Sambil meluapkan isi hatinya Salma juga diam-diam curhat meksipun tidak terbilang curhat. Kali itu seperti unek-unek Salma pada Vania. Yang Rafa juga tidak tahu ada apa dengan Vania dan Salma.
Meskipun Rafa tahu watak Vania seperti apa tapi jika dilihat-lihat Vania itu memang seperti ingin memusuhi Salma. Ada perasaan yang membuat Rafa heran karena dulu sikap Vania terhadap Salma tidak seperti ini.
Sementara itu di rumah Vania. Perempuan itu sedang menggebu-gebu. Kesal karena pesan singkat yang dikirimnya ke Salma tak kunjung Salma balas. Padahal Vania telah menyiapkan balasan yang tak kalah pedasnya.
“Kenapa sih Ay?” tanya Effendi suami Vania.
“Si Salma nih, aku chat dari tadi di gak bales coba. Aku coba telepon di sibuk. Gak tau sebenernya lagi telepon siapa. curiga lagi telepon mantan pacarnya ini.”
“Lagi telepon Rafa kali, Ay. Udah jangan negatif thinking napa sih, Ay.”
“Gimana gak negatif thinking. Tiba-tiba aja coba dia mau selingkuh sama Rafa terus sekarang nikah. Kalau bukan si Salma ngincer uangnya Rafa ya dia ngincer apalagi. Si Rafa lagi bisa-bisanya kepincut sama si Salma.”
Vania uring-uringan tidak jelas bahkan sampai paginya ia masih uring-uringan karena ternyata Salma benar-benar tidak membalas pesan dari Vania.
Salma tiba-tiba mengerti jika Vania mungkin sedang nyari gara-gara dengannya. Salma pernah berhadapan dengan orang seperti Vania. Dan orang semacam itu memang harus di diamkan karena jika sampai dilawan maka mereka yang akan lebih galak.
Salma hari ini akan kembali bertemu Rendra. Bukan bertemu tapi lebih tepatnya Salma akan datang ke kantor Rendra atau ke apartemennya. Salma akan mengembalikan cincin yang diberikan oleh Rendra.
Namun, ketika jam makan siang belum juga selesai ia malah kembali mendapatkan pesan dari Vania.
From Vania: Pulang kerja ke rumah.
Hanya empat kata namun Salma sudah menduga jika sore nanti akan menjadi sore yang panjang untuknya.
“Kenapa lo?” tanya Kalani.
“Kakak ipar gue,” kata Salma sambil menyeruput kopi hitamnya. “Nyebelin banget coba. Semalem dia marah-marah nuduh gue matre lah segala macem. Mana pake segala bilang gue ini penyakit lagi gara-gara gue mau-maunya diajak selingkuh sama Rafa.”
Kalani menganggukan kepalanya sambil menatap Salma. “Hmm, drama kakak ipar,” kata Kalani. “Konon katanya kalau ibu mertua baik, suami baik ya itu ujiannya di kakak ipar adalah dakjjall.”
Salma menyeruput kopinya hingga habis. Perempuan itu nampak begitu lelah. Salma memijat pelipisnya. Ia tidak pernah sefrustasi ini meskipun menghadapi pekerjaan yang amat menumpuk.
“Gue pengen cepet-cepet cerai dari si Rafa tahu, gak,” kata Salma.
“Sal, lo yakin mau cerai?” tanya Kalani menimpali. “Gue lihat-lihat lo sama Rama cocok-cocok aja tuh. Terus, gue lihat dia ganteng dan cara dia liat elo pas nikahan juga gimana yah kek bener-bener liat elo dengan hati.”
“Semua itu gak cukup kalau guenya gak suka sama dia. Lo bayangin aja kalau misalkan gue gak cerai sama dia. Seumur hidup gue harus tinggal bareng sama orang yang nggak gue cintai. Meskipun tampan rupawan tapi kalau hati gak cinta ya capek juga, Kal.”
“Iya sih. Tapi masih muda udah jadi janda aja lo.”
“Emangnya kenapa kalau janda? Itu Cuma status doang kok gak ada anehnya.”
“Yaa elo tahu sendiri di negara tercinta kita streotip janda tuh kek gimana. Beda cerita kalau duda. Ya emang bener-bener yah hal kek gini tuh bikin jengkel.”
Salma diam lagi. Ia tidak terlalu memperhatikan ucapan Kalani. Ia tengah berpikir harus kemana ia sekarang. Harus pulang ke rumah kakak iparnya atau harus menemui Rendra.
Ada sebuah cincin di dalam tasnya yang harus ia kembalikan pada Rendra. “Gue gak mau ngembaliin cincin ini,” kata Salma memegang kotak merah beludru itu. “Ini yang gue inginkan dari Rendra sedari dulu. Tapi kenapa saat cincin ini dateng gue udah sama yang lain.”
“Gak sama yang lain juga sih sebenernya,” Timpal Kalani. “Saran gue sih elo bilang aja kalau elo sama Rafa ya nikah... nikah apaan sih lo tuh sama Rafa? Nikah kontrak bukan, nikah bohong juga bukan kek gue bingung deh.”
“ya nikah bohongan ajalah biar gampang. Tapi apa harus gue bilang itu ke Rendra?”
“Kalau elo mau balik lagi sama Rendra pas lo udah cerai dari Rafa, ya bilang aja.”
Salma kembali diam. Ia bimbang apa harus ia mengatakan hal ini pada Rendra. Ia takut Rendra akan membocorkan rahasia ini pada keluarga Rafa. Tapi jika tidak, Salma benar-benar ingin kembali bersama Rendra setelah ia bercerai dengan Rafa nanti, nanti yang entah kapan.
Bersambung
Menurut kalian ini Salma lebih baik bilang aja ke Rendra apa jangan yah?